"Jauhin Damar ... juga Angga."
Reflek Vira langsung menyingkirkan tangan Seli pada pundaknya dengan kasar, gadis itu kembali berbalik menghadap Seli dengan napas yang memburu, apa-apaan maksudnya itu?
"Hak apa kamu nyuruh aku ngejauhin Damar sama Angga? Emang kamu siapanya mereka?" tanya Vira.
"Hak? Hmm ... gini-gini, cuman mau ngasih tahu. Adanya kamu itu buat Damar sama Angga jadi benci sama aku," ucap Seli.
"Terus apa hubungannya sama aku?"
"Yah adalah, makanya aku minta kamu jauhin mereka supaya mereka nggak benci sama aku."
"Kalau aku nggak mau gimana?" tanya Vira menantang.
"Kamu kok nyolot? Aku cuman minta kamu jauhin mereka tahu nggak?!" bentak Seli membuat Vira tersentak, kini keduanya menjadi sorotan banyak siswa.
"Emang aku nyolot yah? Perasaan aku cuman nanya kenapa kamu nyuruh aku jauhin Damar sama Angga? Secara di sini aku pacaran sama Damar, kamu siapanya? Cuman mantannya doang 'kan?" balas Vira santai.
Mendengar pelantunan dari Vira membuat Seli kesal sendiri, akan tetap sebisa mungkin ia menahan kekesalan nya kali ini, masih ingat jika sekarang adalah di depan umum yang tentu saja keduanya sudah jadi tontonan semua orang.
"Oh, jadi kamu pacarannya Damar?" tanya Seli seraya tangannya di depan dada.
"Tapi kok aku baru tahu yah?" tanya nya lagi menyentuh dagunya menggunakan jari telunjuk seolah berpiki sesuatu kemudian tersenyum penuh arti.
"Tapi nih yah, kalau kamu pacarnya Damar, sekarang Damar nya kemana? Kok sejak tadi pagi aku nggak pernah liat kamu bareng? Katanya pacaran ... emang ada yah pacaran kayak gitu?" tanya Seli lagi dengan nada mengejek.
Jujur saja kali ini Vira kesal setengah mati, hari ini ia memang tak pernah kelihatan bersama Damar itu karena salahnya, terus sekarang? Ia bersikap seolah tidak melakukan apa-apa, muna kali.
"Terus, kalau diliat dari penampilan kamu sih, nggak percaya banget kalau kamu pacaran sama Damar, aku jadi heran ... sejak kapan Damar mau sama selevelan kamu ini? Udah cupu, penampilan nggak banget, terus paling sekolah di Sekolah elit kek gini cuman karena beasiswa 'kan? Gitu ajah sok banget, masih mending aku kalau dibandingin sama kamu."
Mendengar ucapan Seli barusan mengundang cibiran-cibiran mulut siswa yang menjelek-jelekkan Vira dan yang lainnya justru mendukung Seli.
"Bener juga sih, kok Damar mau sama cewek cupu kayak Vira?"
"Nggak cocok banget ish, dari awal emang gue nggak setuju."
"Masih mending Seli."
"Bener benget, emang si Vira ini siapa coba? Asal usulnya ajah nggak jelas, pede banget pacaran sama Damar."
"Gue dukung Damar sama Seli ajah."
Demi apa pun ingin sekali Vira membalas semua ucapan Seli saat ini juga, sebisa mungkin ia masih bersabar sampai detik ini, akan tetapi sekali saja Seli menghinanya maaf, titik kesabaran Vira telah habis.
"Emang derajat keluarga kamu gimana sih, sampe-sampe percaya diri banget bisa sama Damar?" tanya Vira memancing ingin tahu marga keluarga gadis songong di hadapannya ini.
"Oh yah, kamu mau tahu? Orang tua aku yang ngejalanin perusahaan milik keluarga Agra, pemilik Sekolah ini tahu 'kan? Yang namanya itu perusahaan Ganratama, salah satu perusahaan sukses," ujar Seli dengan bangganya justru Vira ingin sekali menertawakan gadis itu saat ini juga.
Namun berbeda dengan Vira, siswa yang mendengar hal itu justru kagum dengan apa yang diucapkan oleh Seli barusan, karena memang tak sembarangan orang yang bisa mengenal keluarga Agra, terlebih itu dipercayakan oleh Agra sendiri sampai mempercayakan perusahaan untuk dijalankan oleh keluarga lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Genç Kurgu"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...