Vina mengerti maksud dari saudaranya, bahkan waktu ia tau kalau Vira hampir saja ... Vina menyalahkan dirinya sendiri karena tidak menemani Vira waktu itu.
"Yaudah kalau gitu gue turun duluan yah," ucap Vira yang dibalas anggukan dari Vina.
Vira akhirnya keluar dari kamar meninggalkan Vina yang masih setia di atas kasur sambil duduk menyilang, entah apa yang dipikirkan gadis itu sampai membuatnya melamun sendiri.
Vira segera menghampiri Irma yang sibuk didapur membuat sarapan, ia menoleh kearah meja makan yang kini makanan dengan asap kecil sudah tertata rapi di atas meja, hanya tinggal beberapa piring yang belum di letakan di sana.
"Morning Mah," ucap Vira tersenyum seraya mengambil piring yang berisikan griddlecake yang merupakan makanan khas Amerika namun juga populer di Indonesia, lalu meletakkannya di meja makan.
"Too sayang."
Vira hanya membalas ucapan Irma dengan senyuman, karena sudah tidak ada yang bisa Vira lakukan untuk membantu Mamahnya ia memilih duduk di salah satu kursi meja makan.
Selalu saja seperti itu, Irma terlalu lincah dengan urusan dapur ia sama sekali tidak perlu di bantu saat ia sedang memasak, menata makanan, namun Vira selalu saja ingin membantu walau yang dilakukan hanya seperti tadi.
"Vina mana?" tanya Irma kepada Vira sembari duduk disamping putrinya itu karena memang pekerjaannya sudah selesai.
"Katanya mau mandi dulu Mah," jawab Vira.
Irma mengangguk-angguk sebagai respon kemudian kembali menoleh ke arah Vira yang meneguk coklat panasnya. "Ntar kita balik sore atau kayak kemarin nggak apa-apa 'kan?" tanya Irma yang membuat Vira menghentikan aktivitasnya.
"Iyah nggak apa-apa kok Mah," jawab Vira.
"Yahh udah sarapan nggak ngajak!" teriak Alex sambil berlari kecil menuruni anak tangga dengan Vina yang mengekor di belakangnya yang membuat Vira dan Irma langsung menoleh.
"Alex, bisa nggak sih jangan teriak-teriak?" tanya Agra yang tiba-tiba muncul entah dari mana, karena tidak ada yang memperhatikan kedatangannya.
Alex? Laki-laki itu hanya cengengesan sembari menampilkan deretan giginya tanpa merasa berdosa sama sekali lalu duduk di kursi, lebih tepatnya di samping kanan Vira.
"Yaudah gih, sarapan!"
Hening.
Tidak ada yang bicara saat mereka tengah menikmati sarapan masing-masing, hanya ada suara gaduh antara sendok, garpu, dan piring yang terdengar, sampai Alex memecahkan keheningan antara keluarganya.
"Hari ini kalian mau balik ke Indo 'kan?" tanya Alex.
"Iyah, ntar sore."
"Indonesia bang, bukan Indo," kata Vina.
"Sama ajah Vin, tadi tuh cuman singkatan nya doang," balas Alex.
"Yaiyah tapi nama negara tuh nggak boleh di singkat tau," ucap Vina tak mau kalah.
"Kata siapa hem?"
"Kata gue ... barusan gue ngomongnya," jawab Vina.
"Yah 'kan---"
"Huts! Kalau di meja makan tuh yah makan, bukan nya debat kayak kalian berdua," lerai Agra yang membuat Alex dan Vina menutup mulutnya rapat-rapat.
Irma dan Vira hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, melihat perdebatan antara Alex dan Vina, seperti itulah sifat Alex kepada saudaranya tidak Vira tidak Vina pasti selalu di gangguannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Genç Kurgu"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...