#64 Bad Feeling

512 111 13
                                    

"Aku bawakan darahnya, tapi ini bukan darah milik Tzuyu. Ini milik Minhee," ujar Areum sambil menunjukkan sebuah botol kecil pada Yunhee. "Aku harap ini bisa membantu."

"Gomawo." Yunhee tak tahu harus berterimakasih seperti apalagi. Ia menyesal sudah mengabaikan Areum sebelumnya. Namun, saat ini Areum justru membantu mereka.

"Tidak masalah. Aku harap ini bisa membantu sebab saat ini Tzuyu tak akan bisa memberikan darahnya pada siapapun."









Jungkook memeras kain yang sudah ia basahi itu. Setelahnya, ia meletakannya pada dahi Tzuyu untuk menurunkan demamnya. Ia sungguh tak mengerti kenapa luka goresan itu bisa langsung membuat Tzuyu demam seperti ini.

"Tenang saja, dia sudah lebih baik sekarang." Lea memasukan beberapa peralatan miliknya. Setelah pindah, ia bersyukur karena bisa mendapat ilmu kedokteran yang baru. Bahkan ia mulai berteman dengan salah satu dokter dari dunia manusia yang juga merupakan temannya Myung.

"Bayi, jangan merepotkan Ibumu, ya?" Jungkook tersenyum setelah mengusap perut Tzuyu. Ia tahu betul jika kehamilan adalah hal yang sensitif bagi Tzuyu. Apalagi bayi itu punya aura yang sangat bertolak belakang dengan Tzuyu. Itulah kenapa semakin hari, Draco memilih untuk mengalah dan diam dibanding harus mem-protect Tzuyu dan membahayakan bayi itu.

"Aku tidak membahayakannya, Ayah."

Jungkook segera menoleh saat terdengar suara anak kecil. Ia kemudia tersenyum saat tahu jika Tzuyu yang melakukannya.

"Aku baik-baik saja." Memang wajah Tzuyu masih terlihat pucat. Namun, Tzuyu merasa sudah lebih baik dari sebelumnya.

Sebelumnya Tzuyu memang merasa sangat lemas. Apalagi saat Draco berusaha mem-protect dirinya. Namun, ia yakin bayi itu yang melindungi dirinya.

"Lihat? Kau bahkan langsung pingsan hanya karena tergores sedikit."

Tzuyu memutar malas kedua bola matanya. Lagi-lagi, soal darah.

"Jangan melakukannya, hm? Aku sudah meminta sedikit darah Minhee. Aku harap itu bisa membantu Yieun."

"Apa itu bisa?"

"Aku harap begitu. Lebih baik sekarang kau tidur lagi. Suhu tubuhmu belum turun." Jungkook kembali menarik selimut itu untuk menutupi tubuh Tzuyu. Ia lalu tersenyum sebelum akhirnya mengecup dahi sang mate. "Tidurlah. Aku masih punya banyak urusan."

"Lalu meninggalkanku sendiri?"

"Aku akan menemanimu sampai kau tertidur."

*
*
*

Jungkook mendesah pasrah. Tatapan memelas itu tentu saja tak akan pernah bisa membuat Jungkook mengatakan penolakan.

Ia berdiri dari singgah sana berlambang bulan di belakangnya. Perlahan ia menuruni anak tangga kecil yang menjadi penghubung antara singgah sananya dan juga lantai dasar.

"Baiklah, aku akan carikan itu, tapi kau  harus berjanji tidak akan kemana-mana."

Tzuyu hanya mengangguk dengan tatapan menggemaskan. Tatapan yang sungguh membuat Caspian meraung-raung dari dalam sana. Dengan gaun putih ditambah lapis renda ungu transparan, tentunya membuat Tzuyu terlihat sangat cantik. Apalagi rambut abu-abunya dibiarkan tergerai.

Sudah hampir satu bulan Jungkook terus menerus pasrah dengan permintaan demi permintaan dari Tzuyu. Namun, ia tak akan bisa menolaknya sebab ia tak mau sesuatu terjadi pada calon putranya.

Memang ia belum tahu soal itu. Namun, Jungkook cukup yakin jika yang akan lahir adalah bayi laki-laki.

"Sejak kapan seorang Alpha tunduk pada yang lain?"

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang