55. Karena Angga

195 20 1
                                    

"Siap-siap balik ke aku Vir," ucap cowok itu lalu berlalu pergi.

Damar dan Vira menatap punggung Samuel yang berlalu pergi, kemudian dengan gerakan tiba-tiba Damar langsung memegang kedua bahu Vira membalikkannya menghadap kepada Damar, tentu saja membuat gadis itu terlonjak karena kaget.

Damar menatap manik Vira lamat-lamat, mencari kebenaran yang disembunyikan gadis itu, terlihat jelas dari mata Vira kalau ia masih menyembunyikan lukanya selama ini.

"Sekarang, jujur sama gue, lo Vira atau Vina?" tanya Damar yang membuat Vira terdiam seribu bahasa.

"Jawab gue," tekan Damar.

"It--"

"Damar! Ngapain kamu ngobrol di sana?! Pertandingan bentar lagi dimulai!" teriak Pak Ikrar yang berada di pinggir lapangan.

Damar dan Vira reflek menoleh, Vira menghela nafas, setidaknya selamat dari pertanyaan Damar untuk sekarang.
"Iya Pak! Saya segera kesana!" teriak Damar balik lalu kembali menoleh kepada Vira.

Damar menghela nafas seraya melepas pegangannya pada bahu Vira, "Lupain yang gue tanyain tadi, tanpa lo jawab pun, gue udah tahu lo itu siapa," ujar Damar.

"Yang gue minta sekarang, lo support gue yah, kalau bisa gue mau denger lo tereak paling kenceng," tambah Damar lalu terkekeh.

"Gue nggak perlu itu kok, cukup lo ada dipinggiran lapangan ngeliat gue, itu udah cukup, lo semangat gue Vir," ucap Damar yang membuat Vira terpaku.

"Pokoknya lo harus support gue okay? Inget, yang jadi taruhannya itu lo," ucap Damar seraya mencolek hidung Vira pelan.

Vira mendengus kesal mengingat tentang dirinya dijadikan bahan taruhan, bisa Vira pastikan jika Agra ataupun Alex yang mengetahui nya, entah semarah apa mereka berdua.

Tetapi yang dikatakan Damar memang benar, yang terpenting sekarang adalah mensupport Damar agar bisa menang, soal siapa yang memenangkan nya adalah urusan akhir setelah perlombaan.

"Semangat Mar," cicit Vira pelan namun masih bisa didengar oleh Damar.

Damar tersenyum manis, tangan cowok itu terulur mengacak rambut Vira pelan, "Gue mau denger suara lo paling kenceng pas pertandingan," bisik Damar lalu berlari kecil ke arah lapangan.

Vira menatap punggung tegap Damar, ia tersenyum simpul, Vira harus yakin kalau Damar tidak akan kalah dalam pertandingan.

"Vina! Ngapain lo di sana?!" teriak Izah yang kini berada di pinggir lapangan bersama anggota cheers yang lain.

"Vin, sini!" teriak Rini.

Vira hanya menggeleng kepala lalu berlari kecil ke arah kedua temannya itu yang terlalu semangat, entah sejak kapan mereka kembali ke sekolah namun yang pasti mereka sudah terlihat lebih fresh dari sebelumnya.

Vira meraih bunga pom poms nya lalu berdiri di tengah-tengah antara Rini dan Izah, Damar CS dan Samuel CS kini memasuki lapangan, biasanya Vira yang notabene nya sebagai cheers selalu mendukung Samuel saat bertanding, namun tidak untuk kali ini, Vira berdiri di sini hanya untuk Damar.

Beralih ke pada Damar, cowok itu berdiri di tengah lapangan berhadapan dengan Samuel, sorot matanya menajam menatap cowok itu yang tengah tersenyum culas.

Suara peluit terdengar bersamaan dengan bola yang dilempar ke atas. Damar mendapatkan nya, cowok itu mulai memantulkan bola masuk ke area lawan diikuti oleh Aryan, Beni, dan Gilang yang ikut masuk.

Samuel mengumpat lalu kembali mengejar Damar, melihat kedatangan Samuel, Damar mengoper bola ke Aryan yang berada dekat dengan ring, dengan sigap Aryan menangkap bola itu dan langsung memasukkannya ke ring dan masuk.

Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang