#12 Behind

525 125 3
                                    

Jungkook nampaknya masih kesal karena Myung membuatnya malu di depan Tzuyu. Ia tak bisa bayangkan akan se-illfeel apa Tzuyu padanya. Bahkan ia sampai berpikir jika Tzuyu akan sulit untuk ia dekati.

"Makanya jangan tidur sembarangan."

Jungkook mendengus kesal saat Caspian juga ikut menyalahkan dirinya. Ia hanya kelelahan setelah berlatih kemudian berburu. Itulah kenapa ia hanya ingin tertidur sebentar.

Hana yang sepertinya sejak tadi memperhatikan Jungkook, merasa sangat gemas. Apalagi Jungkook beberapa kali mengembungkan pipinya sambil memainkan pulpen di tangannya.

"Tzuyu," bisik Hana, membuat Tzuyu mendelik. Namun tetap saja ia melirik ke arah Hana.

Hana menaikan sebelah alisnya beberapa kali. Tak lupa ia juga menunjuk Jungkook dengan matanya, membuat Tzuyu dengan malas menoleh.

"Jangan menggangguku, Hana," dingin Tzuyu yang kemudian kembali mengerjakan tugasnya. Namun siapa sangka? Tzuyu berusaha menyembunyikan senyumnya. Ia tak mengerti sejak kapan Jungkook membuat dirinya merasa sangat gemas. Apalagi saat di bus tadi pagi.

"Kau baru saja tersenyum, Tzuyu."

Suara Hana membuat Tzuyu kembali memasang wajah datarnya. Ia kemudian merutuki dirinya sendiri sebab tanpa sadar tersenyum hanya karena tingkah Jungkook.

Jungkook bingung saat seseorang meletakan secarik kertas ke atas mejanya. Namun ia tak langsung membukanya, ia lebih dulu memperhatikan Minji yang kini tersenyum sambil memberikan kode agar Jungkook membukanya.

Caspian nampaknya sedikit tak suka dengan sikap Minji. Beberapa kali ia bahkan mencegah Jungkook bahkan ia juga meminta Jungkook agar duduk di sebelah Tzuyu saja dibanding duduk di sebelah Minji seperti saat ini.

Bagaimana jika kita pulang bersama?

Jungkook melirik Minji yang kini kembali tersenyum dengan sangat manis sambil menopang dagunya, membuat Jungkook hanya tersenyum canggung.

"Jungkook, apa yang sedang kau lakukan?"

Dengan cepat Jungkook menoleh saat dosen yang kebetulan saat ini tengah mengajar di kelasnya, menegurnya. Jungkook meremas surat yang Minji tulis kemudian memasukannya ke dalam tas. Ia lalu kembali fokus pada tugas yang tadi diberikan oleh dosennya meskipun ia sama sekali tak mengerti. Tapi ia pura-pura mengerjakan seolah ia memang benar-benar bisa mengerjakan.

Tzuyu menahan tawanya saat melihat wajah panik Jungkook. Menurutnya wajah panik Jungkook lebih lucu dibanding wajahnya saat sedang tidur.

Dia terlalu banyak bertingkah.








Jeongsu tampak sangat serius memperhatikan kalender yang ada di atas meja kerjanya. Ia masih belum yakin soal kapan ia akan resmi menurunkan tahtanya pada Jungkook. Ini memang berat. Tapi selama Taehyung menerimanya dengan senang hati, ia akan tetap menurunkan kekuasaannya pada Jungkook.

"Masih memikirkan soal tanggal?" tanya Taehyung yang kini berdiri di belakang sang Ayah. Dengan segera Jeongsu berbalik kemudian mengangguk. "Bukankah lebih baik saat bulan purnama?"

Bulan purnama memang selalu menjadi malam sakral untuk bangsa werewolf. Pada malam itulah kekuatan bangsa werewolf seolah bertambah dan ia yakin jika malam bulan purnama akan sangat sempurna untuk penobatan Jungkook. Tapi satu hal yang membuatnya takut adalah seseorang yang mungkin berusaha melukai Jungkook. Apalagi selama ini tersiar kabar jika Jungkook merupakan incaran setiap Alpha untuk dijadikan menantu.

"Aku juga memikirkan hal yang sama. Tapi sepertinya malam bulan purnama akan membuat keselamatan Jungkook berada dalam bahaya." Jeongsu mulai melangkah, menjauh dari kalender yang terpasang di dinding.

"Ayah, apa Ayah tahu soal serigala peliharaan Moon Goddess?" Pertanyaan Taehyung membuat Jeongsu menghentikan langkahnya. Ia kemudian berbalik. "Dominic bilang Caspian seperti serigala peliharaannya Moon Goddess."

Jeongsu terdiam. Sebenarnya ia juga masih merasa bingung soal apapun yang kini mulai terhubung pada Jungkook. Namun ia cukup yakin satu hal, darah lain yang mengalir dalam darah Jungkook merupakan alasan utama kenapa Jungkook mendapat wolf seperti Caspian. Tapi ia masih belum mau mengatakannya pada Taehyung saat ini. Ia takut jika hal itu menimbulkan perselisihan antara Jungkook dan Taehyung. Bahkan yang lebih parahnya lagi, perselisihan antara makhluk-makhluk immortal lainnya.

"Kau mungkin bisa mencari tahunya dari buku-buku sejarah." Taehyung cukup bingung saat sang Ayah menepuk bahunya kemudian berlalu seolah berusaha untuk menyembunyikan sesuatu.

"Darah lain dalam diri Jungkook. Sepertinya kau harus cari tahu soal itu."

Taehyung mengangguk sebagai pertanda jika ia paham soal apa yang perlu ia cari tahu. Ia merasa jika keanehan dalam diri Jungkook benar-benar semakin banyak, membuatnya semakin penasaran soal apa yang masih tersembunyi.

*
*
*

Yieun menghentikan langkahnya. Ia bersembunyi di balik dinding saat melihat Jungkook berjalan bersama Hana dan juga Tzuyu.

"Pantas saja aku mencium bau serigala. Ternyata dia," gumam Yieun sambil tetap bersembunyi bahkan setelah Hana, Tzuyu, dan Jungkook berlalu melewatinya.

Yieun sebenarnya masih bingung dengan keberadaan Jungkook di sana. Tidak mungkin jika werewolf seperti Jungkook jauh-jauh datang ke sana tanpa tujuan.

Apa serigala itu sudah tahu soal darah milik Tzuyu? Tidak bisa ku biarkan.

Sementara itu, Jungkook tiba-tiba saja menghentikan langkahnya dan meringis saat Myung tiba-tiba saja menjewer telinganya. Bahkan hal ini tak luput dari penglihatan Hana dan Tzuyu, membuat kedua gadis itu hanya menahan tawanya melihat bagaimana lucunya ekspresi yang ditunjukan Jungkook.

"Myung, kenapa menjewerku?" protes Jungkook, membuat Myung hanya melipat kedua tangannya.

"Nona-nona, maaf aku perlu membawa Jungkook dulu," ujar Myung yang kemudian menarik tangan Jungkook agar ikut dengannya.

"Myung mengganggu saja," kesal Caspian dari dalam sana. Bagaimana tidak? Saat Tzuyu sudah menerima kehadiran Jungkook, Myung malah merusak suasana.

Jungkook berusaha berontak hingga akhirnya tangannya bisa terlepas. Wajar saja karena sebesar apapun tenaga yang Myung keluarkan, tetap saja akan kalah sebab tenaga Jungkook jauh lebih besar darinya.

"Ada apa?" kesal Jungkook yang kemudian melipat kedua tangannya kesal.

Myung mendekatkan wajahnya ke telinga Jungkook lalu berbisik, "Kau harus hati-hati pada--"

Jungkook memutar malas kedua bola matanya. "Pria itu 'kan?" tanya Jungkook sambil menaikan sebelah alisnya untuk menunjuk Yieun.

"Entahlah, aku tak bisa mengenali apapun. Yang jelas kau harus selalu berhati-hati, atau aku perlu--"

"Tidak perlu," sela Jungkook yang nampaknya sangat tahu apa yang akan Myung katakan. Ia yakin Myung akan meminta Ayahnya untuk mengirim beberapa warrior untuk mendampinginya. "Aku bisa menjaga diriku sendiri. Lagipula Caspian bersamaku jadi jangan khawatir."

"Kookie."

Jungkook menunjuk wajah Myung, memojokan pria itu ke dinding dengan tatapan tajamnya. Namun sepersekian detik ekspresinya berubah drastis. "Myung...aku sudah bilang jangan memanggilku dengan sebutan itu di sini."

"Baiklah baiklah. Sekarang izinkan aku untuk pulang," ujar Myung sambil menurunkan telunjuk Jungkook dan menyingkirkan tangannya dari bahunya.

"Myung," panggil Jungkook, membuat Myung dengan segera menoleh. "Boleh aku minta satu hal?"

"Katakan. Aku pasti akan menurutinya jika aku bisa."

"Jangan bilang pada Ayah jika tujuanku ke sini untuk dekat-dekat dengan Tzuyu."





TBC🖤

1 Okt 2020

BehindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang