"Aku merasa ada manusia di mansion ini." Mindlink dari Dominic membuat Taehyung mencoba menghirup dalam-dalam napasnya. Dia lantas mengangguk saat aroma tubuh manusia benar-benar ada di sana.
Langkah Taehyung mengarah pada kamar sang adik sebab aroma manusia mulai tercium kuat saat dia melewati pintu kamar sang adik. Dia begitu terkejut saat mendapati seorang gadis tengah duduk di dalam kamar adiknya itu.
"Dia menemukan matenya? secepat itu? bahkan kau belum menemukannya sama sekali."
Taehyung hanya menghembuskan napasnya. Pernyataan soal mate memang selalu menjadi topik utama bagi kaum werewolf. Terlebih karena mate merupakan bagian penting yang tak pernah bisa dipisahkan dari kehidupan mereka.
"Hyung, bisa bantu aku?" tanya Jungkook yang tiba-tiba saja berdiri di hadapannya, membuat Taehyung sedikit terkejut karena dia sedang melamun tadi.
"Untuk?"
"Dia terluka dan aku tak bisa menemukan obat merah atau apapun yang—" Ucapan Jungkook terhenti saat sang kakak memijat pelan dahinya. "Kenapa?"
"Mana ada obat merah, Kookie. Mansion ini tak pernah membutuhkan obat karena kau tahu sendiri jika kita tak memerlukannya," ujar Taehyung dengan nada pelan, takut jika gadis yang berada di dalam sana. "Tapi aku bisa membelikannya."
Jungkook hanya mengacungkan jempolnya, membuat sang kakak dengan cepat berlari dan menghilang begitu saja.
"Kamarmu benar-benar nyaman," puji Tzuyu yang tentunya membuat Jungkook tersenyum. Namun hal ini sepertinya membuat sisi serigala dalam dirinya meraung sebal karena tingkah Jungkook. "Kau suka melihat bulan di sini?"
"Tidak, aku tidak pernah duduk di sini," ujar Jungkook yang membuat Tzuyu memberikan tatapan bingungnya. "Karena kursi itu milik ibuku."
"Ah ma—aw." Tzuyu meringis saat dia berniat untuk berpindah, membuat Jungkook langsung memegang tangan Tzuyu. Dia merasa tubuhnya terasa aneh saat tangannya bersentuhan langsung dengan tangan Tzuyu. Tapi dia yakin ini pasti ulah Caspian yang memintanya untuk menandai Tzuyu.
"Duduk saja, tidak apa-apa," ujar Jungkook yang membuat Tzuyu mengangguk. "Ibuku sudah tiada, jadi jika aku duduk di situ, aku selalu teringat padanya."
Tzuyu mengusap punggung tangan Jungkook lalu tersenyum. "Aku juga tidak punya orang tua. Aku belum pernah melihat wajah ayah ataupun ibuku. Tapi aku yakin mereka sangat menyayangiku."
"Katakan padanya jika dia menikah denganmu, dia akan punya keluarga."
Lagi-lagi Jungkook mendengus kesal saat Caspian mulai membual. Dia sungguh tak menyangka jika menjadi seorang werewolf seutuhnya merupakan perihal yang merepotkan. Berkali-kali dia mengumpat karena dirinya masih menyesuaikan diri dengan kehadiran sang serigala dalam dirinya.
"Diamlah!" geram Jungkook yang memilih mengabaikan berbagai bentuk protes dari Caspian. Dia merasa tak ada gunanya dan buang-buang waktu saja.
*
*
*Tzuyu terbangun begitu terdengar suara geraman layaknya seekor anjing. Dia mengedarkan pandangannya namun dia hanya mendapati Jungkook yang tidur di sana. Dia tak mengerti kenapa Jungkook memilih tidur dengan posisi seperti itu sedangkan sofa yang ada di sana dia biarkan kosong begitu saja.
Tangannya tergerak begitu saja untuk mengusap pucuk kepala pria Yoon itu. Namun tiba-tiba saja tangannya dicekal begitu saja oleh Jungkook.
Pria itu tersenyum. "Kau sudah bangun?"
"Pertanyaan bodoh!" Jungkook memilih untuk tak menghiraukan perkataan sisi serigalanya. Dia ingin berpura-pura tuli saja daripada harus berdebat dengan Caspian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
WerewolfTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...