Melihat hal itu, Vina mengepal tangannya kuat, sepertinya ia tahu jelas siapa yang melakukan hal ini kepada Vira, orang itu benar-benar menguji kesabaran Vina.
"Siapa yang ngelakuin ini Vir?" tanya Alex seraya mengusap lembut kepala Vira, mencoba menenangkan gadis itu di pelukannya.
Vira tak menjawab, ia masih terisak akibat sakit yang dirasakan nya. Belum lagi trauma yang disimpan Samuel untuknya kini bertambah atas perlakuan Cherly tadi.
Penampilannya entah sehancur apa sekarang. Tidak ... ini bukan Vira yang dikenal orang-orang, ia tidak selemah ini sebelumnya, ia bukanlah orang yang tinggal diam jika dibully seperti ini.
Cherly Anjanixa benar-benar menyuruh Vira untuk mengeluarkan sifat aslinya. Vira melepas pelukannya dari Kakaknya itu, mengusap dengan kasar air matanya.
Vina tersenyum miring atas apa yang dilakukan saudarinya itu, sepertinya ia sudah sadar bahwa tidak seharusnya jika ia berdiam diri jika sudah diperlakukan seperti tadi, ingat! Anggota keluarga Agra bukanlah orang-orang lemah.
"Kita harus bales Vir," ujar Vina dibalas anggukan dari Vira.
"Ini baru adek-adek gue nih," sahut Alex bangga.
"Yaudah Bang, lo anter Vira buat balik, selebihnya di sekolah biar gue yang ngurus, termasuk kasih pelajaran yang pertama buat orang yang ngelakuin ini sama Vira," ucap Vina.
"Kakak rasa juga tau siapa yang ngelakuin ini," sahut Kak Meli mengeluarkan suara.
"Yaudah Bang, gue duluan ... lo langsung bawa Vira pulang, jangan biarin siapapun ngeliat dia kayak gitu," ujar Vina lalu berjalan ke arah Vira.
Gadis itu mengeratkan pelukannya kepada saudari kembarnya itu, seolah menyalurkan kekuatan nya untuk sang Kakak. Ini lah si kembar mereka ada untuk sama lain, melindungi satu sama lain dalam perkataan saling melengkapi tapi bukan pasangan.
"Gue urus yang pertama, sisanya gue serain ke lo," bisik Vina lalu melonggarkan pelukannya.
Vira tersenyum dibalas senyuman yang sama dari Vina, kemudian gadis itu melangkah keluar gudang tak lupa Refan yang langsung ia tarik untuk keluar.
Alex memandang punggung Vina yang kian menjauh dengan bingung, sejak kapan adiknya yang satu itu dekat dengan cowok? Tangannya langsung ditarik keluar pula, sepertinya ia melewatkan sesuatu pikir Alex.
Refan dan Alex berjalan beriringan di koridor sekolah yang sepi, pelajaran benar-benar sudah dimulai sejak tadi. Mereka sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.
Jangan lupa, mereka masih bergandengan tangan sampai sekarang. Vina yang lupa dengan Refan yang sengaja tak mengingatkan. Modus bukan?
Saat sampai di depan kelas X IPA 1 yang berati kelas dari si kembar, Vina menghentikan langkah nya seraya menoleh ke arah Refan.
Sedangkan Refan yang ditatap seperti itu mengangguk kecil seraya tersenyum tipis seolah mengerti maksud Vina yang menatapnya seolah meminta saran.
Vina menghembuskan nafasnya, menatap lurus kedepan dan memantapkan tekadnya. Hal yang dilakukan Cherly memang harus ia balas dengan balasan yang sama.
Vina melangkah masuk kedalam kelas dengan auranya yang begitu kuat, tak biasanya ia seperti ini, matanya langsung menangkap sosok Cherly yang terus tersenyum puas setelah apa yang dia lakukan terhadap saudarinya.
"Assalamu'alaikum," salam Vina saat masuk kedalam kelas.
"Waalaikumsalam."
Vina hanya berdehem untuk memperbaiki suaranya, setelah itu ia menghampiri meja guru untuk berbicara kepada guru itu sebentar. Entah apa yang Vina katakan, namun dengan jelas ekspresi yang ditampilkan oleh sang guru adalah ekspresi yang tidak biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...