| Happy Reading|
🍂
"Lah kalo lo berpenampilan kayak gitu, mana mungkin lo bisa masuk cheerleader lagi."
"Yah gue tau, nggak mungkin gue bisa masuk cheerleader dengan penampilan kayak gini ... jadi gue mutusin nggak masuk cheerleader lagi, kalo nanti rahasia gue terbongkar gua bakalan masuk cheerleader," jelas Vira kepada Vina.
"Oke oke gue paham maksud lo."
"Vira! Vina! Kemana kalian, hah?! Udah jam tujuh kalian bakalan telat masuk sekolah," teriak mamahnya yang ada di bawah namun teriakan nya masih terdengar sampai di kamar Vira dan Vina.
"OMJ! Gue belum mandi!" pekik Vina yang membuat Vira menutup telinga sedangkan sang empu langsung berlari ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Vira yang tak mau menunggu lama akhirnya mengambil ransel miliknya berwarna pink baby yang bentuknya sama dengan milik Vina hanya saja milik Vina berwarna biru langit.
"Morning Mah, Pah," sapa Vira seraya menuruni anak tangga satu persatu menghampiri kedua orang tuanya yang duduk di meja makan menyantap sarapan yang ada di depan mereka masing-masing.
"Too sayang," jawab orang tua Vira beramaan, Vira membalasnya dengan senyuman manis lalu menarik kursi dan mendudukkan bokongnya.
"Loh Vir, kamu jadi berpenampilan nerd begini?" tanya mamahnya.
"Iyah mah."
"Morning my famly!" teriak Vina berlari turun menuju meja makan dengan rambut panjang nya yang ia gerai dan ranselnya berwarna biru langit berbanding terbalik dengan penampilan Vira saat ini.
"Too," sahut mereka bertiga bersamaan.
Vira membalasnya dengan senyuman lalu duduk di samping Vira dan menyantap sarapannya.
"Vira apa kamu nggak takut kalau kamu berpenampilan kayak gini kamu bakalan di bully sama temen sekolah kamu?" tanya mamahnya.
"Yah kalau ada yang berani bully putri Papah yang cantik ini tinggal keluarin ajah dari sekolah," jawab Papahnya enteng.
"Iyah bener tuh Pah, lagian 'kan ada aku mereka nggak bakalan bisa ngebully kita berdua," timpal Vina membenarkan yang dibalas anggukan dari Vira dan Mamahnya.
"Tapi Pah, emang nggak apa-apa kalau kita masuk sekolah sekarang? Semua siswa 'kan lagi ujian semester?" tanya Vina.
"Nggak, lagian kalian kan pinter nggak perlu ikut ujian, papah juga udah bicara sama kepala sekolah tentang itu. Dan lagi, kan Vina mau masuk cheerleader nanti bakalan gampang soalnya Kak Mely yang jadi pelatih cheerleader di sekolah milik papah."
"Wah kalo gitu aku masuk cheerleader mudah donk nggak pake repot segala," ucap Vira tersenyum sumringah.
"Yaudah kalo gitu, papah juga mau kasih tau kalian semua kalau besok Papah bakalan pulang ke Amerika buat ngurus perusahaan, kasian Kakak kalian kalau dia yang ngurus sendiri padahal dia juga baru kelas 2 Sma."
"Maafin Vira Pah, gara gara Vira kalian semua jadi repot pindah ke sini," ucap Vira menundukkan kepalanya.
"Vira, ini udah kewajiban kita sebagai orang tua buat lindungin kamu dan buat kalian sekolah dengan tenang jadi kamu jangan ngerasa bersalah gitu," ucap Mamahnya.
"Yang mamah kamu bilang itu bener, sekarang papah antar kalian ke sekolah," ucap Papahnya dan dibalas anggukan dari sikembar.
Mereka pun berdiri dan mencium punggung tangan Mamahnya lalu bergegas kearah mobil yang sudah di tunggu oleh papahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Jugendliteratur"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...