Riuh tepuk tangan dari anggota cheers menandakan menerima Vina masuk bagian dari mereka dengan tangan terbuka, tanpa penolakan sedikitpun tapi berbeda dengan Cherly dan Yola yang sama sekali tidak menyukainya.
"Vin, lo balik sama siapa?" tanya Izah kepada Vina.
"Pulang sendiri, kenapa?"
"Nggak apa-apa, balik bareng gue yok ... gue nggak biasa balik sendiri, biasanya balik sama Rini tapi karna lagi ngumpul cheers jadi dia balik duluan," jelas Izah.
"Emang nggak apa-apa?"
"Iyah nggak apa-apa kok, pokoknya nggak ada penolakan, lo balik bareng gue," ucap Izah sambil menarik tangan Vina untuk meninggalkan lapangan karena memang sudah waktunya untuk pulang.
Vina menunggu di depan gerbang sekolah, sambil menunggu Izah yang pergi ke parkiran untuk mengambil mobil miliknya.
Bib!
Suara kelatson mobil milik Izah yang membuat Vina yang sibuk melamun pun tersetak kaget karnanya.
"Astaghfirullah, jangan ngagetin bisa nggak?" tanya Vina sambil mengusap-usap dadanya.
"Hehehe maaf," ucap Izah cengengesan sambil membuat jari berbentuk 'v'
Vina hanya menghela nafasnya lalu masuk kedalam mobil milik Izah sesuai isyarat yang diberikan Izah yang menyuruhnya masuk kedalam mobil.
Setelah Vina masuk kedalam mobil, Izah langsung menancap gas mobil miliknya dan meninggalkan area sekolah.
"Vin, sumpah deh lo tadi dance nya keren banget gila," ucap Izah dengan mata yang berbinar namun tetap fokus menatap jalan.
"Udalah, jangan berlebihan gitu," ucap Vina.
"Eh Vin, dengerin yah gue sama sekali nggak berlebihan ... lo tadi tuh bener-bener keren tau nggak bisa buat gerakan serasi banget sama musik padahal lo sama sekali nggak latihan, gue sempet ngerekam lo waktu dance tadi loh nggak ada yang ketinggalan sama sekali dari awal sampe selsai."
"Lagian bukan cuman gue doang tau yang bilang lo keren, semua anak cheers juga bilang gitu, terus tadi gue sempet ngakak juga lo tau, waktu ngeliat mukanya Cherly," ucap Izah heboh sendiri namun Vina hanya menyimak perkataan nya tanpa berminat untuk menjawab.
"Hening"
Vina benar-benar tidak mengubris perkataan Izah, ia hanya fokus kepada handphone yang ada ditangannya. Izah tiba-tiba menyondorkan headphone miliknya kearah Vina yang membuat gadis itu menaikkan salah satu alisnya tidak mengerti maksud Izah.
"Buat apaan? Gue punya headphone kok, nggak perlu lo kasih punya lo," ucap Vina polos.
Izah yang mendengar ucapan Vina tertawa terbahak-bahak yang membuat Vina semakin mengerutkan keningnya.
"Perasaan lo nggak polos deh Vin, kok lo mikir gitu andai yang bilang kayak gitu itu Vira mungkin gue maklumin, tapi ini lo," ucap Izah di sela-sela tawanya.
Vina menggaruk rambutnya yang tak gatal, bingung maksud dari Izah, ntah kenapa otaknya jadi lemot seperti ini.
"Maksud gue tuh, masukin no whatsapp lo di headphone gue loh Vina," jelas Izah gemas sendiri.
"Ohh bilang donk dari tadi," ucap Vina sambil mengambil headphone milik Vina.
"Sekalian sama no nya Vira, nanti gue suruh Rini masukin di grub kelas, sama grub sekolah kalau sempet," ucap Izah yang dibalas anggukan dari Vina.
"Kata sandinya apaan?" tanya Vina
"Tanggal jadian gue sama Beni," jawab Izah sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...