50 - Insiden Lampu

9.7K 2K 384
                                    

Beberapa menit kemudian, si manager pamit pulang dan mengatakan kepada mereka untuk merawat Leon dengan baik.

Namun kucing coklat itu masih tertidur di dalam kandangnya dan tidak kunjung bangun.

Bella terus menggonggong karena merasakan kehadiran hewan lain di rumahnya, Ten berkali-kali menyuruh Bella untuk diam namun anjing itu malah semakin menggonggong kencang.

Tern pun turun ke lantai satu karena mendengar suara gonggongan anjing. Wajahnya tampak bahagia dan dia langsung menggendong Bella lalu menempelkan hidungnya ke hidung Bella.

"Utututu lucunya." Ucap Tern gemas.

"Dih caper banget ke anjing juga." Ten meledeknya dengan nada sinis.

"Iri bilang bos." Tern menjulurkan lidahnya.

"Siapa yang ngiri bos?" Ten pun ikut menjulurkan lidahnya.

Lucas yang baru turun dari lantai dua langsung menatap gemas ke arah kakak beradik itu. Sikap mereka tidak beda jauh, sudah seperti anak kembar.

Tapi Ten selalu marah jika disebut kembar dengan Tern, oleh karena itu Lucas hanya mengatakannya di dalam hati.

"Jahat banget kalian gak bilang ke gua kalau ngeadopsi anjing juga." Kata Tern sambil fokus mengelus-elus kepala Bella yang kini hanya diam.

"Hehe, lucu ya anjingnya?" Tanya Lucas sambil berjalan mendekati Tern dan Bella.

"Lucuuu banget!"

"Tapi masih lucuan yang ngegendongnya."

Perkataan Lucas yang tiba-tiba tersebut membuat Tern menatap kaget ke arahnya.

"Eh gimana?" Tern meminta penjelasan.

"Maksud si Lucas, Lo kaya anjing." Tapi yang menjawab malah Ten.

"Lo yang kaya anjing!" Balas Tern dengan menekan kata 'anjing'.

Sedangkan Lucas hanya tersenyum lebar hingga menampakkan deretan giginya, dia tidak berani menatap Tern dan hanya mengelus-elus kepala Bella.

Dari ruang tamu muncul Xiaojun yang masih saja membawa-bawa gitarnya. Dia duduk di sofa yang berada dihadapan Ten dan kembali memetik senar si gitar.

Suara tawaan Tern dan Lucas yang sedang bermain bersama Bella seperti hanya terdengar samar-samar di telinga Ten, karena dirinya fokus menatap tajam ke arah Xiaojun.

Apa yang Xiaojun katakan kepada managernya tadi dirasa sudah sangat keterlaluan bagi Ten.

Jika memang Lala masih hidup, seharusnya Xiaojun tidak usah juga menyuruh si manager untuk memancing Lala agar menggunakan nyawa nya lagi.

Padahal sebulan lalu Xiaojun lah yang paling mengingatkan mereka untuk tidak membuat Lala mengorbankan nyawanya.

Namun kali ini malah sebaliknya, Xiaojun seperti ingin membuat Lala menggunakan nyawanya hanya untuk membuktikan kepada si manager bahwa gadis itu benar-benar seekor kucing ajaib.

"Ten ge, main game lagi yuk." Ajak Winwin yang ntah sejak kapan sudah duduk di samping Ten.

"Gak ah, Lo jelek mainnya."

Winwin menatap malas ke arah Ten dan akhirnya memilih untuk bermain solo.

Sebenarnya Ten sedang tidak mood karena mendengar percakapan Xiaojun dengan managernya.

Dia bertekad untuk menahan Lala menggunakan nyawanya jikalau strategi kecelakaan panggung itu benar-benar dilakukan.

"Anak-anak! Tidur sekarang! Besok kita manggung di Incheon!" Suruh Kun dari lantai dua.

Pretty Cat | WAYV✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang