36. Bully balik

303 21 1
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, namun kedua saudara kembar itu tak kunjung berhenti berdebat di dalam toilet.

"Vin, bentar doang kok," bujuk Vira.

"No! Gue nggak mau dan gue nggak bakalan mau titik!" tegas Vina.

"Vina, ayolah gue cuman mau ngasih pelajaran buat tu cewek ... lo cukup nyamar jadi gue udah gitu ajah."

"Gue nggak mau Vir," rengek Vina, pasalnya sudah sejak tadi ia menolak namun Vira terus memaksanya, Vina benar-benar tidak bisa melakukan hal itu.

"Vin, bentar doang pleas," mohon Vira.

Vina menghela nafasnya, apa ia bisa tinggal berdiri sambil menunduk tanpa melakukan apa-apa? Sungguh bukan sifat Vina sama sekali jika melakukan hal itu.

"Iyah deh, iyah."

Vina lebih baik mengalah, sudah sepuluh menit ia berdebat dengan Vira dan itu tidak akan ada habisnya jika ia tak menuruti permintaan kakaknya itu.

Vira tersenyum atas ucapan Vina barusan, segera gadis itu membuka kacamata bulatnya dan melepas kepangan rambutnya, mengeluarkan seragamnya yang tadi ia masukkan kini berada di luar, aura gadis itu langsung terlihat setelah melepas aksesoris cupunya.

"Sini gue kepang dulu rambut lo," ujar Vira seraya kembalikan tubuh Vina.

"Ini seriusan Vir?" tanya Vina memastikan.

"Serius seratus persen."

Vira hanya mengehela nafas pasrah, walaupun ia setuju untuk bertukar dengan Vira namun tidak setuju seratus persen, Vina benar-benar tidak suka hal ini.

Selang beberapa menit, Vira selesai mendandani Vina dengan gaya cupu yang biasa ia kenakan, kacamata bulat, rambut yang dikepang dua, kaos kaki panjang, dan seragam yang dimasukkan kedalam rok.

Vina menatap dirinya dipantulan cermin dengan aneh, ai benar-benar terlihat seperti Vira yang setiap hari pergi ke Sekolah dengan gaya seperti ini, benar-benar cupu.

Kedua gadis itu berjalan beriringan di koridor sekolah yang sepi tanpa murid, sudah tentu mereka sudah pulang ke rumah mereka masing-masing, lain dengan kedua gadis ini.

Keduanya berjalan dengan gaya cool girls, baik Vira maupun Vina, namun dengan gaya Vina yang terlihat cupu benar-benar tidak cocok berjalan dengan cool seperti itu.

"Vin, jalanya sambil nunduk gitu biar nggak ketauan," tegur Vira.

Vina hanya mendengus kesal atas perintah Vira, ia benar-benar tidak bisa bersikap seperti ini dalam waktu yang lama, selain tidak terbiasa ia juga tidak suka.

"Semuanya sesuai rencana 'kan?" tanya Vira.

"Yups, hari ini Cherly bareng temen-temenya itu pulang bareng naik mobilnya Cherly, ban mobilnya juga udah gue kempesin tadi jadi mau nggak mau dia pasti singgah di bengkel deket sekolah," jelas Vina.

"Terus Refan sama bang Alex?"

"Mereka juga udah siap, Refan udah stay di bengkel itu, juga bang Alex udah nangkep Farel yang bawa lo ke Gudang kemaren," lanjut Vina menjelaskan.

Vira dan Vina hanya saling pandang dan melempar senyuman penuh arti antara keduanya, segera keduanya melangkahkan kaki keluar gerbang sekolah dan berjalan menuju bengkel yang mereka maksud.

Keduanya menghentikan langkahnya ketika sampai di depan bengkel yang terlihat tertutup itu, dengan langkah gontai mereka masuk ke dalam.

Cherly bersama kedua temanya itupun berada di dalam bengkel bersama Refan, namun karena cowok itu tengah memakai topi membuat nya sedikit tak dikenali oleh Cherly and the gengs.

Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang