"Woy! Mau lo bawa kemana anak orang!" teriak Gilang heboh.
Aryan tak memperdulikan teriakan Gilang yang membuat seisi kelas merasa aneh dengan Aryan, sungguh memyebalkan si Gilang itu.
Aneh? Tentu saja ... sekian lamanya Aryan sekolah di SMA Jaya Agra baru kali ini terlihat ia menggandeng atau lebih tepatnya menarik seorang cewek seperti itu, lebih anehnya orang yang ditariknya itu adalah gadis yang bernama VIRA ALVIANI AGRA, putri bungsu dari pemilik sekolah walaupun tak ada siswa yang mengetahuinya.
Entah keberanian dari mana Aryan sampai-sampai menarik Vina seperti itu, keluar kelas pula, membuat semua pasang mata memperhatikannya, belum lagi Vina yang ditarik terus berteriak sambil memukul tangan kekar milik Aryan yang menariknya.
"Lepasih oy! Gue bukan kambing yang seenaknya ditarik-tarik gini!"
"Bisa diem nggak?" tanya Aryan.
"Gue diem kalau lo mau lepasin gue," ujar Vina.
"Nggak bakal," ucap Aryan lagi.
Vina yang heran tak tau mau di bawa kemana ia oleh cowok yang menariknya ini, sangat menyebalkan untuk Vina ditarik seperti itu, baru kali ini ada yang berani menariknya seperti kambing.
"Si Aryan tuh?"
"Woy pacar gua mau lo bawa kemana!"
"Aryan! Jangan ditarik gitu, dia nggak nyaman, mending tarik aku ajah."
"Itu si Aryan bukan sih? Wakil ketua Team Basket?"
"Mereka pacaran?"
"Nggak mungkin pacaran ceweknya ditarik kayak gitu."
Seperti itulah ocehan yang masuk ke telinga Aryan dan Vina saat ini, kalau di tanya Vina risih, tentu saja ia risih mendengarnya, lain dengan Aryan yang memasukkannya ke telinga kanan lalu keluar di telinga kiri.
"Woy gue nggak nyaman ditarik gini!" pekik Vina.
"Emang nya lo pikir gue mau buat lo nyaman?" tanya Aryan dengan entengnya.
Dalam hati Vina sudah memaki-maki cowok yang menariknya ini, namun ia tidak mungkin mengeluarkan makiannya sekarang. Dasarnya Vina memang menjaga image bukan.
Aryan melepas tarikannya dari Vina, membuat gadis itu langsung mengusap-usap pergelangan tanganya yang sedikit memerah akibat tarikan Aryan tadi.
Kini mereka berada di lorong yang cukup sepi, Vina tidak tau ini di mana karena sejak tadi ia hanya mengoceh tak memperhatikan kemana Aryan membawanya pergi, alhasil jadi bingung sendiri 'kan?
"Gue mau nanya," ucap Aryan.
"Kalau mau nanya, yaudah nanya ajah kali ... nggak perlu lo tarik-tarik gue kayak tadi," kesal Vina.
Aryan hanya diam tidak ada niatan untuk membalas ucapan Vina lagi, cowok itu hanya menatap Vina penuh arti, entah kenapa tatapan cowok itu untuk Vina sangat berbeda, lebih ke arah orang yang apa yah author juga nggak tau.
"Lo bawa gue kemana?" tanya Vina hati-hati takut Aryan ingin macam-macam kepadanya gegara membawanya ke lorong yang sepi seperti ini.
Aryan tak menjawab membuat Vina menelan salivanya susah, cowok itu malah meraih sesuatu di dalam saku seragamnya entah apa itu.
"Ini lo bukan?" tanya Aryan seraya memperlihatkan kertas yang ia ambil dari sakunya tadi ... bukan kertas lebih tepatnya lembaran foto.
Vina membulatkan matanya melihat foto yang berada di tangan Aryan, kenapa bisa foto ini ada di tangan Aryan sekarang? Dari mana ia mendapatkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
किशोर उपन्यास"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...