Salsa yang merasa iba pun membantu Vina untuk berdiri, membuat senyuman tipis terdapat di wajah Vira, memang benar kalau halnya Salsa hanya ikut-ikutan dengan Cherly dan Yola, namun cewek itu sama sekali tak pernah ingin menyakiti orang lain seperti yang dilakukan kedua temannya.
"Vira nggak apa-apa?" tanya Salsa seraya membantu Vina untuk berdiri.
Vina hanya menggeleng seraya tersenyum ke arah Salsa, ternyata gadis yang satu ini tak punya niatan jahat sama sekali kepada orang-orang, hanya saja temannya lah yang membawanya ikut-ikutan membully seseorang.
"Cabut, udah cukup kasih pelajaran buat mereka bertiga, besok tinggal jalanin hukuman mereka ajah diskors selama tiga minggu!" perintah Alex seraya mendorong Farel.
Refan pun sama, ia melepaskan cengkraman nya pada tangan Yola dengan kuat, kemudian cowok itu meraih tangan Vina dan menggandeng nya keluar.
Gadis itu ingin menolak namun ia kembali diperingatkan oleh Vira untuk bersabar, ia pun tak punya pilihan lain selain pasrah digandeng keluar.
Alex memberi kode untuk Vira ikut keluar dengan Refan dan Vina, gadis itu hanya mengangguk lalu menarik tangan Salsa meninggalkan Cherly, Yola, dan Farel di dalam.
"Lo pulang duluan ajah, gue kasih saran mending jangan temenan lagi sama mereka," ujar Vira kepada Salsa.
Salsa menaikkan salah satu alisnya bingung, apa maksud dari Vina ini? Dan juga kenapa Vina menariknya keluar meninggal kan teman-teman, ini kenapa?
"Maksudnya?" tanya Salsa bingung.
Vina menepuk jidatnya mendengar pertanyaan dari Salsa, memang benar gadis itu memang lemot ternyata, sedang Alex hanya menggeleng melihat kedua adik perempuan nya itu, lain dengan Refan yang masih menggandeng tangan Vina tanpa bicara apa-apa.
Di kepalanya masih teringat wajah menyebalkan Farel, entahlah ia sekali melihat wajah cowok itu benar-benar ingin memikulnya habis-habisan.
"Maksudnya tuh, kalau temenan jangan sama modelan kayak mereka berdua, cari temen yang baik dan nggak bawa lo berbuat jahat," ucap Vira seraya tersenyum.
"Tapi kalau bukan sama Cherly dan Yola, nggak ada yang mau temenan sama Salsa," ucap Salsa sedih.
"Aku, Vira sama temen aku yang lain mau kok," ucap Vira membuat senyum di wajah Salsa mengembang.
"Beneran?" tanya Salsa yang membuat Vira mengangguk pasti.
"Yaudah kalau gitu makasih yah Vina, Salsa seneng banget," ujar Salsa seraya memeluk Vira dari samping.
Vira tak menolak dipeluk seperti itu, lagian dia cewek 'kan? Jadi menurutnya bukan masalah sama sekali.
Merasa puas, Salsa melepas pelukannya seraya menatap Vira dari sampai. Cantik, hanya itu yang dapat ia ucapkan tentang sosok Vira, cantik di luar maupun di dalam.
"Kalau gitu Salsa duluan yah, soalnya tugas dari Bu Anya belum Salsa kerjain," ucap Salsa lalu berlari meninggalkan keempat remaja itu.
'Tugas dari Bu Anya?'
Vira mengingat-ingat tentang tugas itu, gadis itu menghentikan langkahnya seraya menepuk jidatnya, kenapa dia bisa lupa kalau hari ingin mengerjakan tugas bersama Damar?
Andai Salsa tak mengatakan nya mungkin ia akan pulang tanpa datang ke perpustakaan sekolah, tunggu ... apa Damar masih menunggu nya di sana?
"Vin," panggil Vira membuat ketiganya langsung menoleh ke arah Vira.
"Ada apa?" tanya Vina.
"Tugas dari Bu Anya belom gue kerjain! Besok udah dikumpulin 'kan?!" tanya Vira nada yang tak santai membuat Vina membelalakkan matanya, ia juga lupa kalau ingin mengerjakannya hari ini bersama Aryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...