Benar saja, darah itu menetes dan mengenai wajah cantik Youra, membuatnya perlahan menghilang layaknya debu, membuat Tzuyu tersenyum menang sebab ia berhasil melenyapkan Youra. Ia lantas menatap langit. Ia yakin jika matahari sebentar lagi akan meningkat suhu, membuat Tzuyu memilih untuk mundur. Ia sudah meminta bantuan Soora untuk meningkatkan cahaya matahari agar para vampire terbakar.
"Mundur!!" Tzuyu berlari untuk bergabung dengan pasukannya yang lain. Ia sudah terpisah terlalu jauh karena hanya fokus pada Youra.
Tzuyu menghindari sabetan pedang itu. Bahkan dengan brutal ia membunuh satu demi satu vampire yang menghalangi dirinya. Ia tak peduli meski pada akhirnya, mungkin ia akan dapat hukuman karena hal ini.
"Lebih baik kita mundur," ujar Tzuyu, membuat Jungkook mengangguk. Ia tak memang masih ingin melumpuhkan semua pasukan Youra. Namun, ia sangat yakin Tzuyu punya cara yang lebih ampuh untuk melumpuhkan pasukan lawan.
"Ayo lari!" Perlahan bola api mulai berjatuhan, membuat Tzuyu menggenggam kuat tangan Jungkook kemudian berlari. Ia bersyukur karena Draco bisa membuat tameng besar yang membuat mereka tak akan mungkin terkena bola api yang sengaja Soora kirimkan untuk membantunya.
"Di mana Areum?" Jungkook mengedarkan pandangan. Ia berusaha mencari sang Kakak diantara pasukannya yang tersisa. "Tzuyu, dia bisa terluka."
Taehyung melepas jubah yang ia kenakan. "Dia bersamaku. Aku tahu, cahaya matahari itu pasti akan membakarnya."
"Aku pikir dia tertinggal."
Tak ada satupun dari mereka yang masih bersih tanpa luka. Bahkan luka Jungkook benar-benar parah dengan anak panah yang masih menancap pada lengannya.
Napas Jungkook masih tersenggal. Ia lantas meraih tangan Tzuyu yang kini dipenuhi darah. Ia yakin pasti bagi Tzuyu, itu terasa sangat perih. Ditambah dengan luka yang ada di pipinya juga. "Kau baik-baik saja?"
Tzuyu hanya mengangguk. Padahal jauh dalam hatinya, ia ingin sekali menggigit sesuatu agar mengalihkan rasa sakitnya.
Jungkook meraih jubahnya, merobeknya sedikit kemudian membalut luka Tzuyu. "Tahan sedikit. Ini mungkin akan mengurangi rasa sakitnya."
"Lebih baik kita pulang saja."
Seketika lapangan luas itu berubah menjadi tempat di mana ratusan vampire tergeletak. Perlahan satu persatu dari mereka tumbang dan menghilang layaknya abu. Hal ini tentunya membuat pasukan Jungkook bisa dengan telak memenangkan perang ini.
Tzuyu tiba-tiba saja tak sadarkan diri, membuat Jungkook dengan segera menangkap tubuhnya yang hampir saja terjatuh dari atas kuda. Ia yakin jika Tzuyu terlalu menahan banyak rasa sakit hingga membuat dirinya tak sadarkan diri.
"Aku rasa dia hanya kelelahan saja. Apalagi tadi dia sangat lincah sampai aku berpikir jika itu bukan dirinya." Areum mengusap pucuk kepala Tzuyu. Ia kagum dengan sisi lain yang Tzuyu tunjukan di medan perang. Bahkan Tzuyu seolah tak punya rasa takut saat meraih pedang lalu menyerang siapapun yang berusaha menyerang dirinya.
Seberapapun besarnya penolakan dari Tzuyu, ia tetap mewariskan segala hal yang Jayu miliki. Satu hal yang masih Jungkook adalah kasih sayang besar yang mungkin akan membuat bangsa vampire dan juga bangsa werewolf bersatu.
*
*
*Tzuyu mengerjapkan matanya, berusaha menyeimbangkan cahaya yang masuk ke matanya. Sungguh, kepalanya masih berdenyut saat ia berusaha untuk bangun.
"Istirahatlah lebih lama lagi." Jungkook tentu saja tak membiarkan Tzuyu untuk bangun. Apalagi setelah tadi Tzuyu tiba-tiba saja pingsan.
Tzuyu benar-benar heran saat Jungkook terus saja tersenyum. Tidak akan mungkin Jungkook bahagia tanpa alasan 'kan? Apalagi Tzuyu yakin jika Jungkook bahagia saat ia masih pingsan.
"Hana?" Tzuyu terkejut saat mendapati sahabatnya ada di sana. "Kenapa kau ada di sini?"
"Tae Oppa yang mengajakku."
Sungguh, Tzuyu bingung dengan senyuman-senyuman aneh dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Mana mungkin jika...bayi?
"Eh, aku sudah bilang untuk istirahat lebih lama lagi 'kan?"
"Ck, aku sudah baik-baik saja," ujar Tzuyu saat Jungkook hampir membuat dirinya berbaring kembali.
Percikan air membuat Tzuyu segera melindungi wajahnya. "Kenapa melakukan ini?"
"Hey, diamlah. Jangan banyak bergerak," ujar Areum yang kemudian menarik tangan Tzuyu agar tak menghalangi wajahnya. "Ini ritual, Tzuyu."
"Aku baik-baik saja. Apa perlu aku ulangi? A-ku ba-ik ba-ik sa-ja. Kenapa kalian sangat berlebihan?" kesal Tzuyu, membuat Jungkook terkekeh. Sungguh, ia malah merasa gemas atas kemarahan Tzuyu kali ini.
"Ayo makan ini."
"Tidak mau."
"Tzuyu..." Areum membuat penekanan, membuat Tzuyu terpaksa mengambil potongan kue kering yang ada di atas nampan.
"Aku tahu, aku sudah membuat kita menang. Tapi kalian tahu? Ini berlebihan. Bahkan sangat," ujar Tzuyu dengan nada kesalnya. Namun, ia akui jika kue yang ia makan tadi sungguh enak. Apa ia harus memintanya lagi?
Tzuyu menghampiri Jungkook. Ia merasa malu jika mengatakannya secara langsung. "Oppa, boleh aku meminta kuenya lagi?" bisiknya.
"Tentu saja. Areum, tolong bawakan kuenya lagi."
"Astaga, tadi kau marah," goda Areum, membuat Tzuyu hanya tersenyum kikuk. Ia tak bisa menolak jika sudah mengecap kue kering yang biasa digunakan para werewolf di setiap ritual mereka.
"Tzuyu, haruskah aku katakan padamu soal ini?"
"Soal?"
Jungkook membisikan jawabannya, membuat Tzuyu segera membulatkan mata.
"Jangan berbohong." Tzuyu nampaknya tam percaya dengan apa yang Jungkook bisikan padanya.
"Aku serius. Bahkan sangat serius. Aku tidak mungkin main-main 'kan?"
Tzuyu mencebikan bibirnya. Ini sungguh terlalu cepat. Ia hanya bersyukur sebab sesuatu yang buruk tak terjadi.
"Aku akan menjagamu dan..." Jungkook tersenyum sambil menatap perut Tzuyu. "Dia."
Jungkook tersenyum saat Tzuyu mendekapnya. Hari ini kebahagiaannya sungguh berlipat. Ia berhasil memenangkan perang itu dan membuat Tzuyu tetap bersamanya. Lalu berita besar ini ikut melengkapi kebahagiaannya.
"Aigo, selamat, Tzuyu..." Hana memeluk Tzuyu. Ia tak percaya jika Tzuyu turun ke medan perang dengan kondisi hamil muda. Andai ia ada di sana, mungkin ia sudah lebih dulu melarang Tzuyu.
"Kita akan pindah dari sini. Ayahku bilang di sini sudah tak aman lagi."
"Pindah?"
"Ke rumahku yang dulu," ujar Areum sambil meletakan nampan yang sudah ia isi dengan kue yang tadi Tzuyu minta. "Aku rasa kastilnya kosong."
"Ah iya, Yieun Oppa, apa dia baik-baik saja?" tanya Tzuyu, membuat Jungkook hampir saja emosi. Youra bagian dari kelompok Yieun dan ia sangat yakin jika Yieun juga ada di balik serangan mendadak itu.
"Aku belum tahu soal kabarnya. Aku akan menemuinya jika Jungkook mengizinkan."
"Aku tidak mau kau pergi dan tidak kembali."
"Aku pasti kembali. Aku cukup curiga karena Youra hanya menyerang sendirian kemarin."
Tzuyu menatap Jungkook dengan tatapan memohon, membuat Jungkook akhirnya terpaksa mengiyakan permintaan Areum. Apalagi melihat kondisi Tzuyu saat ini. Ia tak mungkin menolak apapun yang Tzuyu minta.
"Aku harap Areum tidak terperangkap lagi oleh Yieun. Kau tahu? Bangsa vampire begitu licik."
TBC🖤
9 Des 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
Hombres LoboTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...