Tzuyu memandangi langit malam sambil menopang dagu. Ia terus bertanya-tanya kemana perginya bintang saat ia sungguh merindukan kedua orang tuanya?
"Tzuyu, kau belum makan." Suara ibu Yang membuat Tzuyu langsung menoleh. "Aku membawakan makan malam untukmu. Kau terlalu memikirkan kuliahmu."
Tzuyu tersenyum, beranjak menghampiri ibu Yang. "Terimakasih."
"Kau merindukan Ibumu lagi?"
Tzuyu mengangguk sambil mulai menyantap makanannya. "Ya, aku merindukan kedua orang tuaku. Apa ibu Yang tidak menyimpan foto mereka?"
"Tak ada foto di keranjang bayimu waktu itu. Hanya sepucuk surat permintaan untuk merawatmu."
Tzuyu tersenyum, berusaha untuk tegar. Ia tak pernah tahu siapa orang tuanya dan darimana asalnya. Semua ingatannya hanya hanya berhubungan dengan panti asuhan itu. Ia jadi yakin jika ia berada di sana sejak masih sangat kecil.
Tzuyu menatap ibu Yang. "Terimakasih karena merawatku sejak aku masih kecil."
Ibu Yang duduk di samping Tzuyu lalu mengusap pucuk kepalanya. "Kau sudah seperti putriku karena kau yang paling lama berada di sini. Aku tak tahu kenapa tak ada yang mau mengadopsimu."
Tzuyu menarik salah satu sudut bibirnya. Jika ia ingat-ingat lagi, bukan tak ada yang mau mengadopsinya. Tapi ia memang sengaja membuat masalah agar tak ada yang mau mengadopsinya. Ia sudah sering pura-pura sakit saat ia akan dijemput atau pura-pura punya penyakit serius hingga pengadopsinya memilih untuk mengundurkan diri.
Jungkook masih berkutat dengan pedang miliknya. Meskipun ini kali pertamanya menggunakan benda tajam tersebut, ia sudah membuat beberapa warrior kewalahan.
"Sudah ya, aku lelah." Jungkook memberikan pedang tersebut pada salah satu warrior untuk kemudian disimpan.
Dari balkon kamarnya, Taehyung ternyata terus memantau sang adik. Cara sang adik mengayunkan pedang memang menunjukan seakan itu bukanlah kali pertamanya menggunakan pedang.
"Sudah ku bilang, Jungkook bukanlah murni werewolf. Ada darah lain yang mengalir di tubuhnya," ujar Dominic dari dalam sana.
"Menurutmu darah apa?" tanya Taehyung sambil tetap fokus pada Jungkook yang kini sudah berjalan masuk menuju mansion.
"Aku masih tak yakin. Tapi mungkin jika kau meminta Ayahmu memeriksanya, aku yakin akan ada darah lain."
Taehyung mengernyit. Ia masih dibingungkan dengan teka-teki tak berujung dari Dominic. Sisi serigalanya seolah tak mau memberitahu secara rinci soal darah lain yang mengalir di tubuh adiknya. Tapi ia merasa jika hal itu benar-benar mustahil. Terlebih karena mereka berdua memiliki garis keturunan yang sama.
"Hyung, ayo berburu." Mindlink Jungkook membuat Taehyung dengan segera menoleh. Ia lantas tersenyum saat mendapati Jungkook sudah berdiri di pintu yang menghubungkan balkon itu dengan kamarnya.
"Bukankah Ayah baru saja memberikanmu kelinci?"
Jungkook mengerucutkan bibirnya. Ia memang seorang werewolf. Tapi ia sungguh tak tega jika harus memakan binatang menggemaskan itu. Apalagi karena 2 kelinci mungil itu adalah keinginannya. Mana mungkin ia memakannya.
"Aku menyayangi mereka." Jungkook mengakhiri kalimatnya dengan mencebikan bibirnya. "Apa aku tega memakan mereka?"
Taehyung memukul pelan dahinya. Tingkah Jungkook memang tak pernah diprediksi. Terkadang Jungkook akan bertingkah polos layaknya anak kecil. Tapi kemarahannya juga tak bisa diragukan lagi. Mengingat beberapa waktu lalu dirinya hingga terpental hanya karena suasana hati Jungkook yang sangat buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
WerewolfTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...