Dua hari setelah pertandingan waktu itu, SMA Jaya Agra mendapatkan respon baik dari sekolah lain bahkan media yang membuat sekolah tersebut kini diundang untuk perlombaan tingkat nasional bulan depan, benar-benar tidak ada yang menyangka nya bukan?
Vira dan Vina, kedua gadis itu kini berada di dalam kamar, jika Vira yang sedang tengkurap sambil memainkan handphone nya maka Vina yang sedang berbaring menatap langit-langit kamar mereka.
Soal kaki Vina sudah dikatakan jauh lebih baik, buktinya ia sudah berjalan tanpa tongkat sekarang walaupun masih sedikit pincang.
"Vir," panggil Vina mengambil posisi duduk bersila sambil memangku bantal menatap saudarinya yang tengah berkutik di handphone.
"Hmm."
"Ishh, dengerin gue dulu napa?"
Vira mendengus namun tetap melakukan keinginan Vina, gadis itu meletakkan handphone nya di atas nakas lalu duduk menghadap Vina dengan posisi sama yang dilakukan gadis itu.
"Apaan?"
"Lo sukanya sama siapa sih?" tanya Vina.
"Hah?"
Vina memutar bola matanya malas menatap Vira, ia menopang dagunya dengan bantal yang dijadikan alas.
"Gue tahu, lo ngerti maksud gue apa," balas Vina.
"Nggak tahu," jawab Vira memalingkan pandangannya menatap jendela kamar.
"Nggak tahu?" beo Vina.
"Kenapa sih emang?"
"Jawab ajah dulu, lo sukanya siapa, Damar atau Angga?"
"Kenapa lo tiba-tiba nanya kayak gini coba?"
"Nggak apa-apa sih, cuman pengen tahu," jawab Vina.
Vira tak menjawab, gadis itu kembali meraih handphone yang bergetar di atas nakas, seulas senyum terbit di wajahnya mendapati pesan yang masuk.
"Vir, jawab," desak Vina.
"Gue nggak tahu vin," balas Vira melemas, pasalnya soal perasaan Vira juga belum bisa memastikan hal itu.
"Tinggal jawab ajah kenapa sih?" balas Vina kesal tak kunjung mendapatkan jawaban yang ia inginkan.
"Vin," panggil Vira melemas.
"Vir," panggil Vina mengikuti nada bicara Vira, entah kerasukan apa saudaranya ini hingga membuatnya sebal.
"Please!"
Vina menyerah, gadis itu merebahkan tubuhnya lalu mengambil guling untuk ia peluk, padahal baru pukul 05 : 08 tapi keduanya malah memilih berada di dalam kamar.
"Lo sendiri?" tanya Vira balik.
Vina menoleh ke arah Vira yang beranjak dari kasur, gadis itu membuka lemari mencari sesuatu namun yang dibingungkan Vina adalah pertanyaan Vira barusan.
"Maksud lo?"
"Lo sendiri gimana? Lo sukanya sama Aryan atau Refan?" tanya Vira balik.
"Gue nggak tertarik sama cowok, lagian gue juga nggak tahu kalau suka sama cowok itu gimana," balas Vina acuh yang membuat gelak tawa dari Vira terdengar.
Vina mendengus ditertawakan, ia meraih bantal guna melemparkan nya ke arah Vira tapi hasilnya nihil, Vira menghindar kemudian masuk ke kamar mandi yang berada di kamar mereka, benar-benar menyebalkan, mentang-mentang pernah pacaran, malah menertawakan Vina yang single sampai sekarang.
Selang beberapa menit, Vira keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang berbeda, gadis itu mengenakan kaos kebesaran berwarna abu-abu, rambutnya yang ia cepol sembarangan, tak lupa dengan tas merahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Roman pour Adolescents"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...