20

3.8K 419 31
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 16.45 WIB. Jalan raya kota semarang sore itu mulai padat oleh kendaraan. Sudah lima belas menit mobil Jason tidak bergerak. Bagi Ana, hal seperti ini adalah hal yang biasa dialami oleh masyarakat jakarta.

" masih jauh ga? " tanya Ana
" lo liat gedung itu? Kita mau kesitu " jawab Jason
" deket ya " ucap Ana
" deket. Tapi gara-gara macet jadi lama " kesal Jasom
" itu gedung apa? " tanya Ana lagi
" kantor papa gue " jawab Jason
Ana menganggukan kepalanya.
" jalan kaki yuk " ajak Jason
" terus mobilnya? " tanya Ana
" gue bisa minta tolong satpam kantor buat kesini. Mau ga? " ajak Jason
" boleh " ucap Ana
" yaudah bentar gue telpon dulu ya " Jason meraih ponselnya dan berbicara ditelpon

Setelah menunggu ditempat yang sama, datanglah seorang pria dengan menggunakan seragam satpam.

" titip ya pak. Nanti parkirin aja di deket lobby " ucap Jason
" iya mas " jawab satpam tersebut

" Alana, ayo " ajak Jason meraih tangan Ana. Ana tanpa ragu menggenggam tangan Jason

Jason dan Ana berjalan menyusuri trotoar. Melewati toko-toko bunga dipinggir jalan. Ana sudah pasti merasa senang. Bagaimana tidak, bergandengan tangan menyusuri jalan yang penuh bunga dengan orang yang mampu membuatnya nyaman. Sinar matahari sore membuat semua terasa menjadi lebih manis lagi.

" Alana. Lo tau ga, kalo biasanya jalan ini ga semacet sekarang? " tanya Jason
" ngga kak. Aku baru pertama kali lewat daerah sini " jawab Ana jujur
" gue rasa gue tau alasan kenapa hari ini macet banget " ucap Jason
" kenapa? " tanya Ana
" karena semesta mau kasih kita cara beda buat nikmatin senja " ucap Jason sok puitis
" haha. Bisa aja. Udah kayak anak indie, indiehome " tawa Ana
" hahaha. Pantes ga gue? " tanya Jason
" dipantes-pantesin aja haha " jawab Ana
" tapi ada benernya juga. Karna macet kita jadi jalan kaki dan lewatin trotoar yang penuh sama bunga. Terus gandengan tangan pula. Ditambah lagi gaya sok kesilauan kita. Ini kalo ada yang fotoin candid bagus juga nih " lanjut Ana
" dasar cewek. Gue gandeng tangan lo soalnya gue takut lo ilang " ucap Jason
" heh! " kesal Ana
" semarang luas. Kalo lo ilang susah nyarinya " ucap Jason
" udah seneng digandeng. Taunya di giniin. Jahat banget " Ana sok sedih
" seneng lo digandeng? " tanya Jason
" seneng lah " jawab Ana
" yaudah kalo gitu besok kita bolak balik nyebrang jalan aja biar gandengan terus hahaha" canda Jason

Setelah berjalan menyusuri trotoar dengan penuh canda tawa, akhirnya mereka sampai dilobby kantor papa Jason. Mereka langsung menuju lift dan menekan tombol lantai paling atas.

" ah adem " ucap Jason
" udah kayak masuk indomart haha " canda Ana
" udah jam lima lewat nih " ucap Jason saat melihat arlojinya
" duh cepetan dong lift. Senja aku keburu ilang " sahut Ana

Saat pintu lift terbuka, Jason meraih tangan Ana

" kita masih harus naik tangga darurat satu lantai lagi. Ayo " ucap Jason
" let's go! " ucap Ana bersemangat

Mereka berdua pun berlari kecil menaiki tangga agar dapat sampai tepat waktu.

Saat Jason membuka pintu menuju rooftop, angin sore menyapa sejuk Jason dan Ana. Pemandangan langit jingga yang mereka lihat seperti sebuah bayaran yang tepat atas perjuangan mereka untuk sampai disini.

" ah akhirnya sampe diwaktu yang tepat " ucap Ana berjalan menuju pembatas rooftop
" untung belum gelap " sahut Jason lalu berdiri tepat disamping Ana
" kampus kita keliatan ya dari sini " ucap Ana
" iya. Deket sebenernya " jawab Jason
" gara-gara macet.. " ucap Ana
" gara-gara macet gue jadi tau gimana rasanya lewatin trotoar penuh bunga sama cewek.." lanjut Jason
" gara-gara macet aku jadi tau serunya lari-larian naik tangga sambil gandengan " timpal Ana
" gara-gara macet..." ucap Ana dan Jason berbarengan, lalu mereka pun tertawa

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang