69 - Rencana Jahat

9.2K 1.8K 247
                                    

Para staff menemukan Lucas sedang berdiri di taman dengan memegang sepasang sepatu pink di kedua tangannya. Tatapannya kosong ke depan, tapi tidak ada seorangpun disana.

Ketika mereka mendekati Lucas, ternyata pemuda itu sedang menangis tanpa mengeluarkan suara. Tentu saja para staff menjadi kebingungan, tapi mereka tetap meminta Lucas untuk kembali ke parkiran dan segera menaiki mobil.

Dengan mata yang masih sangat basah, Lucas menaiki mobil tersebut dan membuat anggota WayV yang lain menjadi bertanya-tanya.

Mereka semua menatap heran ke arah Lucas yang terus saja menangis dan tidak mau melepaskan sepasang sepatu pink itu dari tangannya. Sebenarnya tidak semua, karena Yangyang justru sedang tertidur di kursi belakang.

Kun mendekati Lucas lalu dia duduk di samping adik besarnya itu. Ten membukakan tutup botol air mineral untuk diberikan kepada Lucas.

Wajar saja Lucas menangis hingga tersedu-sedu, baru kemarin dia mendapatkan kabar perjodohan Tern yang langsung membuat hatinya hancur.

Dan kini hati Lucas kembali dihancurkan oleh seorang gadis lagi, dia merasa kisah asmaranya tidak pernah berjalan dengan mulus dan terus saja mengalami kegagalan.

"Udah cas, udah." Ucap Hendery sambil menepuk-nepuk bahunya padahal dia juga belum tau apa yang sedang Lucas tangisi.

"Nih minum dulu." Ten mengulurkan botol air mineral itu kepada Lucas, tapi dia menggelengkan kepala sambil masih menangis.

Xiaojun sedari tadi terus memperhatikan sepatu pink yang dipegang oleh Lucas, dia yakin pasti lelaki itu bertemu dengan Lala.

Selama ini, Xiaojun selalu memperhatikan sepatu yang dipakai oleh Lala kemanapun dia pergi, karena Xiaojun penasaran siapa orang yang membelikannya sepatu itu.

Pertanyaan kini telah terjawab, Lucas lah yang membelikan Lala sepatu pink tersebut. Jadi wajar saja Lucas menangis hebat karena Lala tiba-tiba mengembalikan sepatu pemberiannya.

"Lo ketemu sama siapa sih di taman?" Tanya Ten dengan kening yang berkerut bingung.

Lucas belum mau menjawab dan masih tetap menangis. Kun menyuruh Ten untuk diam dan jangan dulu menanyakan apapun kepadanya. Mereka terus berusaha menenangkan Lucas selama perjalanan menuju rumah.

Ketika mobil berhenti di depan rumah WayV, Yangyang terbangun dari tidurnya dan melihat semua orang sedang berkerumun di kursi depan.

"Ge, lagi apa? Kok gak pada turun?" Tanya Yangyang dengan suara serak.

Hanya Winwin yang merespon pertanyaan Yangyang itu. "Lucas nangis." Jawabnya singkat dan semakin membuat Yangyang bingung.

"Nangis kenapa?" Dia bertanya lagi.

"Gak tau deh, tapi tadi Lucas tiba-tiba aja lari." Jelas Winwin, Yangyang menjawab dengan anggukan kepala walaupun sebenarnya belum mengerti.

Kun membujuk Lucas untuk keluar dari mobil dan bercerita kepada mereka saat sudah di dalam rumah.

Dia menuruti suruhan Kun tersebut dan mulai berjalan sambil ditemani oleh keenam temannya yang lain.

Lucas duduk di sofa ruang kumpul, dia langsung dikelilingi oleh para anggota WayV lainnya. Mereka memberikan tatapan kasihan, bingung, dan penasaran.

Sepatu pink itu tetap setia dia genggam dan membuat mereka semakin curiga karena mungkin ada hubungannya dengan sepatu itu.

Ketika tangisan Lucas mereda, Kun mulai bertanya dengan nada suara yang sangat lembut.

"Tadi Lo kenapa tiba-tiba lari ke taman?" Tanyanya sambil mengelus tangan Lucas untuk meredakan tangisannya.

Dengan masih sesenggukan, Lucas pun menjawab. "Gua mau mastiin Lala ada di taman itu atau enggak ge. Dan ternyata Lala emang ada disana."

Ten, Winwin, Hendery, dan Xiaojun melebarkan mata mereka karena terkejut mendengar jawaban Lucas. Sedangkan Kun dan Yangyang merasa biasa saja karena mereka sudah mengetahui keberadaan Lala di taman itu.

"Gua beneran ketemu sama Lala, dia gak mau pulang ke rumah ini padahal gua udah paksa." Jelasnya.

Kun mengangguk setuju, Lala memang gadis yang selalu teguh pada pendiriannya dan tidak mudah goyah oleh rayuan siapapun.

"Dan dia bilang lagi nunggu Yangyang di taman itu." Ucapan Lucas ini membuat Yangyang menjadi panik. Dia tidak pernah menceritakan kepada kakak-kakaknya bahwa Lala sedang menunggu dirinya di taman.

Hal itu membuat Yangyang langsung menerima tatapan mata dari keenam kakaknya.

"Lo beruntung banget, yang." Kata Lucas dengan suara parau.

Yangyang tidak bisa berkata-kata, di sisi lain dia merasa bersalah dan juga egois karena diam-diam akan bertemu dengan Lala.

Xiaojun yang mendengar bocoran dari Lucas itu memikirkan sebuah ide yang sepertinya akan menyakiti hati Yangyang.

Dia tidak ingin melakukannya, tapi lagi-lagi sifat egoisnya terus menguasai dan membuatnya melupakan rasa sakit yang akan diterima oleh Yangyang jika dirinya melakukan hal tersebut.








"Ibu mau aku pulang?" Yangyang bertanya kepada ibunya yang berada di ujung telepon sana.

Tiba-tiba saja ibunya meminta Yangyang untuk pulang ke kampung halamannya karena akan ada acara kumpul keluarga besar, ibunya merasa tidak enak jika anak laki-lakinya itu tidak ikut hadir.

Yangyang sebenarnya ingin menolak karena besok adalah hari yang dijanjikan oleh dirinya kepada Lala untuk menemui gadis itu di taman.

Tapi sang ibu terus memohon hingga membuat Yangyang tidak tega dan terpaksa harus berangkat ke kampung halamannya itu.

Yangyang berangkat pada pukul 12 malam pada hari itu juga, Kun mengkhawatirkan kesehatan adik terkecilnya karena dia belum sempat beristirahat.

"Beneran gak apa-apa langsung berangkat ke Taiwan?" Tanya Kun sambil memperhatikan adiknya yang sedang memasukkan beberapa baju ke dalam tas.

"Semoga aja gak apa-apa ge." Jawabnya tanpa menoleh ke arah Kun.

Setelah semuanya dirasa siap, Kun mengantar kepergian Yangyang sampai pintu rumah. Supir pribadi mereka yang akan mengantarnya ke bandara.

"Pulangnya kapan?" Kun bertanya lagi.

"Besok malem juga udah disini ge."

"Loh? Cepet banget? Gak seminggu aja disana?"

Yangyang menggelengkan kepalanya. "Aku punya janji sama Lala."

Mendengar hal itu membuat Kun merasa ada yang patah di dadanya tapi bukan tulang rusuk. Dia tersenyum datar dan menganggukkan kepala saja untuk merespon perkataan Yangyang.

"Pamit dulu ya ge." Ucap Yangyang dan mulai melangkah menuju mobil.

Kun melambaikan tangannya dan baru masuk ke dalam rumah setelah mobil yang membawa Yangyang itu mulai melaju.

Xiaojun diam-diam menguping dari lorong antara ruang tamu dan ruang kumpul. Rencananya akan gagal jika Yangyang benar-benar pulang besok malam.

Pemuda itu kembali memutar otaknya untuk mencari strategi lain sehingga idenya dapat terwujud.

Bagaimanapun Lala tidak boleh menemui Yangyang agar rencananya itu berhasil, Xiaojun berencana untuk datang ke taman itu beberapa jam sebelum pesawat yang dinaiki Yangyang melandas di Korea.

Kedengarannya begitu jahat dan keji, tapi Xiaojun tidak peduli. Yang penting dirinya bisa menjadi sandaran terakhir bagi Lala dan menemaninya di detik-detik terakhir gadis itu.








Pretty Cat | WAYV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang