Ana menatap pantulan dirinya dicermin. Mata merah yang sembab, hidung berair dengan kemerahan diujungnya, serta pipinya yang ikut memerah. Ya, inilah hasil dari tangisan Ana semalaman.
" apa yang salah? Kenapa? Jason kemana? " tanyanya pada dirinya sendiri
Sejak malam itu, Jason memang memberikan jarak antara Ana dan dirinya. Ia jarang menemui Ana, bahkan mengabaikan pesan atau telepon yang Ana tujukkan padanya.
" baby, come on. Ini hari keberangkatan kita " ucap Ferinda saat melihat keadaan anaknya
" tapi ma, kenapa Jason menghindar dari aku? " tanya Ana
" sayang, setiap orang punya kesibukkan serta prioritasnya masing-masing. Mungkin ada yang Jason kerjakan, dan dia lupa buat kabarin kamu " Ferinda berusaha menghibur putrinya
" no ma, Ana tau Jason. Jason ga pernah kayak gini " ucap Ana
" ssttt.. apapun itu, kamu pasti tau jawabannya nanti. U should be happy baby, kita akan mulai kehidupan baru kita. Kita wujudkan impian kita sama-sama. Kita habiskan lebih banyak waktu berdua untuk menebus kesalahan mama saat dulu. " Ferinda membawa Ana dalam dekapannya
" iya ma. Tapi sebelum ke bandara, kita kerumah tante Maria dulu ya? " pinta Ana
" iya sayang. Senyum dong " Ferinda menangkup wajah Ana dengan kedua tangannyaSudah hampir tiga jam Ana duduk diruang tamu rumah Jason. Setelah mendengar penjelasan Maria tentang kepergian Jason tiga hari lalu, rasanya hampir mustahil ia akan bertemu Jason sebelum keberangkatannya. Ia meremas jam tangan pemberian Jason di pergelangan tangannya. Sekuat tenaga ia tahan tangisnya.
" Jason masih ga bisa dihubungi " ucap Bryan
" kapan terakhir kali kalian komunikasi? " tanya Maria
" jam 2 siang tadi ma " jawab Helen
" kamu bilang apa? " tanya Maria lagi
" aku kasih tau dia kalo Alana berangkat malam ini. Sebelum berangkat Alana bakal mampir kerumah " jelas Helen
" Jason bilang apa ci? " kali ini Ana yang mengeluarkan suara
" dia bilang bakal usahain sampe rumah sebelum kamu berangkat " jawab HelenAna menghela napasnya panjang berusaha menenangkan diri dan meredam tangisnya.
" jangan sedih. Jason pasti pulang kok " ucap Evan berusaha menghibur.
" mama heran deh. Kok bisa anak ini ga bisa dihubungi. Kamu sama Jason ga komunikasi? " tanya Maria
" ngga tante. Sejak aku bilang aku mau ke new york, Jason jarang hubungi aku. Bahkan dia menghindar " jawab Ana
" positive thinking aja. Mungkin Jason mau kamu terbiasa tanpa dia nanti. Dia ga mau bikin kamu berat ninggalin semarang " Maria mengelus tangan Ana
" tapi bukan hal kayak gini yang aku mau tan " ucap Ana
" sayang, kamu ga boleh egois. Kamu juga ga bisa kendaliin Jason buat jadi apa yang kamu mau. Ini juga berat buat Jason. Percaya sama mama " sahut FerindaLagi-lagi Ana hanya menghela napasnya panjang. Berharap sosok Jason hadir dan memeluknya untuk yang terakhir kalinya.
" kita harus berangkat sekarang " tegas Ferinda
" ma... " panggil Ana dengan suara parau
" kita ga bisa tunggu lebih lama lagi " jawab Ferinda
" Alana, kamu ga bisa ulur waktumu lebih lama lagi. Mungkin sekarang kamu belum bisa ketemu Jason. Tapi masih ada kesempatan dilain waktu " ucap MariaDengan berat hati Ana bangkit dari duduknya dan berangkat menuju bandara. Sesekali ia melihat kebelakang dan tersenyum. Rumah ini, rumah Jason, rumah dimana ia pernah berbagi kesedihannya dengan keluarga Jason. Rumah yang menjadi saksi bagaimana keduanya saling berusaha menyenangkan satu sama lain. Sekuat tenaga ia tahan air matanya.
Ddrrtttt..ddrrrrttt...
Dengan cepat Ana meraih ponsel dalam sakunya. Berharap panggilan tersebut berasal dari Jason. Namun kali ini dewi fortuna tak berpihak padanya.
Incoming call from Zara...
Ana : iya Ra
Zara : gue tunggu di bandara ya. Lo udah berangkat kan?
Ana : iya. Ini udah mau jalan kok "
Zara : take care
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior ( END )
Fiksi PenggemarCerita ini dimulai ketika Alana memutuskan untuk berkuliah diluar jakarta dan memulai kehidupan barunya. berharp mampu memperbaiki hidupnya yang kelam semenjak ibunya pergi. fix udah ini cerita ada karna aku kekenyangan ngehalu jadi bubunya Jason 😂