Vira hanya diam tak menjawab ucapan Vina lagi, gadis itu segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena gerah.
Sedangkan Vina sendiri masih dengan posisi yang sama, merebahkan tubuhnya seraya menatap langit-langit kamarnya itu.
Drrttt
Suara dari handphone milik Vina, baru saja gadis itu ingin terlelap sekarang harus terganggu karena deringan dari hanphonenya.
Vina meraih hanphone miliknya itu yang ia lempar asal di kasurnya tadi, tertera nama Papahnya di layar hanphone tersebut yang sedang menelfon atau lebih tepatnya mengajak video call.
Segera Vina menekan tombol berwarna hijau, terlihat Papahnya yang sedang berada di perusahaan miliknya yang berada di Amrik.
["Ada apa Vina? Maaf Papah baru nelfon, soalnya tadi lagi meeting sama klayen Papah,"] ucap Papahnya di sebrang sanah.
["Gini loh Pah, masa di sekolah tuh aku nggak dapet bangku, emang Papah ngirim dana ke sekolah kurang emang?"] tanya Vina cemberut.
["Lah kok gitu ... masa anak Papah yang cantik ini nggak kebagian bangku,"] ujar Papahnya sambil terkekeh.
["Jangan cemberut gitu, nanti Papah atau Kakak kamu yang bakal ke sekolah buat meriksa oke,"] ujar Papahnya sambil tersenyum.
Vina masih dengan gaya yang sama, cowok emang gitu yah? Nggak peka sama cewek, padahal jelas-jelas Vina sudah memberitahunya tadi.
["Hey, jangan cemberut gitu ... Papah udah nelpon kepsek sekolah juga kok, dia bakalan dateng ke rumah buat minta maaf."]
Vina langsung tersenyum sumringan mendengar ucapan Papahnya, senang sekali rasanya mengerjai Cherly dengan cara seperti ini, entah sekusut apa muka cewek itu saat ke rumahnya sebentar. Dasar Vina emang, masalah sepele diperbesarkan.
["Bener nih Pah?"] tanyanya memastikan.
["Iya bener, kalau gitu Papah tutup dulu yah sayang, Papah masih ada kerjaan, kamu sekolah yang bener di sana,"] ucap Papahnya sedang Vina sendiri hanya tersenyum mengangguk yang dapat di lihat oleh Agra, toh mereka sedang video call bukan?
Vina mematikan sabungan video call tersebut setelah berpamitan dengan Agra, kemudian melempar asal hanphonenya lagi yang tepat mendarat di bantal miliknya.
Vina menutup matanya senang, senang? Iya ... gadis itu senang ingin memberi pelajaran untuk Cherly bagaimana pun ia memang tak terima jikalau Vira di perlakukan seperti tadi.
Vira yang selesai pun keluar dari kamar mandi, gadis itu sudah merasa segar sekarang dengan baju kaos putih polos dan hotpants sepaha dengan rambut panjangnya yang ia biarkan tergerai.
Vira menoleh keara saudarinya yang kini terlelap di atas kasur, sungguh kebiasaan Vina dari dulu tidak pernah berubah sampai sekarang.
"Gue harus ngapain sekarang?" gumam Vira beranjak keluar kamar namun tak lupa gadis itu meraih earphone beserta hanphonenya, tak lupa jaket rajut berwarna pink baby.
Vira ingat kalau halnya persediaan cemilannya sudah habis, jadi gadis itu memilih untuk pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumahnya dan juga tidak terlalu dekat, lebih tepatnya pasti akan mengeluarkan keringat jika harus datang kesana.
Vira menyumbat telinganya dengan earphone putih miliknya itu sembari berjalan di trotoar menuju supermarket, banyak pasang mata yang manatap gadis itu terutamanya kaum Adam.
Bagaimana tidak? Vira hanya memakai hotpants sepaha, menampilkan paha mulusnya, gadis itu mulai merasa risih di tatap seperti itu namun Vira memilih tenang dan berjalan seolah tidak di perhatian siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Genç Kurgu"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...