"Gue capek banget," ujar Vina saat keluar dari mobil.
Kini dirinya dan Alex sudah sampai di kediaman keluarga Agra, sama halnya dengan Vina, Alex pun keluar dari mobil lalu menyerahkan kunci mobilnya pada satpam penjaga rumahnya untuk di simpan di garasi mobil keluarganya.
"Lo dari tadi ngulang kalimat itu mulu, kagak ada kalimat lain yang bisa keluar selain itu doang apa?" tanya Alex jengah, karena memang benar halnya seperti itu, sejak Vina masuk ke dalam mobil hingga keluar kalimat itulah yang terus keluar dari mulutnya.
"Lo nggak peka amat sih sama adek sendiri, pantesan ajah jomblo sampe sekarang, orang lo nggak pekaan gini," cibir Vina seraya melangkah masuk ke dalam rumah dengan kakinya yang ia hentak-hentakan di lantai.
"Heh! Lo pikir lo udah punya pacar hah?" tanya Alex balik tak terima.
Yang benar saja, Vina meledeknya seperti itu, apa gadis itu sudah berkaca? Padahal semua tahu jelas kalau halnya dia juga sama dengannya yang tidak perna pacaran sekalipun.
Berbeda memang dengan Vira, ia sudah pernah menjalin hubungan mendahului kakaknya itu, seluruh keluarga pun menyetujui hubungan Vira dengan Samuel waktu itu, namun siapa sangka jika akhirnya akan seperti ini?
"Yah emang belum, lo pasti inget 'kan kalau gue itu sama sekali nggak tertarik sama cowok."
"Walaupun gue jomblo, gue tuh orangnya pekaan tau nggak? ! Nggak kayak lo!"
"Maksud lo gue nggak pekaan gimana hmm?" tanya Alex seraya mendekat kan kepalanya di samping Vina dengan wajah yang sok ia imut kan namun menyeramkan untuk Vina.
Vina menoyor kepala kakaknya itu tanpa berpikir dua kali, benar-benar menyeramkan jika Alex memasang tampang seperti itu, buktinya saja bulu kuduk nya naik saat ini.
"Jangan pasang tampang kayak gitu, muka lo nyeremin tau," ujar Vina namun tak dihiraukan oleh Alex sama sekali, malahan cowok itu malah sengaja ingin menggoda adik bungsunya itu.
"Kenapa jangan? Gue kegantengan yah kalau masang muka gitu?" tanya Alex menaikkan salah satu alisnya.
"Pede lo ketinggian!" sarkas Vina galak.
"Hayo loh ... gue ganteng 'kan? Akuin ajah deh," ujar Alex dengan pedenya yang di atas rata-rata, walaupun memang sebenarnya ganteng tapi tidak perlu melebih-lebihkannya juga 'kan?"
"Hih! Ganteng nggak pede iya!"
"Hmm ... jadi lo nggak mau akuin nih?" tanya Alex tersenyum penuh arti yang membuat Vina mengerutkan keningnya.
"Kalau nggak kenapa?" tantang Vina.
"Kalau nggak ... mungkin gue bisa sebarin foto waktu lo pelukan sama temen lo tadi pas di mobil," ujar Alex lalu menjulurkan lidah nya mengejek Vina kemudian berlari secepat mungkin, ia tahu apa yang akan dia dapatkan setelah ini.
"Abang! Lo ngefoto gue diem-diem?!" pekik Vina dengan wajah yang memerah menahan malu.
"Kalau iya lo mau apa?"
"Abang lucknut lo yah!" teriak Vina seraya membuka sepatu nya lalu berlari ke arah Alex dengan menenteng sebelah sepatunya siap meluncur ke arah Alex.
Jangan katakan Alex akan menerimanya begitu saja, cowok yang berstatus abangnya itu malah berlari menjauh saat Vina ingin meleparnya dengan sepatu di tangannya itu.
Terjadilah aksi kejar-kejaran antara dua adik beradik itu, tak peduli ketika mereka menabrak pelayan maupun supir keluarga mereka, keduanya benar-benar seperti anak kecil yang tidak tahu tempat untuk bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...