Vira berjalan sendiri di koridor RS dengan pandangan lurus kedepan seraya memainkan tali ranselnya, ucapan Vina tadi terus berputar di otaknya.
'Kan lo ada Vir, ngapain gue harus khwatir soal itu?'
Vira menggeleng pelan, apa ia bisa melakukan nya? Jujur saja yang dikatakan Vina tadi sepenuhnya benar, sejak pertama anggota cheer latihan saat itu juga Vira mulai memerhatikan variasi mereka, dan tentu saja Vira mudah mempelajari nya.
Tapi bagaimanapun, Vira belum pernah ikut latihan, ia takut jika akan ada kesalahan. Namun, di sisi lain ... kalau bukan Vira yang menggantikan Vina lalu siapa?
Tidak mudah untuk beberapa anggota cheers untuk menjadi flyer, dan jika tidak ada yang bersedia mau tidak mau perlombaan tentu saja akan ditunda, tapi dengan begitupun maka akan mencoreng nama baik SMA Jaya Agra dan Vira tidak mau itu terjadi.
Karena itu sama saja akan merusak nama baik Agra sebagai pemilik sekolah, jadi Vira harus bisa melakukannya.
Vira meraih handphone nya yang berada di saku seragam sekolahnya, yang harus ia selesaikan sekarang adalah Cherly, setidaknya memberi tahu gadis itu siapa lawannya yang sebenarnya.
~Via telpon~
["Assalamu'alaikum, Angga boleh minta tolong?"]
["..."]
["Itu, kamu punya nomornya Cherly nggak?"]
["..."]
["Aku mau minta tolong, kamu hubungin dia yah buat ketemu sama kamu, tapi yang ketemu biar aku ajah."]
["..."]
["Tulang kaki Vina retak Ngga."]
["..."]
["Oke, makasih yah."]
Setelah mengucapkan hal itu Vira menutup panggilannya secara sepihak kemudian gadis itu bergegas keluar RS agar Angga akan mudah menemukannya.
***
"Kamu mau ikut?" tanya Vira saat Angga melepas helm di kepalanya.
Entah hanya perasaan Vira saja atau memang kenyataannya seperti itu, sejak sampai di RS tadi Angga begitu memperhatikan nya, mulai dengan melingkarkan jaketnya pada pinggang Vira karena roknya yang begitu pendek, memegang tangannya saat Vira ingin naik ke jok motor cowok itu, menyuruh Vira untuk memeluknya saat berada di atas motor, bahkan memasang dan membuka helm Angga semua yang melakukannya.
"Gue harus ikut donk, nggak mungkin gue nggak mau liat sisi lain lo kayak gimana kalau lagi marah," jawab Angga sambil merapikan rambut Vira yang sedikit berantakan setelah melepas helm.
Vira mendengus, pasalnya Angga yang terus memperlakukan nya layaknya seorang pacar yang membuat pandangan siswa-siswi tertuju kepada mereka berdua.
Yah, Angga membawa Vira kembali ke Sekolah, bel pulang sekolah sepertinya baru berbunyi beberapa menit yang lalu, Angga yang kriteria nya murid teladan yang tidak pernah melakukan kesalahan bahkan bolos pelajaran saat Vira meminta tolong kepadanya.
Dan sesuai keinginan Vira tadi, Angga sudah menyuruh Cherly untuk menunggunya di kelas X IPA 2 sebelum ia pergi menjemput Vira, dan yah ... Cherly benar-benar menunggu Angga di sana, tahu sendiri 'kan, selain Damar yang digebet karena cowok populer nomor dua, maka Angga yang sebagai cowok populer nomornya satu tentu saja juga digebet olehnya.
Sebenarnya yang membuat Angga lebih populer daripada Damar hanya satu alasan, karena Angga yang tidak terkenal dengan tampan nya saja namun dengan kecerdasan nya, berbeda dengan Damar yang sering bodoamat tentang pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...