Kini sudah waktunya jam istirahat kedua, namun keempat remaja itu masih setia di bangku mereka masing-masing, tidak memang di bangku mereka hanya saja posisi nya mereka balikkan hingga berhadapan dengan Vira dan Vina karena Rini dan Izah itu duduk di depan mereka.
Bukan hanya mereka yang berada di dalam kelas saat ini, sebagian besar siswi lainnya juga masih betah di dalam kelas, terkecuali para cowok yang hanya ada beberapa siswa saja.
Semuanya sibuk dengan aktivitas masing-masing, ada yang mengerjakan tugas, ada yang berjoget di depan layar handphone milik mereka atau biasa dibilang bermain tik tok.
Jangan tanyakan tentang luka di ujung mata Vira tadi, itu sudah diobati oleh Damar, tentu saja karena paksaan dari cowok itu sendiri, padahal 'kan Vina lah yang ingin mengobati saudarinya tadi namun Damar bersih keras untuk mengobati Vira.
Dengan alasan karena dialah penyebabnya Vira luka seperti itu, maka ia juga yang harus mengobatinya sebagai permintaan maaf walaupun sebenarnya tidak perlu.
Rini yang sedari tadi terus mengomel-ngomel tak jelas selama ia kembali dari ruang guru. Tau kenapa? Ia seperti itu hanya karna tak terima jika dirinya dan Gilang satu kelompok, yang ada bukan tugas yang diselesaikan melaikan perdebatan mereka yang selesai.
Lain dengan Izah yang tampak senang karena sekelompok dengan pacarnya, yang akan jadi bukannya mengerjakan tugas melainkan mereka hanya pacaran selama waktu mengerjakan tugas itu.
Vira? Gadis itu hanya santai walaupun sedikit aneh karena ia berpasangan dengan Damar entah itu kebetulan atau memang Bu Anya sengaja, namun itu tidak mungkin juga 'kan?
Damar pun sempat mendatangi Vira tadi sebelum ia keluar dari kelas bersama teman-temannya, hanya sekedar memberi tahu Vira untuk mengerjakan tugas mereka esok hari setelah pulang sekolah, itu mencari perhatian atau apa?
Sama halnya dengan Rini, Vina pun setengah kesal karena ia berpasangan dengan Aryan cowok menyebalkan itu, namun karena Vina terlalu menjaga image, maka ia tak mengeluh seperti yang dilakukan Rini saat ini.
"Bu Anya ada-ada ajah deh, masa gue harus sekelompok sama Gilang sih," omel Rini.
"Bu Anya 'kan nggak tau apa-apa Rin," ujar Izah yang di angguki oleh si kembar.
Rini menghela nafas, kemudian gadis itu meletakkan kepala nya di atas meja dengan lengannya dijadikan sebagai bantal menengok Izah yang duduk di sampingnya.
Tiba-tiba suara riuh dari luar kelas kini terdengar di kelas X IPA 1 saat itu, sentak membuat seisi kelas terkejut dan berlari keluar kelas karna penasaran.
Teriakan memuja dari siswi-siswi entah ditujukan untuk siapa, bahkan siswa kelas X IPA 1 pun ikut-ikutan berteriak seperti orang kerasukan.
Rini yang tadi melemas hanya karna berkelompok dengan Gilang pun kini menaiki meja untuk mengintip apa yang terjadi di luar kelas mereka sampai heboh seperti itu.
Padahal dia ketua kelas bukan? Tidak seharusnya mencontohkan hal seperti itu, namun Rini tetap saja melakukannya naik keatas meja seraya mengintip keluar jendela kaca yang sedikit tinggi hingga tak dapat dicapai jika tidak naik ke atas meja, Izah pun ikut-ikutan dengan apa yang dilakukan ketua kelas mereka itu.
"Gila! Ganteng parah!"
"Itu putra sulung pemilik sekolah ini 'kan?"
"Pacar gue itu!"
"Senyummu itu loh Bang."
"Style nya yaampun keren amat!"
"Ganteng pake banget!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...