Vira memegang dahinya yang sudah ada hansaplast yang menempel di sana, kemudian gadis itu mengerut, jujur ia bingung kenapa Damar tertawa setelah menempelkan hansaplast di dahinya.
"Kenapa? Aneh yah?" tanya Vira.
Damar menggeleng, "Nggak, nggak aneh kok cuman yang lo pake sama yang gue pake itu couple jadi kayak sepasang kekasih gitu," ujar Damar.
Vira terdiam mendengar perkataan Damar, apa tadi? Kekasih? Apa maksud dari perkataan cowok itu?
Kini suasana canggung menyelimuti mereka berdua, entahlah Damar juga merasa bingung, apa ia salah bicara? Sepertinya tidak ... ia hanya bercanda mengatakan hal itu bukan?
"Ini jus nya Non," ujar ART nya tiba-tiba.
Vira tersenyum lalu berterimakasih kepada ART nya, setelah itu mempersilahkan Damar untuk minum sedang Damar sendiri bingung kenapa jusnya cuman satu?
"Kok satu doang? Punya lo mana?" tanya Damar.
"Emm gue nggak haus, lo minum ajah dulu," jawab Vira membuat Damar mengangguk mengerti.
Damar melirik jam dinding yang berada di ruang tamu Vira sudah menunjukkan pukul 03 : 32 PM, yang artinya Damar sudah lama berada di rumah gadis yang ada di sampingnya ini.
"Orang tua lo sama Vira kemana?" tanya Damar kepada gadis di sampingnya yang mengaku sebagai Vina.
"Nyokap gue ada di kamar, kalau Vina ... eh Vira maksudnya dia lagi tidur," jawab Vira gugub.
Damar mengangguk lalu beranjak berdiri dari sofa membuat Vira pun ikut berdiri menatap badan tinggi milik cowok di sampingnya ini.
"Gue pamit balik dulu yah, soalnya udah jam segini ... takut nyokap gue khawatir," ucap Damar.
"Lo pulangnya gimana?" tanya Vira.
"Lah iya, motor gue 'kan ada di sana," ucap Damar menepuk jidatnya, bagaimana bisa ia melupakan motor nya di dekat supermarket tadi?
"Gue anter lo pulang ajah, entar mortor lo gue suruh supir buat ambil," ucap Vira memberi solusi.
Vira meraih handphone miliknya lalu mengetikkan sesuatu di sana, lalu segera gadis itu menarik Damar untuk keluar tanpa ba bi bu karena Irma yang keluar dari kamarnya.
Vira juga sudah mengechat Irma kalau halnya ia ingin mengatar temannya pulang, sesampainya di teras rumah Vira segera berjalan ke arah mobil sport berwarna merah.
Sebenarnya ia tak yakin akan bisa mengendarai mobil, karena terakhir ia membawa mobil itu saat di ajar oleh Kakaknya dan itu yang terakhir kali sampai sekarang sudah tidak pernah.
Vira masuk kedalam mobil menempati kursi kemudi, ia harus yakin bisa membawa mobil saat di ajarkan dulu ia sudah cukup terlatih dan sudah bisa membawa mobil sendiri.
"Naik," suruh Vira saat memberhentikan mobilnya di depan teras rumahnya.
"Lo bisa bawa mobil?" tanya Damar memastikan, kalau cewek ini tidak bisa bawa mobil 'kan bisa-bisa ia akan mati muda 'kan?
"Aelah, naik ajah susah lo," ucap Vira.
Damar hanya menghela nafas lalu menurut, kenapa harus seperti ini? Biasanya kalau di cerita wattpad cowok yang mengantar ceweknya pulang, lah dia? Malah dia yang diantar pulang oleh cewek, dunia terbalik emang.
Vira segera melajukan mobilnya menuju rumah Damar, tentu saja dengan alamat yang diberitahukannoleh Damar sendiri, benar dugaannya kalau dalam mengendarai mobil ia sudah mahir dengan itu, hanya saja jarang gadis ini ingin membawa kendaraan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Fiksi Remaja"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...