"Vina!" pekik Vira tak percaya, gadis itu baru bagun sedangkan sekarang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh.
Masih dengan setengah sadar, Vina bangun seraya mengucek-ucek matanya akibat pandangannya yang mengabur, terlihat Vira yang sedang bolak balik entah mencari apa gadis itu.
"Kenapa sih Vir?" tanya Vina dengan suara khas bangun tidur.
"Liat jam Vin!" sentak Vira tidak selow lalu berlari masuk ke kamar mandi.
Vina melirik ke arah jam kecil yang terletak di atas nakas, seketika matanya membola melihat jarum jam yang telah berada pada nomor enam. Segera Vina menyibak kan selimutnya lalu meraih handuk dan pergi ke kamar mandi yang ada di kamar Alex, kamar mandi terdekat dari pada harus turun ke bawah lagi.
Selang dua puluh lima menit kemudian, Vira dan Vina kini berkutik dengan seragam masih-masig, dengan rambut yang masih basah Vina memasang kaus kakinya, berbeda dengan Vira yang sedang memasang dasinya, bahkan rambutnya pun belum ia kepang.
"Anjrit, kacamata gue mana?!" pekik Vira.
"Di deket laptop lo Vir," sahut Vina seraya meraih ranselnya kemudian keluar kamar.
"Eh Vin! Tungguin gue!" ujar Vira seraya meraih handphone dan kacamatanya.
"Cepetan Vir, udah jam tujuh!" teriak Vina menuruni tangga diikuti oleh Vira di belakang.
Vira dan Vina bak orang yang dikejar anjing berlari menuruni tangga, Irma yang mendengar derap langkah kaki yang terdengar kencang reflek menoleh mendapati keuda putrinya yang sepertinya baru selesai mandi, Irma sendiri tak membangunkan karena ia pikir Vira dan Vina sudah berangkat bersama Alex hari ini.
"Loh kalian? Mamah pikir udah berangkat bereng abang kalian tadi," ujar Irma.
"Jadi Bang Alex udah pergi?" tanya Vira dengan napas yang tersegal.
Irma hanya mengangguk seadanya, Vira dan Vina semakin dilanda kepanikan tidak biasanya jam segini kedua gadis itu masih berada di rumah.
"Yaudah Mah kita berangkat," ujar Vira mencium punggung tangan Irma begitupun dengan Vina yang melakukan hal yang sama.
"Eh, kalian belum sarapan!"
"Nggak sempet Mah!" teriak Vira seraya memasang sepatunya.
Irma hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Vira dan Vina saat terlambat, kedua gadis itu memang tidak pernah terlambat jika berurusan dengan sekolah, maka seperti inilah jika kesiangan.
"Kamprett, kita ke Sekolah gimana nih? Supir nggak ada, kalau nunggu taxi juga bakalan ambil waktu," ujar Vina.
Vira mengigit ujung jari telunjuknya mulai berpikir, gadis itu celingak-celinguk sampai tatapannya tertuju pada parkiran yang tersedia motor Alex dan mobil yang biasa dipakai Vira saat belajar berkendara.
"Vin, kita bawa kendaraan sendiri!" putus Vira.
Tanpa basa basi gadis itu langsung berlari ke parkiran, masuk ke dalam mobil menghidupkan mesinnya dengan tergesa-gesa lalu segera mengeluarkan dari bagasi rumahnya. "Lo serius mau bawa mobil Vir?" tanya Vina memastikan.
"Gue serius, mending masuk cepetan deh," pinta Vira.
Akhirnya Vina menurut, gadis itu masuk ke dalam mobil dengan ragu, setelah itupun Vira langsung menancap gas dengan kecepatan diatas rata-rata, percayalah si kembar paling benci yang namanya terlambat.
"Eh anjrit, gue belum ngepang rambut Vin!" pekik Vira sadar kalau halnya ia hanya memakai kacamata tidak mengepang rambutnya, bahkan ia yang biasanya memakai kaos kaki panjang sesuai tampilan cupu kini memakai kaos kaki tumit yang seperti dikenakan Vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...