Tzuyu membanting tubuhnya begitu ia sampai ke kamarnya. Sejujurnya dia ingin sekali memejamkan matanya saat ini juga. Tapi dia tak mungkin membiarkan ibu Yang mengerjakan semuanya sendiri. Terlebih karena bukan hanya ada dia saja di sana, tapi juga puluhan anak yang bernasib sama seperti dirinya.
"Tzuyu, kau baru pulang, lebih baik kau istirahat saja," ujar ibu Yang saat dia menyadari kehadiran Tzuyu di dapur.
"Tidak apa-apa, aku sudah tidur di bus." Tzuyu mengambil beberapa piring, sumpit dan juga sendok untuk menyiapkan makan malam untuk seluruh anak-anak yang tinggal di panti asuhan itu. Dia bahkan tak masalah jika saat ini tubuhnya benar-benar kelelahan.
"Kau yakin?" Seorang pria hanya mengangguk saat seorang wanita bertanya. Pria itu meletakan gelas berisi darah segar sebelum akhirnya duduk di sofa sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangannya, membuat noda merah itu seketika lenyap dan berpindah pada punggung tangannya.
"Aku rasa bangsa werewolf tak mengetahui apapun soal Tzuyu." Dia menghela napasnya lalu menyandarkan tubuhnya. "Aku harap mereka tak pernah mengetahui soal itu."
"Bagaimana jika Tzuyu adalah mate salah satu dari mereka?" tanya Yunhee sambil menumpangkan kakinya lalu menopang dagunya. "Kita akan dalam masalah."
"Kalaupun dia mate salah satu dari mereka, aku yakin werewolf itu bukanlah werewolf biasa," timpal Youra yang saat ini tengah memperhatikan darah yang sudah dia pindahkan ke dalam gelas. Perlahan taringnya mulai keluar, membuatnya dengan segera meneguk segelas besar berisi darah itu dengan sangat kehausan.
Vampire, makhluk mitologi yang masih diragukan keberadaannya hingga kini. Namun jauh dari yang manusia tahu, mereka selama ini berkeliaran dengan bebas di tengah kehidupan manusia. Wajar saja jika tak ada yang menyadarinya sebab mereka sudah belajar bagaimana hidup normal layaknya manusia dan memutuskan untuk hanya memakan darah dari hewan, bukan dari manusia--meskipun terkadang mereka harus pura-pura membutuhkan donor darah untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Pembicaraan mengenai Tzuyu memang selalu menjadi topik utama yang seakan tak pernah membuat sekumpulan vampire itu sebab darah Tzuyu bisa saja membuat mereka menjadi vampire abadi. Mereka memang sudah menjadi makhluk abadi, tapi mereka juga punya jangka waktu untuk hidup yang membuat mereka harus mengincar darah Tzuyu.
Yieun beranjak lalu menatap langit-langit kastil yang mereka huni selama ini. "Aku akan mendekatinya terlebih dahulu agar dia percaya padaku."
Youra menyunggingkan senyumannya, merasa sangat terkesan dengan rencana yang dibuat oleh temannya itu. Mereka bukan sebuah keluarga seperti vampire-vampire kerajaan lainnya. Mereka hanyalah vampire liar yang akhirnya bertemu dan membuat kelompok.
Dalam kelompok itu hanya ada Yieun yang merupakan seorang pria, itulah kenapa mereka lebih percaya pada Yieun dalam urusan apapun termasuk menyusun rencana untuk mendapat tetesan darah milik Tzuyu.
"Aku harus pergi, ada urusan yang harus ku lakukan." Dengan secepat kilat Yieun berlari, menimbulkan hembusan angin yang cukup kencang di sana.
"Aku curiga dia akan jatuh cinta pada Tzuyu," gumam Areum sambil memperhatikan pisau perak yang saat ini ada di tangannya. Dia membayangkan akan semenyenangkan apa jika pisau miliknya itu mengenai salah satu bangsa werewolf. Membayangkannya saja sudah membuat hatinya merasa sangat senang.
"Areum, sepertinya kau harus benar-benar membalas keluarga Yoon."
Gadis itu menoleh, menarik salah satu ujung bibirnya lalu meletakan pisau perak yang dia pegang. "Aku rasa cara membalas dengan baik adalah dengan membuatnya tersiksa sebelum akhirnya menutup mata."

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind
WerewolfTzuyu, gadis yang tak pernah membayangkan sama sekali akan terjebak diantara 2 makhluk mitos yang selama ini hanya bisa dia lihat dari buku-buku fiksi. Hingga pada akhirnya keselamatannya sungguh terancam sebab darahnya bisa memberikan keabadian pad...