61. Cemburu

230 21 1
                                    

Di jam istirahat kedua sama seperti biasanya Damar DKK akan akan memenuhi lapangan untuk bermain basket guna untuk menambah kelincahan saat bermain, belum lagi tiga minggu kedepan SMA Jaya Agra akan mengikuti perlombaan di tingkat nasional dibidang olahraga dan pelajaran.

Kemarin saat Vira dipanggil ke ruang guru ternyata dengan tujuan memberi tahu kan gadis itu apa ia bersedia untuk mengikuti Olimpiade bersama Vina mewakili sekolah untuk beberapa pelajaran di pertandingan tingkat nasional.

Angga yang bertugas memanggil Vira waktu itu karena dijadikan sebagai patner saat di perlombaan karena memang harus berpasangan dan tentu saja peserta lain yang sebagai pasangan Vina adalah Refan.

Kini Vira, Vina, Rini, dan Izah berdiri di pinggir lapangan untuk menyemangati cowok-cowok itu, sebenarnya Vina dan Rini sama-sama tidak mau ikut, akan tetapi karena paksaan Vira dan Izah terpaksa keduanya ikut.

Tidak hanya ada mereka berempat saja, masih banyak siswi lain yang tidak capek-capeknya berteriak, Vina berpikir apa mereka tidak takut pita suaranya akan putus? Vina saja jengah mendengar teriakan mereka dan memilih menyumpal telinga dengan earphone putih di kedua telinganya, tapi tetap ia memperhatikan Aryan diam-diam.

Keringat terus bercucuran di pelipis keempat cowok itu namun malah membuat derajat ketampanan mereka meningkat karenanya. Diantara Si kembar, Izah, dan Rini, Izah lah yang tak Habus-habisnya berteriak menyemangati Beni yang notabene nya sebagai pacarnya, lain dengan Vira yang hanya sekali-kali berteriak menyemangati Damar.

"Salsa kemana?" tanya Vira celingak celinguk mencari keberadaan Salsa.

"Dia lagi ngerjain tugas di kelas, makanya nggak ikut ke sini," jawab Vina yang membuat saudarinya manggut-manggut mengerti.

"Eh guys, tungguin gue di sini yah," ujar Izah tiba-tiba.

"Mau kemana lo?" tanya Rini.

"Kek nya mereka udah mau selesai mainnya, gue mo ke kantin beliin mereka minum," jawab Izah.

"Oh yaudah," balas Rini.

"Temenin gue lah," pintar Izah.

"Oga--"

Tanpa menunggu ucapan Rini selesai, langsung saja Izah menarik Rini untuk menemaninya, Vira hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya itu, berbeda dengan Vina yang masih terfokus menatap Aryan dengan tangan yang di lipat di depan dada, entah sadar atau tidak, terdapat senyum yang tercetak di wajah gadis itu.

Selang beberapa menit, Izah kembali dengan keresek di tangannya, gadis itu mengambil botol air dari situ lalu menyodorkan keresek tersebut kepada Vira yang membuat alisnya bertaut.

"Kenapa ngasi ke aku?"

"Ckk, kasih pacar lo lah kalau dia abis latihan," balas Izah.

Vira tersenyum lalu mengangguk, gadis itu menerima keresek tersebut dan meraih sebotol air dingin di sana, kemudian ia memberikan keresek itu kepada Rini.

"Lah, kenapa ngasih ke gue? Gue nggak punya doi lagian," tanya Rini tetapi tetap menerima keresek yang disodorkan Vira.

"Yah kasih sama Aryan atau Gilang kek," jawab Vira lalu terkekeh.

"Kalau kasih sama Gilang gue ogah, tapi kalau sama Aryan gue bisa-bisa ajah sih, tapi takut pawangnya marah," ujar Rini mengundang gelak tawa dari Vira dan Izah.

"Siapa? Siapa?" tanya Izah sengaja.

"Noh," tunjuk Rini kepada Vina menggunakan dagunya.

Lagi, ketiga gadis itu terkekeh karenanya, Vina yang merasa dibicarakan pun sontak menoleh kepada ketiga sahabatnya, ralat salah satu dari mereka adalah saudaranya menatap nya dengan aneh.

Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang