"Diam bukan berarti lemah!"
*Vira Alviani Agra*
__________________________________"Cukup sampe di sini ajah," jawab Vira penuh penekanan.
"Cih, cupu tetep ajah cupu, emangnya lo bisa apain gue?"
Vira menghela nafas panjang kemudian kembali menatap Cherly dengan tajam, ia melangkah ke arah Cherly dan berdiri tegak di hadapan gadis itu.
"Lo mau tau apa yang bisa gua lakuin sama lo?" tanya Vira tidak lagi menggunakan bahasa baku, atau lebih tepatnya menggunakan cara bicaranya yang seperti biasa.
Cherly tercengang mendengar Vira bebicara menggunakan kata lo - gue, namun dengan cepat ia menetralkan ekspresi kagetnya.
"Oh, apa lo bilang tadi? Kata lo - gue nggak sih? Atau gue yang salah denger?" tanya Cherly.
"Emang salah kalau gue bicara kayak gitu?" tanya Vira lagi dengan rauh wajah menantang.
"Fakenerd ternyata, selama ini lo ngebohongin semua orang?"
"Kalau emang iya, apa urusannya sama lo? Nggak ngerepotin lo juga 'kan?"
"Lo mau ngelawan gue?!"
"Kenapa nggak?" ucap Vira seraya menaikkan salah satu alisnya.
"Lo!" bentak Cherly sambil mengangkat tangannya ingin menampar Vira, namun dengan cepat gadis itu mencengkram tangan Cherly sebelum mengenai pipi mulusnya.
Vira maju selangkah masih dengan mencengkram tangan Cherly yang membuat sang empu meringis, tapi tak dikhawatirkan oleh Vira sama sekali, Cherly yang memulai maka harus diselesaikan saat itu juga.
"Selama ini gue diemin kelakuan lo, bukan berarti gue lemah dan nggak bisa ngelawan lo Cherly Anjanixa," sahut Vira penuh penekanan.
"Lo harus inget, di atas langit masih ada langit, dan lo ... apa lo pikir dengan derajat atas yang keluarga lo miliki lo bisa bersikap semena-mena? Lo salah!"
"Bahkan masih ada yang diatas derajat lo, dia bahkan mau berpenampilan cupu ke sekolah tapi lo? Belum apa-apa udah besar kepala," ucap Vira lalu menghempaskan tangan Cherly.
Vira mundur selangkah, ia membuka kaca mata bulatnya lalu mengait kan kacamata itu di kerah seragam sekolahnya, lalu kembali menatap Cherly yang terus memperhatikannya.
"Lo tadi tanya apa yang bisa gue lakuin ke lo 'kan?"
Vira menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum miring menatap Cherly, dengan gerakan tiba-tiba ia mencengkram kerah baju milik gadis itu yang membuat gadis itu terlonjak kaget.
"Lo, dengan mudahnya lo bilang dikeluarin dari sekolah cuman masalah sepele? Apa lo pikir, kaki kembaran gue patah gara-gara lo itu masalah sepele hah?!" bentak Vira mendorong Cherly dengan cengkraman nya yang belum ia lepaskan.
"Apa-apaan sih lo? Lepas nggak!" balas Cherly berusaha melepaskan cengkeraman tangan Vira, namun nihil, tenaga Vira jauh lebih kuat dibanding dirinya.
"Gue yang apa-apaan? Seharusnya gue yang nanya lo apa-apaan, emang gue sama saudara gue punya masalah apa sama lo sampe lo celakain dia kayak gitu?! Seharusnya dari awal lo ngebully gue, waktu itu juga lo dikeluarin dari sekolah, tapi gue yang ngelarang karna gue kasian sama lo anjing! Tapi ini balasan lo? Bukannya berubah lo malah makin ngelunjak!" umpat Vira tersulut emosi.
Angga yang berada di ambang pintu hanya tersenyum tipis melihat sisi lain dari Vira yang baru kali ini diliat, ini yang sering ia dengar, orang yang sabar tidak akan diam selamanya.
"Gue bahkan udah ngasih pelajaran lo waktu itu dengan Vina yang pura-pura jadi gue dan gue yang jadi dia, tujuan gue cuman mau buat lo tau gimana rasanya dibully tapi lo? Bahkan cuman ngucapin kata 'maaf' atas kesalahan yang lo buat ajah lo sungkan sampe buat keributan di rumah gue, lo masih punya malu nggak sih?" ujar Vira lalu melepas cengkraman nya bersamaan dengan mendorong Cherly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Genç Kurgu"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...