"Kita boleh gabung nggak?" tanya Refan.
"Hmm."
Refan langsung saja duduk di samping Vina sat mendengar deheman dari gadis itu, benar-benar cuek ternyata kamu Vina.
Lain hanya dengan Rini dan Izah tangan hanya diam tak berkutik, mereka benar-benar khawatir apa yang akan terjadi jika Damar and the geng melihat kalau halnya mereka akan semeja dengan musuh mereka.
"Lo berdua kenapa dah, perasaat pas kita dateng lu kagak pernah ngomong," tegur Aldo kepada Rini dah Izah yang memang sejak tadi hanya diam tanpa bicara apapun.
"Emm itu sebe--"
"Ekhem," deheman seseorang langsung memotong ucapan Izah.
"Siap-siap nonton livestreaming."
"Perang Dunia ketiga mau mulai."
"Mampus dah, ngapain coba satu meja?"
"Gua pastiin ada acara tontonan tonjok-tonjokan nih."
"Nggak tega entar ngeliat muka gantengnya Angga luka."
Bisikan-bisikan yang keluar dari mulut siswa yang berada di Kantin sekarang, Vira dan Vina semakin heran akan maksud dari semua itu, keduanya memilih untuk diam saat ini karna mereka tak tahu apa-apa.
Sentak yang ada di meja itu langsung menoleh ke sumber suara, jangan tanyakan tentang ekspresi cowok-cowok itu, kini sudah berubah drastis menjadi dingin dan datar.
'Mampus,' batin Izah.
'Tamat sudah,' batin Rini.
Lain halnya dengan Vira dan Vina yang kini mengerutkan kening melihat ekspresi keempat cowok itu yang foto mereka sudah Vira lihat jelas di album milik Damar.
"Ngapain lo pada?" tanya Aryan dingin.
"Lo nggak liat kita lagi duduk?" jawab Refan sama dinginnya.
"Maksud gue kenapa lo pada duduk di meja kita b*ng*at!" umpat Damar terpancing emosi.
Vira dan Vina tersentak kaget akan itu, terutama Vira lah yang sangat kaget, seisi kantin pun sudah menoleh kearah meja kantin yang berisikan Vira and the gengs, Damar and the gengs, dan Angga and the gengs.
"Emang ini meja punya lo? Perasaan ni meja Kantin dah," jawab Aldo tersenyum miring.
"Gua sama temen-temen gua yang duluan ada di sini, mending lu pada cabut sebelum lu tau akibatnya," sahut Gilang.
"Sorry, tapi kita duluan yang duduk di sini," ujar Angga.
Damar benar-benar terpancing emosi sekarang, ia meletakkan mapan bakso yang ada di tangannya itu di atas meja, ternyata tadi mengumpat sambil megang mapan Mar?
Cowok itu melangkah ke arah Angga, dengan cepat ia menarik kerah seragam cowok itu membuatnya langsung berdiri akibat tarikan keras oleh Damar, semua orang pun hanya melihat tanpa berani untuk mencegah.
"Lo dikasih hati minta jantung b*ng*at!" Damar menonjok rahang Angga dengan kuat, langsung membuat cowok itu tersungkur.
Vira dan Vina membelalakkan matanya atas apa yang dilakukan Damar, apa-apaan ini? Teman-teman nya bahkan hanya melihat saja tanpa berniatan untuk menengahi, sebenarnya ada apa?
Angga yang diperlukan seperti itu tersenyum tipis saat melihat ekspresi terkejut dari Vira entah apa artinya, sedang Damar yang melihat senyum itu sangat mengerti maksud dari senyuman itu mengepal tangannya kuat.
Damar lagi-lagi menarik kerah seragam sekolah milik Angga, menarik paksa cowok itu agar berdiri menghentikan senyumannya yang penuh arti itu.
"Jangan gunain trik lo yang dulu a*j*ng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Roman pour Adolescents"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...