Universitas tempat Tzuyu mengenyam pendidikannya kini mulai dikejutkan dengan kehadiran sosok pria tampan. Dengan kaos putih dan jaket denim-nya, pria itu berjalan santai. Penampilannya semakin terlihat keren dengan tas yang hanya ia gendong satu sisi saja.
Yoon Jungkook.
Yap, pria itulah yang sebenarnya membuat geger satu kampus. Meski masih dalam tahap pemulihan setelah kejadian kemarin, pria itu nekad untuk masuk. Bahkan hal ini membuat Myung benar-benar kerepotan. Ia merasa perlu berada tak jauh dari Jungkook untuk mengatasinya.
Jungkook menghentikan langkah lalu memutar malas kedua bola matanya. "Berhenti mengikutiku, Myung."
"Kau tidak malu? lihat? banyak orang di sini dan kau malah merengek padaku?"
Jungkook mengerutkan bibirnya sebelum akhirnya kembali berjalan. Ia cukup kesal karena Myung Terus mengikutinya. Seperti ibu yang mengantar anaknya ke taman bermain, pikirnya.
"Myung." Jungkook kembali merengek, membuat Myung menaikan sebelah alisnya. "Aku bisa masuk sendiri. Aku bukan anak kecil."
"Seperti perjanjian, aku harus selalu berada di sampingmu."
Jungkook menghentakan kakinya dengan bibir yang mengerucut.
"Kau membuatku merasa...iyuh, menjijikan sekali." Caspian memprotes dari dalam sana, membuat Jungkook semakin merasa kesal. Apa ia memang seperti anak kecil? hingga Myung seolah-olah menjadi utusan sang ayah untuk mengawasinya?
"Berhenti mengikutiku sampai sini."
"Kookie, Jungkookie, kau tidak boleh pergi sendirian!" teriak Myung hingga memenuhi lorong menuju ruang kelas Jungkook, membuat beberapa mahasiswa yang berada di lorong hanya memberikan tatapan heran mereka.
"Aku tak peduli. Berhentilah mengikutiku, Myung!!!" geram Jungkook sambil mempercepat langkahnya, memasang wajah kesal hingga membuat Caspian berkali-kali meledek dari dalam sana.
*
*
*"Kau mengenalnya?" tanya Hana dengan suara rendah. Ia sungguh penasaran sebab sejak awal Jungkook berada di kelas itu, Tzuyu bertingkah seolah ia malas hanya untuk menyapa pria baru itu. Bahkan saat Jungkook mengulurkan tangannya, Tzuyu tak langsung menyambutnya.
Tzuyu menghembuskan napasnya kesal, meletakan pulpennya lalu menatap Hana. "Tidak perlu bertanya apapun soal itu."
Sikap dingin Tzuyu pada Jungkook membuat Minji dan teman-temannya mulai berbisik. Mereka menganggap jika Tzuyu terlalu jual mahal. Mereka jadi gemas jika tak membahas soal Tzuyu.
Sementara itu, Jungkook hanya menatap punggung Tzuyu. Ia bersyukur karena bisa duduk tepat di belakang Tzuyu dan itu sudah cukup membuatnya merasa senang meskipun Tzuyu sempat menolak jabatan tangannya tadi.
Jungkook pikir belajar di perguruan tinggi semudah sekolahnya di dunia immortal. Ternyata tidak sama sekali. Di sini ia sungguh dipusingkan dengan banyaknya istilah yang sungguh asing di telinganya. Perlukah ia bertanya pada teman yang duduk di sampingnya? Rasanya tidak mungkin sekali.
Jungkook bertingkah seolah ia benar-benar mengerti dengan materi yang kini tengah di sampaikan dosennya. Masalah mengerti biarkan itu jadi urusannya yang selanjutnya.
"Aku pikir kau cukup cerdas ternyata tidak." Ledekan Caspian membuat Jungkook meremat kuat pulpen hitam yang ada di tangannya hingga benda itu benar-benar patah.
Jungkook merasa kikuk sebab dirinya membuat suara saat keadaan kelas benar-benar sunyi sebab yang bicara hanyalah dosen mereka.
Hana menahan tawanya. Ia lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Tzuyu. "Bukankah dia menggemaskan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/235859775-288-k988187.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
WerewolfTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...