***
Kini Vira dan Vina berjalan beriringan di koridor sekolah yang ramai karena sudah waktunya pulang, dan sekaligus hari terakhir ujian tengah semester.
"Lo nggak apa-apa 'kan balik sendiri?" tanya Vina kepada Vira.
"Nggak apa-apa kali Vin, lo pergi ajah di lapangan basket bareng Kak Mely," jawab Vira dengan cara bicara aslinya karena suara ribut para siswa tidak akan mungkin mendengar percakapan mereka.
"Yaudah kalo gitu, gue duluan yah ... bayy," ucap Vira lalu berlari kecil meninggalkan Vira yang kini sudah sampai di gerbang sekolah.
Vira menghela nafas nya, terasa berbeda hari ini pulang sendiri tanpa Vina. Gadis itu berjalan menuju halte bus lalu duduk di salah satu bangku disana. Ia lupa kalau ia tidak membawa headphone nya, jadi dengan terpaksa ia harus menunggu taksi sambil membaca novelnya.
Vira sibuk dengan buku novelnya ditangannya namun tiba-tiba ada motor yang berhenti tepat di depan gadis itu yang membuatnya mendongak sembari melihat siapa yang memberhentikan motornya.
"Hey, lagi nunggu siapa?" ucapnya ramah sambil membuka helem yang terpasang di kepalanya.
"Lagi nunggu taksi," balas Vira.
"Gue anter pulang mau?" tawar Angga kepada Vira sambil turun dari motornya.
"Eh nggak usah, aku nunggu taksi ajah," tolak Vira secara halus.
"Nggak apa-apa kok Vir, ayok," ucap Angga sedikit memaksa bagi Vira.
Cowok itu menarik tangan Vira yang membuat gadis itu berkeringat dingin, dengan jantungnya yang berdegup kencang. Lagi-lagi ia merasakan ketakutan ini saat laki-laki menarik tangannya.
"Angga bisa---"
"Kalau anaknya nggak mau, jangan di paksa," ujar seseorang langsung menepis tangan Angga yang memegang tangan Vira.
"Gue nggak ada urusan sama lo, mending jangan ikut campur," ucap Angga datar namun dibalas tatapan sinis dari Damar.
Yups orang yang datang tiba-tiba adalah Damar, laki- laki itu datang dengan tatapan sinis nya untuk Angga.
"Gue juga nggak ada urusan sama lo, gue punya urusan sama dia," ucap Damar sinis menunjuk Vira bahkan gadis itu dari tadi hanya terdiam seribu bahasa merasakan suasana antara Damar dan Angga yang memberikan kecanggungan untuk nya.
"Vira lo ikut gue," ucap Damar meraih tangan kanan Vira lalu menariknya namun Angga juga tak mau kalah sampai ia menarik tangan kiri milik gadis yang tengah ia perebutkan itu.
"Nggak! Vira mau pulang bareng gue," ucap Angga.
Angga dan Damar saling melemparkan tatapan sinis mereka satu sama lain tanpa memperdulikan gadis yang ada ditengah mereka dengan mata yang merah, semakin membuatnya teringat kejadian yang belum hampir seminggu.
Vira tak tahan lagi ia menghempaskan kedua tangan cowok yang mengenggam tangannya, air matanya yang ia bendung turun tanpa ia suruh, hatinya terasa nyeri jika harus mengingat kejadian saat itu.
"Maaf aku bisa pulang sendiri," ucap Vira dengan bibirnya yang bergetar, ia segera berlari meninggalkan Damar dan Angga yang menatapnya heran.
"Semua ini gara-gara lo," ucap Damar.
"Kok lo nyalain gue? Semua ini salah lo, seharusnya lo nggak dateng tadi, gue juga heran sama lo yah, kenapa setiap gue suka sama cewek selalu lo yang mau rebut dari gue, belum puas lo ngerebut Syeli dari gue hah?" ucap Angga mulai terpancing emosi.
"Jaga omongan lo yah, gue sama sekali nggak pernah ngerebut Syeli dari lo."
"Bangsat! Banci lo," ucap Angga seraya memberikan bogeman mentah kepada Damar lalu kembali menaiki motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...