Jungkook menyandarkan tubuhnya ke pintu, menetralkan kembali napasnya yang tersenggal sebelum akhirnya terduduk dan membenturkan kepalanya sendiri.
"Kenapa aku melakukannya?" sesal Jungkook sambil mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana tidak? perlakuannya pada Tzuyu tadi membuatnya sangat takut jika gadis itu takut padanya dan menolak nantinya.
Atensinya teralihkan pada Taehyung yang duduk di atas ranjangnya sambil menumpangkan kakinya. "Berbuat ulah?"
Sang kakak beranjak lalu mendekati Jungkook. "Jangan bilang kau—"
Jungkook dengan segera menggeleng, menyanggah tuduhan Taehyung yang sudah terpancar dari matanya. Dia tak melakukan apa-apa, hanya saja hal yang tadi dia lakukan merupakan salah satu bagiannya. "Apa yang terjadi jika mate menolak kita?"
"Mati?" jawab Taehyung ragu, membuat Jungkook bergidik ngeri membayangkan bagaimana hidupnya akan berakhir andai Tzuyu menolaknya. "Tapi aku juga belum tahu pasti soal itu."
Jungkook menghela napas, berjalan menuju ranjangnya lalu berbaring. Dia terus bertanya-tanya apakah Tzuyu akan menolaknya atau tidak? apalagi karena hal bodoh yang dia lakukan tadi.
Tzuyu masih memegang bibirnya. Namun detik berikutnya dia menggeleng, mencoba mengusir ingatan soal hal tak baik yang baru saja terjadi. Tapi satu hal yang membuat Tzuyu heran adalah dia tak membenci pria yang dengan sengaja merebut ciuman pertamanya itu. Bahkan Tzuyu malah merasa senang.
"Ah pikiranku sangat kotor," gumamnya yang kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Dia berharap dia tak akan bertemu Jungkook dalam mimpinya. Jika iya, dia harap adegan tadi tak berlanjut.
Dari kejauhan seseorang memperhatikan sambil duduk di salah satu batang pohon yang langsung menghadap ke kamarnya.
Yap, jawabannya adalah Yieun.
Yieun menghirup dalam-dalam aroma di sekitarnya, menyeringai kala aroma yang dia hirup ternyata sudah ia duga sebelumnya. "Ternyata salah satu dari Dark Shadow pack yang datang kemari. Sepertinya putra sulung."
Tak banyak yang tahu soal kelahiran Jungkook di tengah-tengah pack itu. Hanya beberapa desas-desus saja yang Yieun terima soal putra bungsu pack ganas yang telah banyak membantai bangsanya dan dia yakin jika putra bungsu tak memiliki kekuatan yang terlalu besar.
"Aku harus pergi," gumamnya. Dia berbalik lalu berlari hingga dia hanya terlihat seperti hembusan angin.
*
*
*Jungkook duduk dengan sigap, menunggu Myung yang hingga saat ini tak kunjung datang. Padahal dia ingin sekali belajar bagaimana agar dia bisa hidup di tengah-tengah kehidupan manusia. Jika Myung terlambat seperti ini, dia jadi--
"Jangan merusak apapun!" peringat Myung yang membuat Jungkook berdecak. Dia sungguh-sungguh akan membuat meja kayu itu melayang jika Myung tidak memperingatkannya.
"Baiklah, karena saat ini aku akan jadi murid yang baik," ujar Jungkook.
Myung tahu, hal seperti ini akan sedikir sulit bagi bangsa werewolf yang terikat pack seperti Jungkook. Tapi karena pria itu mendapatkan mate seorang manusia, Myung merasa perlu memberikan sedikit pelajaran agar Jungkook dengan mudah bolak-balik ke dunia manusia tanpa harus takut tertangkap.
"Bagaimana jika kau melihat Tzuyu terluka?" Jungkook membaca tulisan yang kini tertera pada papan tulis berlatar hijau itu. "Ya, itu mudah saja. Aku akan menyerang seseorang yang melukainya."
Myung tersenyum lalu menggeleng. "Bukan seperti itu caranya."
"Lalu? saat kau terluka, kau harus membalas, bukan? kalau perlu aku bisa langsung membunuhnya," jelas Jungkook dengan nada santainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
Kurt AdamTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...