13. Bertemu Samuel

311 18 0
                                    

"Nggak tau gue, gue cuman nanya kenapa dia putus sama Samuel ... eh dianya malah nangis," jelas Gery yang tak habis pikir, Idham hanya manggut-manggut sebagai respon.

***

"Lo nggak apa-apa 'kan Vir?" tanya Vina saat mereka berdua kini masuk ke dalam kamar besar yang bernausa biru dan pink itu.

"Nggak, gue nggak apa-apa, mending lo siap-siap gih! Lo 'kan mau ke ultah nya Mikha," jawab Vira serta tersenyum.

Vina menghela nafasnya pelan saat Vira keluar kebalkon kamar mereka, segera Vina memutuskan untuk ke kamar mandi sekedar membersihkan dirinya.

Vira, gadis itu menatap kosong
los angeles, kota luas yang berada di Amerika. Vira yang di kenal bisa melakukan apapun, tidak takut dengan apapun, kini sudah terjebak pada kejadian malam itu.

Bagaimana pun Vira tetaplah manusia biasa, yang mempunyai kelebihan ataupun kekurangan, jadi merupakan hal yang wajar ketika ia trauma pada satu kejadian walau tidak ada yang mengetahuinya kecuali keluarga dan cowok itu.

"Vir," panggil Vina.

Vira menoleh ke arah Vina yang memanggilnya, terlihat kembaran nya itu sedang memakai dress berwarna biru langit selutut dengan pita berwarna hitam yang terletak pada bagian pinggangnya, dan gaya rambut seperti biasa ia urai namun kini memakai jepitan pada rambut di sebelah kiri dengan warna yang sama persis dengan bajunya sekarang.

"Lo cantik banget," puji Vira seraya menatap Vina dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Vina mendekati Vira yang kini menatapnya, kemudian gadis itu langsung memeluk tubuh saudara kembarnya yang bentuk tubuhnya tak beda jauh dengannya, bahkan tidak ada bedanya sama sekali.

"Lo juga cantik kok Vir, gimana pun kita ini kembar ... kalau gue cantik lo jauh lebih cantik dari gue Vir, lo pantes buat cowok yang tulus sama lo, gue nggak bisa ngeliat lo di hantui kejadian waktu malam itu, semoga lo bisa lupain kejadian waktu itu yah," ucap Vina yang masih memeluk Vira.

"Thanks, I'm really lucky to have siblings like you," ucap Vira dalam pelukan Vina dengan air matanya kini luruh tanpa di suruh.

Vina melepas pelukannya, lalu menghapus air mata saudaranya dengan kedua jempolnya seraya tersenyum.

"I know you can definitely forget what happened last time, you are a strong girl Vir, you have the right to be happy without thinking about the past that ended like that."

Vira tersenyum lalu mengangguk mendengar perkataan dari Vina, benar yang Vina katakan ia harus belajar melupakan kejadian malam itu dan lebih memilih lagi saat memutuskan untuk membangun sebuah hubungan yang baru, tentu dengan laki-laki yang serius tentunya.

Bib!

Suara kelatson mobil seseorang yang langsung membuat kedua gadis itu tersentak kaget, reflek keduanya langsung menoleh lalu menatap kebawah dan mendapati Idham yang tersenyum sumringah keluar dari mobil berwarna hitam.

"Tuh, jemputan lo udah dateng tuh, gih sanah!" usir Vira.

"Yaudah kalau gitu, gue pamit duluan yah ... kalau Mamah sama Papah pulang kasih tau mereka kalau gue lagi pergi," ucap Vina lalu berlari keluar kamarnya tak lupa mengambil bungkusan berwarna merah yang sudah di hiasi dengan pita yang diyakini Vira kalau itu adalah kado untuk Mikha.

Vira menatap Vina yang sudah sampai di bawah menghampiri Idham, gadis itu tersenyum kepada cowok itu kemudian masuk kedalam mobil. Tak lama setelah Idham ikut masuk mobil tersebut langsung bergerak menjauhi pekarangan rumah Vira yang super besar itu.

***
15 menit kemudian, Idham dan Vina akhirnya sampai di rumah Mikha, dari luar saja sudah kelihatan berbagai macam dekorasi khusus ulang tahun, dengan lampu warna warni yang mengantung di mana-mana.

Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang