#24 How About Your Lips?

605 125 19
                                    

"Namamu bagus."

Lea tersenyum kemudian menatap Tzuyu yang kini berbaring di atas ranjang miliknya, sementara dirinya tengah mempersiapkan berbagai macam alat untuk ia gunakan.

"Namamu juga sangat bagus, Tzuyu," puji Lea, membuat Tzuyu dengan segera tersenyum. "Ini mungkin akan sedikit sakit. Kau bisa menahannya?"

Tzuyu mengangguk. "Tentu saja."

Tzuyu tak pernah takut pada jarum suntik. Namun kali ini jarum suntik yang digunakan Lea justru terasa lebih sakit dari biasanya.

"Sudah selesai." Lea menunjukan suntikan yang saat ini sudah terisi dengan darah Tzuyu.

"Hanya segitu?"

Lea mengangguk sambil memindahkan darah milik Tzuyu. "Jungkook hanya membutuhkan sedikit."

Tzuyu merasa sedikit heran sebab cara yang Lea lakukan benar-benar berbeda dari apa yang dilakukan di rumah sakit. "Lea, kau yakin? Kau bisa ambil darahku lebih banyak lagi."

"Tidak. Ini sudah cukup."







Berkali-kali Taehyung mencoba memanggil Caspian. Namun serigala itu sepertinya sedang sangat lemah. Bahkan Caspian tak kunjung menguasai tubuh Jungkook.

Jeongsu masih menggenggam tangan Jungkook yang semakin dingin. Padahal biasanya, tangan Jungkook biasanya sangat hangat. "Kookie, jangan seperti ini."

"Ayah, Kookie pasti kembali. Sebentar lagi dia akan dilantik 'kan? Dia tidak mungkin pergi begitu saja."

"Yak! Lepaskan!" Teriakan seseorang, membuat Taehyung dan Jeongsu dengan segera menoleh.

"Yang Mulia, dia yang melukai tuan muda," ujar warrior yang nampaknya berhasil menangkap pelaku yang sudah melukai Jungkook.

Warrior itu membuka penutup kepala wanita itu dan membuatnya duduk di lantai.

Jeongsu yang mengetahui pelaku, tentu saja sangat terkejut. Ia tak tahu jika seorang Luna dari pack yang pernah ia bantu, justru melukai putra bungsunya.

"Kau pernah menolakku, bukan?"

"Seyeon, apa ini balasan untuk bantuan yang ku berikan?" tanya Jeongsu, membuat Taehyung dengan segera menenangkan. Ia tak mungkin membiarkan sang Ayah menghabisi pelaku itu di kamar Jungkook. Sebab, Tzuyu masih berada di sana.

Seyeon menyeringai. "Dan Jungkook menolakku saat aku mengirim lamaran, bukan?"

"Kau bukan mate-nya. Aku pasti menolakmu," ujar Jeongsu yang kemudian menatap warrior tadi. "Bawa dia ke penjara. Aku akan mengurusnya nanti."

Tzuyu hanya menatap heran saat wanita itu terus berontak. "Ada apa dengannya?"

"Dia yang melukai Jungkook."

Tzuyu mengangguk dengan mulut yang membulat saat Jeongsu menjawab.

"Tzuyu, kau yakin akan tetap di sini?" tanya Taehyung, membuat Tzuyu dengan segera mengangguk. "Bagaimana jika orang tuamu mencarimu? Mereka pasti khawatir."

"Orang tuaku sudah tidak ada."











Yieun membulatkan mata saat mencium dengan jelas jika darah Tzuyu sudah tumpah. "Youra, kau menciumnya?"

"Darah Tzuyu? Apa dia terluka?"

Yieun mengangkat kedua bahunya. "Aku akan memeriksanya. Yunhee, kau bisa melihat apa yang saat ini Areum lakukan?"

Yunhee memejamkan mata. Ia berusaha untuk melihat apa yang saat ini sedang Areum lakukan. "Dia sedang memandang belati, seperti biasanya."

"Aku pikir dia sudah berhasil melakukan misinya." Yieun langsung hilang bersamaan dengan hembusan angin. Ia merasa jika ia perlu memastikan bangsa werewolf tak mendahuluinya mendapatkan darah Tzuyu.

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang