27. Curiga Damar

264 23 0
                                    

Assalamualaikum.

Maapin yah kemarin gk sempet up xixi ><
jdi hri ini ksih ekstra part, maap kalo bmyak typo, soalnya ngetik bnyak.

Happy reading.

***

"Dahi lo kenapa?" tanya Damar.

Jlebb

Baru Vira berdoa agar Damar tak bertanya apa pun soal yang berhubungan dengan kejadian kemarin, namun do'a nya saja belum selesai sudah diajukan pertanyaan yang tak ia harapkan.

"Vir? Gue nanya," ujar Damar membuat Vira tersentak.

Damar menyerit heran, sampai kaget seperti itu? Apa dugaan Damar itu memang benar kalau kemarin yang membatunya itu bukan Vina melaikan Vira.

Tadi waktu masuk ke dalam kelas, Damar sempat melirik Vina, namun gadis itu hanya acuh di lirik oleh Damar, berbeda seperti Vira saat ketahuan tadi kembaran dari Vina itu menjadi salting.

"A--pa?" tanya Vira.

"Dahi lo kenapa?" tanya Damar lagi.

Vira menyentuh dahinya yang terdapat  hansaplast yang melengket di sana seraya berpikir jawaban apa yang tepat ia lontarakan kepada Damar agar cowok itu percaya.

"Woy lo bawa kemana si Vina! Ngapa dia kagak bareng sama lo!"

Teriakan dari Gilang membuat seisi kelas menoleh kearahnya, menatap cowok itu dengan tajam karena mengagetkan seisi kelas termaksud Vira dan Damar.

"Berisik lo," ujar Aryan seraya duduk di tempat duduknya.

Vira menengok ke arah pintu kelas berharap Vina akan segera masuk dan membuat Damar berpindah tempat sekarang, namun nihil Vina tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Lo nyari siapa sih?" tanya Damar yang merasa dirinya tak dianggap ada di samping Vira.

Damar semakin merasa kalau memang benar Vira lah yang kemarin bersamanya hampir setengah hari, memberinya perhatian atau lebih tepatnya menolong dan mengobati luka-lukanya kemarin.

Karna kalau di pikir-pikir, tidak mungkin jika yang kemarin bersamanya adalah Vina. Karena apa? Terlihat dari sifat judes cewek itu tidak mungkin jika bersifat seperti kemarin.

"Vina, dia kemana yah?" tanya Vira mengalihkan pembicaraan agar Damar lupa akan pertanyaan yang dia berikan kepada Vira, sungguh Vira tak dapat menjabnya.

"Udah, saudara lo itu juga udah besar, nggak mungkin juga kalau dia ilang. Sekarang jawab pertanyaan gue, ni dahi kenapa?" tanya Damar lagi seraya menyentil dahi Vira yang terdapat hansaplast berwarna biru yang melengket di sana.

"Damar ih," kesal Vira seraya memukul tangan kekar Damar, kemudian cewek itu memayunkan bibirnya sambil mengelus dahinya yang terasa perih.

Damar terkekeh melihat Vira seperti itu, membuat seisi kelas menoleh kearah keduanya. Terutama kepada Damar, menatap cowok itu aneh kecuali Cherly dan Yola menatap Vira tak suka.

"Acie, kayaknya bakalan ada makanan gratis nih,"  ledek Beni.

"Yeh, lu jadian sama Izah juga kagak traktir lu," celutuk Gilang.

"Wah wah, ada orang pacaran ternyata," ujar Rini membuat Vira menggeleng kuat.

"Ngiri ajeh Mbaknya," balas Gilang kepada Rini.

"Emang lo pikir lo punya pasangan gitu? Nggak 'kan?"

"Woy, jan berantem! Rini bakalan punya pacar  bentar lagi," lerai Bima sang wakil ketua kelas.

Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang