Tzuyu berontak. Ia mencoba melepas tangannya ketika seseorang menggenggamnya. Ia sangat tahu jika itu bukanlah Hana. "Bisakah kau tidak menyentuhku?"
Jungkook mengangkat kedua tangannya seolah tengah ditodong menggunakan senapan. "Oh, maaf."
Tzuyu berdecak kemudian meninggalkan Jungkook. Ia sungguh malas harus berurusan lagi dengan pria tak sopan itu. Selama ini ia tak pernah berkencan dan Jungkook dengan sangat berani merenggut ciuman pertamanya. Bukankah itu sangat tak sopan?
Tzuyu berjinjit, mencoba untuk meraih salah satu buku tebal yang terletak di bagian atas rak buku itu. Jungkook tersenyum kemudian membantu untuk mengambilkannya. "Kita bisa menjadi teman, bukan?"
Tzuyu tak peduli. Ia segera pergi setelah buku yang ia inginkan sudah berada di tangannya, membuat Jungkook mendesah kesal karena sikap Tzuyu saat ini berbanding terbalik dengan sikap Tzuyu saat pertemuan awal mereka.
"Terus berusaha, kau tak bisa melepaskannya begitu saja." Meski menyebalkan, Caspian cukup ampuh untuk kembali membarakan semangat Jungkook, seolah-olah sisi serigalanya itu memang sebuah pemantik api dan semangat Jungkook adalah tungku apinya.
"TZUYU!!" Seluruh pasang mata tertuju pada Jungkook, membuat pria Yoon itu menunjukan wajah penuh canggungnya. Bagaimana tidak? Ia berteriak saat perpustakaan benar-benar sunyi.
Jungkook tersenyum saat Tzuyu tiba-tiba menggenggam tangannya, menariknya dari sana seolah-olah menyelamatkan Jungkook dari suasana canggung yang melingkupinya sejak seluruh pasang mata menatapnya.
Tzuyu berdecak, membuat Jungkook hanya berani menatap ujung sepatunya. Ia sungguh tak berani menatap Tzuyu karena bisa ia lihat dengan jelas jika mate-nya tengah dipenuhi amarah.
"Bisakah kau tak mempermalukan dirimu sendiri seperti tadi? Apalagi dengan menggunakan namaku."
Jungkook mengangkat pandangannya. Ia menatap langsung manik hazel Tzuyu yang menunjukan jika gadis itu benar-benar kesal. "Aku hanya ingin kau bicara padaku."
Tzuyu merasa terenyuh, melihat bagaimana menggemaskannya rasa penyesalan yang Jungkook tunjukan. Tidak tidak, ia tak bisa luluh begitu saja pada pria di hadapannya itu.
Tzuyu, tolong perbaiki otakmu! Titah Tzuyu pada dirinya sendiri. Intinya ia tak boleh jatuh cinta dengan mudah pada Jungkook.
"Aku pernah--"
"Baiklah, kau bisa berteman denganku." Jungkook tersentak saat Tzuyu menunjuknya tepat di hadapan wajah. "Jangan mengikutiku kemanapun ku pergi!"
Jungkook mengangguk dengan wajah yang masih terkejut, membuat Tzuyu dengan segera berlalu. Namun detik berikutnya Jungkook tersenyum lalu melakukan sedikit euphoria atas keberhasilannya mendekati Tzuyu.
"Caspi, bukankah aku luar biasa?" bangga Jungkook sambil membusungkan dadanya. Namun hal ini justru membuat Caspian berdecih di dalam sana. Terlebih karena Jungkook salah menyebut namanya.
"Ngomong-ngomong, namaku Caspian. Cas-pi-an. Not Caspi!" tegas Caspian.
"Aku lebih suka memanggilmu Caspi. Itu lebih pendek dibanding Caspian. Makanya cari nama yang pendek sedikit."
Jungkook berjalan santai. Ia mengalungkan salah satu gendongan tasnya di bahu kanan. Tak lupa ia juga merapikan rambutnya dengan menggunakan jarinya, membuat Caspian berkali-kali berontak karena sikap cari perhatian Jungkook yang tengah kambuh.
"Merasa paling tampan, huh?"
Jangan salah, aku cukup tam-- Kesombongan Jungkook berakhir begitu saja saat ia mendeteksi aroma werewolf lain. Matanya awas, memperhatikan sekitar, berusaha untuk mencari keberadaan werewolf yang kebetulan ada di dekatnya. Ia sangat yakin jika ada werewolf yang berkeliaran di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
WerewolfTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...