Vira dan Vina, kedua gadis itu berjalan beriringan menyusuri koridor Sekolah Menuju kantin, kedua gadis itu berjalan sambil menggandeng tangan satu sama lain tak peduli jika tangannya berkeringat karena itu.
Selang beberapa menit, keduanya sampai di Kantin yang suasananya benar-benar ramai, Vina mengarahkan pandangannya di berbagai penjuru kantin sampai ia menangkap sosok Rini dan Izah yang melambai ke arah keduanya.
Vina yang mengerti maksudnya pun menarik Vira seraya melangkah menuju meja kantin yang ditempati oleh Izah dan Rini saat itu.
"Kalian udah pesen?" tanya Vina seraya mendudukkan bokongnya di kursi kantin.
"Belum, baru dateng juga," jawab Rini.
"Yaudah, gue pesen dulu, kalian mau pesen apaan?"
"Samain ajah."
Izah hanya mengangguk lalu beranjak dari kursinya menuju gerobak tukang bakso, lain dengan Vira yang terus menunduk karena mendengar ucapan-ucapan yang keluar dari mulut siswa yang berada di kantin.
"Vir, lo jangan nunduk mulu ... nggak perlu dengerin yang mereka bilang," sahut Rini yang mengerti membuat Vina menoleh, karena sejak tadi gadis itu malah sibuk dengan handphone nya.
"Lo kenapa Vir?" tanya Vina yang dibalas gelengan dari Vira.
Jujur saja, Vira sebenarnya tidak suka melakukan hal seperti ini, mendengar namanya yang terus dijelekin ia harus diam tapi Vira ingat bahwa saat ini ia sedang berpenampilan yang tidak seharusnya jika ia melawan.
Lain dengan Vina yang mengernyit tak mengerti dengan saudarinya itu, samar-samar pendengaran menangkap beberapa siswa yang menyebut namanya.
"Si Cherly beneran dikeluarin dari sekolah?"
"Itu anak kembar yang dimaksud 'kan? Emang mereka siapa sih, sampe bisa-bisanya buat Papahnya Cherly turun jabatan?"
"Bener, si Cherly katanya juga dikeluarin."
"Paling tu cewek kembar ngegoda anak pemilik sekolah, jadi Kak Alex ngebelain mereka."
"Cewek ganjen berarti."
"Kalau beneran gitu, sayang donk cantik doang, kelakuannya kayak gitu."
Emosi Vina memuncak mendengar hal itu, yang benar saja Vira dan dirinya di cap menggoda kakak kandung mereka sendiri?
Vira yang melihat perubahan dari Vina pun memegang lembut pergelangan tangan Vina, tidak lupa 'kan bahwa ketika Vina marah tidak mungkin mudah untuk menenangkan emosinya.
Brakk
Vina menggebrak meja kantin dengan kuat, membuat semua pandangan menuju ke arahnya, Vira hanya bisa diam saat Vina sudah marah seperti sekarang.
"Lo semua kalau nggak tau apa-apa mending diem! Emang kalian tau apa soal hubungan gua sama Alex?! Kalian seenak jidat ngatain gue, emang kalian punya bukti ngomong kayak gitu?!" bentak Vina.
Aura nya benar-benar kuat, kantin yang tadi ramai kini menjadi hening seolah tak ada orang sama sekali, mereka bungkam menutup mulut masing-masing tak berani membalas ucapan Vina entah karena apa.
Vina tersenyum remeh melihat semuanya hanya diam tak membalas ucapannya, tak sengaja gadis itu menangkap sosok Refan yang menatapnya dengan tatapan sulit untuk dijelaskan.
Vina tak peduli, gadis itu mengeluarkan uang merah dari sakunya lalu meletakkan nya di atas meja kantin, bagaimana pun ia sudah memesan makanan, tidak mungkin jika tak membayar nya.
"Vir, cabut!"
Setelah itu, ia langsung menarik Vira keluar dari kantin dengan emosi yang masih ada, kali ini seisi Kantin tadi seolah mengatainya dengan hal yang belum sepenuhnya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Teen Fiction"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...