Assalamu'alaikum!
Hai readers akoh, gimana? Siap baper buat part yng ini? Tahan yah, jan sampe guling-guling wkwkwk.
Langsung ajah, happy reading!
***
"Saya janji bakalan bawa pulang Vira tepat waktu Tan," ucap Damar meyakinkan untuk ke sekian kalinya.
Irma menghela nafas, untung saja Agra sedang tidak ada di rumah malam ini, ia ingin mengizinkan namun masih tersirat perasaan ragu untuknya membiarkan Vira untuk keluar malam-malam, namun cowok di hadapanya ini bersikukuh meyakinkannya kalau halnya Vira akan aman bersamanya.
"Yasudah kalau gitu, saya izinkan," ucap Irma membuat Damar tersenyum sumringah.
"Tapi sebelum jam sembilan malam, kalian sudah harus ada di rumah yah," pintar Irma yang dibalas anggukan antusias dari Damar.
"Makasih Tan, saya bakal pulang tepat waktu dan tante tenang ajah, Vira aman sama saya," balas Damar.
Cowok itu terlihat tampan malam ini, dengan celana jeans hitam dan hoodie hitam yang ia kenakan dengan lengan yang ia tarik sampai siku, sepatu yang berwarna senada dengan baju dan celana, juga jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan kirinya.
Tidak lupa bukan jika cowok mengenakan pakaian serbah hitam, beuuh kadar ketampanannya akan meningkat.
Irma tersenyum melihat wajah sumringah Damar mendapat persetujuan nya, dalam hati wanita itu berharap Damar adalah laki-laki yang bertanggung jawab, salah satu penyebab Irma mengizinkannya adalah ia mengingat kalau halnya Damar dan teman-temannya pernah menyelamatkannya dari pencopet waktu itu.
"Saya percaya sama kamu," balas Irma.
"Kamu tunggu di sini sebentar, saya panggilkan Vira nya dulu," tambah Irma yang diangguki Damar.
Irma akhirnya menaiki tangga menuju kamar si kembar, lain dengan Damar yang memegang dadanya yang terasa bergemuruh, kenapa harus deg-degan seperti ini sih?
Panggilan dari seseorang membuat Damar berhenti memegang dadanya dan reflek langsung menoleh ke arah tangga, ia tertegun menatap Vira yang juga tengah menatapnya sekarang.
Gadis itu terlihat cantik malam ini, rambut yang ia kucir sedikit menyamping, dengan hoodie hijau mudanya yang kebesaran, hotpants yang ia kenakan berwarna hitam tidak lupa dengan tas nya, membuat Damar terpaku seketika, hanya saja menurut Damar kacamata bulatnya yang dilepas mungkin Damar sudah tidak dapat berpaling karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cheerleader And Basketball team (Revisi.)
Fiksi Remaja"Gue pikir adanya lo bisa buat luka gue sembuh, tapi nyatanya kehadiran lo di hidup gue justru buat luka gue yang seharusnya sudah mengering tambah basah karena perlakuan lo yang nggak jauh bedanya sama dia." •Vira Alviani Agra "Bukannya gue nggak m...