Assalamu'alaikum.
Hii, lama nggak up yah?
Udah brapa hari?
Hehehe maapin, soalnya kuota abis, baru beli lagi makanya baru up:')
Kali ini aku kasih ekstra part.Langsung ajah, happy reading!
***
"Vir," panggil seseorang.
Deghh
Suara itu ... begitu familiar di telinga Vira, kakinya seketika melemas, ia menelan salivanya sulit lalu menguatkan diri untuk menolong ke arah orang yang memanggilnya.
"Sa--mu--el?"
"Hai Vir," sapa cowok itu tersenyum manis.
Vira mematung di tempatnya, ia menerjabkan kelopak matanya berkali-kali guna untuk meyakinkan dirinya kalau ini bukanlah halusinasi, selama tiga minggu terakhir Vira lupa akan hal Samuel yang berada di Indonesia, dan siapa sangka mereka bertemu hari ini.
"Yuhu!" sorak anggota cheers, terkecuali Vira, pertandingan basket pertama di menangkan oleh team Damar, yang artinya mereka akan mengikuti pertandingan berikutnya.
"Vir, sekolah kita menang!" sorak Izah memukul pundak Vira, namun tak digubris oleh sang empu.
Merasa tak direspon, Izah menoleh ke arah Vira saat anggota team basket lain masuk ke lapangan untuk bertanding. Izah mengernyit heran menatap cowok tampan dengan baju basket yang menempel di tubuhnya, tak lupa dengan bandana di lengannya.
"Vin, dia siapa?" tanya Izah yang membuat Rini ikut menoleh.
Anggota cheers yang lain sudah meninggal kan tempat itu bersamaan saat team Damar meninggalkan lapangan, semuanya berlari ke kantin untuk meneguk minuman dingin karena suara mereka yang hampir hilang sangking hebohnya memberi semangat kepada team basket, ataupun ada yang pergi untuk membelikan anggota basket minuman guna mendekati salah satu cogan di sana, kecuali Izah dan Rini tentunya yang menatap ke arah Vira.
"Dia siapa?" tanya Rini, Izah mengangkat bahu tak tahu sebagai respon.
"Mau apa lo?"
Vira bersuara, banyak yang ingin ia katakan namun hanya kata-kata itu yang mampu keluar dari mulutnya. Jujur saja, kehadiran Samuel cukup membuatnya shock.
"Aku kangen sama kamu Vir," ucap cowok itu mengabaikan pertanyaan Vira barusan, namun membuat Izah dan Rini melongo.
Bukan hanya karena panggilannya dengan nama Vira bukan Vina, dan juga menggunakan kata aku - kamu bukannya lo - gue.
"Gue tanya lo mau apa?!" sentak Vira dengan mata yang memerah.
"Kamu masih marah sama aku Vir?" tanya Samuel.
"Hak apa lo manggil gue dengan kata aku - kamu?!"
Samuel menghela nafas, apa sudah tidak ada celah untuknya? Apa di hati Vira ia sudah benar-benar tidak ada? Andai waktu bisa berputar ... Samuel tidak akan melakukan hal bodoh seperti malam itu.
Cowok itu melangkah mendekat ke arah Vira, namun gadis itu malah mundur saat ia mendekat, Samuel meraih tangan mungil milik gadis itu yang dulunya setiap hari ia genggam namun sekarang terasa begitu jauh.
"Aku minta maaf Vir, please maafin aku, aku benar-benar nyesel ... beri aku kesempatan buat mulai dari awal," ujarnya penuh penyesalan.
Air mata Vira luruh namun dengan segera ia menyeka air matanya, gadis itu menghempaskan tangan Samuel kasar, ia menggeleng seraya menatap Samuel dengan tatapan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...