27

3.3K 365 80
                                    

Ana tetap mengikuti kemanapun Jason melangkah. Jason membuka kamar rawat inap. Terlihat dari pintu seorang wanita sedamg terbaring diatas ranjang dengan lengan kanan yang penuh perban.

" gimana kejadiannya? " tanya Jason saat sudah berada dalam ruangan
" tenang dulu Nyo " ucap mama nya
" gabisa aku tenang ma. Papa udah tau? " tanya Jason lagi
" udah. Papa lagi dikantor polisi " jawab mamanya
" ci gimana ceritanya? " Jason mengalihkan pandangannya pada Helen. Kakak perempuannya.
" tadi gue lagi duduk disofa ruang tamu. Terus tiba-tiba kacanya pecah. Udah gue ga inget lagi " jelas Helen
" mama gapapa kan? " tanya Jason
" ngga. Mama gapapa kok " jawab mamanya
" mama dimana waktu kejadian? " tanya Jason
" mama lagi didapur. Waktu denger suara kaca pecah, mama langsung keluar. Dan cici kamu udah pingsan " jelas mamanya

Jason terdiam.

Ana merasa canggung berada dalam ruangan ini. Ana merasa seperti keluarga ini tak menyadari kehadiran Ana diantara mereka.

Pintu kamar kembali terbuka. Seorang pria masuk dengan dua orang polisi, melewati Ana begitu saja. Ada rasa ingin keluar dari ruangan ini. Tapi Ana merasa tidak enak pada Jason yang telah membawanya kesini.

' ada apa dengan keluarga ini? ' bathin Ana

" Helen, kamu harus berikan keterangan kejadian buat laporan " ucap pria itu
" iya pa " lalu Helen menceritakan kejadian kepada kedua polisi yang datang bersama pria tersebut.

Ana mendengarkan setiap penjelasan Helen pada polisi. Membuatnya sedikit mengerti tentang apa yang terjadi.

Setelah Helen selesai memberi kesaksian, polisi itu pun pamit.

" lumayan susah buat diusut. CCTV jalan kita udah seminggu rusak " ucap pria yang ternyata papa nya Jason
" CCTV rumah kita udah dicek? " tanya mama Jason
" udah ma, tapi CCTV kita ga nangkap nomor polisi kendaraan yang dipake pelaku " jelas papa Jason

Ruangan hening kembali. Hingga akhirnya mama Jason tersadar oleh sosok Ana yang berdiri dekat pintu.

" lho Nyo, kamu bawa temen kok dicuekkin? " tanya mamanya

Jason menoleh ke arah Ana

' astaga gue lupa gue bawa anak orang ' bathin Jason

" kenalin ma, ini Alana " ucap Jason memperkenalkan Ana

Ana menghampiri mama dan papa Jason

" hallo tante, om " senyum Ana
" hallo. Sini duduk. Maaf lho tadi kami cuekkin " ucap mama Jason

Ana hanya menganggukkan kepala dan duduk disofa.

" Bry, ikut gue " ucap Jason lalu Bryan mengekor dibelakangnya

" tadi yang ngasih paket bilang apa ke lo? " tanya Jason
" dia cuma nanya apa bener lo kerja di showroom. Ya gue jawab iya. Tapi Jason nya lagi ga ada. Terus dia minta alamat rumah. Katanya dia ada perlu " jawab Bryan
" lo ga tanya hubungan gue sama dia? " tanya Jason lagi
" tanya. Dia bilang dia temen kuliah lo. Makanya gue kasih alamat rumah tanpa mikir panjang " jelas Bryan
"  lain kali kita harus hati-hati buat ngasih alamat rumah " pesan Jason
Bryan hanya mengangguk

Bryan merasa bingung atas situasi yang terjadi. Bagaimana bisa kejadian ini terjadi setelah ada orang yang mencari Jason? Apa isi amplop itu?

Evan keluar dari kamar Helen dan menghampiri Jason.

" lo punya masalah sama orang? " tanya Evan pada Jason

Seolah mengetahui isi pikiran Bryan yang bertanya-tanya

" ngga. Akhir-akhir ini gue ga bikin masalah. Kan lo tau belakangan ini gue sering sama Alana " jelas Jason
" lo tau gimana keadaan Alana? " tanya Evan lagi
" sedikit. Tapi rasanya ga mungkin kalo ini ada hubungannya sama Alana " jawab Jason
" kenapa lo bisa berpikiran begitu? " tanya Evan
" karna setau gue Alana cuma punya satu temen cowok. Ditambah lagi Alana ga ada kenalan disini. Ataupun pacar " jelas Jason
" motifnya juga apa kalo pelaku ini kenal sama Alana? Alana bahkan ga kenal keluarga kita. Kecuali kita bertiga " Bryan mendukung penjelasan Jason
" iya juga " Evan menganggukan kepala

Jason kembali masuk ke dalam kamar Helen. Melihat Ana dan mamanya yang sedang berbincang.

" ma, pa. Ada baiknya kita tambah CCTV rumah. Kita ga bisa ngandelim CCTV jalan dikomplek " saran Jason
" kalo itu udah papa pikirin. Papa udah beli CCTV nya. Kemungkinan sore ini bisa dipasang " jawab papa nya
" mama juga, jangan keluar sendirian ya " Jason menatap mamanya
" iya Nyo. Kamu tenang aja. Yang penting disini kita bisa saling jaga ya " ucap mama Jason menenangkan.
" ma, aku belum makan dari pulang tadi. Aku cari makan dulu ya " pamit Jason
" iya sana kamu makan dulu " ucap mamanya
" Alana, ayo " ajak Jason
" om, tante. Aku pergi dulu ya. Cici, cepat pulih ya " pamit Ana pada keluarga Jason

Jason tak membawa Ana ketempat makan, melainkan langsung membawanya pulang. Ana diam saja. Jason yang dari tadi hanya diam membuat Ana bingung harus berkata apa.

" Alana maaf kita gabisa jalan-jalan " ucap Jason saat Ana turun dari motornya
" gapapa kok kak. Maaf ya aku jadi ngerepotin " sahut Ana
" sana masuk. Kalo ada apa-apa langsung telpon gue. Oke? " pesan Jason
" iya kak. Kakak makan dulu " Ana mengingatkan
" iya nanti gue makan. Sekrang gue mau pulang dulu " pamit Jason
" take care kak " Ana masuk kedalam rumahnya. Setelah memastikan Ana masuk dengan aman, Jason melajukan motornya.

Sesampainya dirumah, Jason langsung mengecek tekaman CCTV dirumahnya. Melihatnya berkali-kali. Mengamati serta mengingat-ingat apakah ia pernah melihat ciri-ciri orang seperti ini.

Sudah tiga puluh menit Jason mengamati. Namun hasilnya ia tetap tidak mengenali pria yang ada dalam rekaman CCTV tersebut.

Jason mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia meraih tasnya dan kembali membaca surat yang ada dalam amplop cokelat itu

" STAY AWAY FROM ALANA.
NOW OR REGRET IT "

Secarik kertas yang ditulis dengan spidol berwarna merah.

Jason mulai melayangkan pikirannya. Bertanya-tanya siapakah yang mengiriminya ini? Apakah orang yang sama dengan orang yang meneror rumahnya? Dan apa motifnya? Karna sejauh kenal Ana, Ana tak pernah mengatakan dia punya mantan kekasih. Jangankan kekasih, ia bahkan tak pernah sekalipun terlihat dekat dengan pria selain Dalvin dan Regan.

Regan..

Jason mengambil kunci motornya lagi. Ia melajukan motornya menuju kampus. Berkat koneksinya yang tinggi. Dalam sekejap ia sudah tau informasi tentang Regan.

Sebenarnya Jason ragu. Ia bahkan tak pernah melihat Ana dekat dengan Regan. Mereka dekat selayaknya teman kampus. Namun tak ada salahnya ia melakukan pemeriksaan bukan?

Jason membuka galeri ponselnya. Memperhatikan beberapa gambar pelaku yang ia foto ulang dari CCTV. Menyamakan dengan postur tubuh Regan. Tak sama.

Jason melacaknya kembali menggunakan media sosial Regan.

Kecurigaan Jason langsung terpatahkan saat melihat instastory Regan yang sedang berada di sebuah mall pada saat jam kejadian.

Namun Jason benar-benar ingin memastikan bahwa ini memang benar.

Ia melacak lokasi Regan menggunakan IP Address. Dan ya. Hasilnya memang sama. Lokasi yang ditujukkan memang lokasi mall.

Jason William

*sending picture*

Bry, orang ini sama ga sama orang yang nanyain gue ke lo?

Bryan

Gue gabisa jamin Je. Jaket sama helmnya aja beda

Jason mulai pusing dibuatnya.







Gagal jalan-jalan :(((

Hollaaa gaisss.. update pagi biar nemenin kamu sarapan eaaaaaa....
Selamat menjalankann aktivitas. Jangan lupa senyum manis dihari kamis. Tsaaahhhh

Terimakasih kepada kalian yang masih setia sama cerita ini. Vote dan komen kalian bikin aku semnagat update hwehehe

(( mohon maaf jika terjadi ketypoan dan ketidak jelasan dalam cerita. Enjoy the story and see you ))

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang