Angga yang baru saja datang menatap aneh Refan yang katanya ingin menemui Vira dan Vina malah bersembunyi di belakang pohon seperti penguntit.
Cowok itu mendekati Refan yang entah sendang apa, tangannya terulur menepuk pelan bahu Refan namun mampu membuat cowok itu terlonjak kaget seperti orang ketahuan mencuri.
"Ngapain lo di si--"
Ucapan Angga terpotong gara-gara yang langsung menutup mulut cowok itu, Refan mendengus ... kalau ketahuan sama Vina bagaimana?
Angga melepas tangan Refan yang menutup mulutnya, apa-apaan ini ia baru saja ingin berbicara mulutnya sudah dibekap seperti itu.
"Jangan berisik bego! Kalau gue ketahuan gimna?"
"Emng lo ngapain sembunyi kayak gini? Mending langsung nyamperin ajah susah," ujar Angga lalu melangkah menuju si kembar namun dengan cepat Refan menarik lengan seragam cowok itu.
"Ngapa sih lo?"
"Liat yang bareng si kembar itu siapa bego! Lo mau kesana?" tanya Refan yang membuat Angga menoleh.
Angga yang menatap sosok Aryan pun ber 'oh' ria saja, pantas Refan tak ingin menghampiri Vina, ternyata ini alasannya, alasan lain bukannya Refan ingin menjadi pengecut tak menampakkan diri di depan saingan, hanya saja ingin tahu apa yang mereka bicarakan.
"Terus, lo mau nguping ajah ceritanya?"
"Udah, dengerin ajah dulu kali."
Lain halnya dengan Vina, gadis itu tersenyum tipis saat pandangannya tak sengaja menangkap sosok Refan dan Angga yang sedang mengintip kegiatannya, padahal mereka dipanggil lalu kenapa bersembunyi seperti itu?
"Oke, to the poin," ujar Vira yang membuat Vina dan Aryan menoleh ke arahnya.
"Aryan, lo udah tahu semuanya 'kan?" tanya Vira kepada Aryan.
"Lah si Vira, cara lo ngomong ternyata kek si Vina juga?" tanya Aryan balik.
"Lo 'kan udah tahu semuanya, maksud gue manggil lo itu gue mau jelasin tujuan gue sama Vina nggak ungkapin indetitas asli gue," ucap Vira serius seraya melepas kacamata bulatnya.
Vira mengaitkan kacamatanya pada kerah seragamnya, kemudian gadis itu meraih handphone aslinya yang sengaja ia bawa hari ini.
Gadis itu menggeser pola handphone nya dengan lincah, kemudian menekan salah satu aplikasi di dalamnya dan mencari sesuatu di sana.
"Lo pernah liat foto ini sebelumnya 'kan?" tanya Vira menunjukkan foto dari handphone nya yang sama persis dengan yang pernah ditemukan Aryan dulu, sampai-sampai cowok itu mengira kalau Vina lah yang ada di foto itu.
"Lo masih nyimpen foto itu Vir?" tanya Vina tak mengerti.
Pasalnya, Vina melihat sendiri waktu di mana Vira membakar serta menghapus semua fotonya bersama Samuel, baik yang sudah di cetak maupun masih di dalam handphone.
Lalu? Bagaimana bisa foto itu masih ada di handphone saudarinya sekarang? Benar-benar membuat Vina tak mengerti maksudnya.
"Lo nggak inget, 'kan waktu gue hapus ni foto belum sampe satu bulan, makanya masih bisa dilihat biar udah diapus," jawab Vira yang membuat Vina mengangguk paham.
"Ini foto lo yang waktu itu 'kan Vin?" tanya Aryan menoleh ke arah Vina sambil mengingat-ingat.
Vina membalas pertanyaan itu dengan gelengan, sedang Vira menghela nafas pelan, ini tak bisa ia sembunyikan hanya dengan Vina saja, karena sudah terlanjur ketahuan sebagian lebih baik diceritakan secara rinci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Fiksi Remaja"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...