41

3.4K 408 87
                                    

Waktu terasa begitu cepat berlalu. Sedikit demi sedikit Ana mulai pulih dari kesedihannya. Semua itu tak luput dari peran Jason. Berada disekitar keluarga Jason pun memberi Ana kesenangan serta kenyamanan. Merasa diterima dan disayangi membuat Ana merasa dirinya pun pantas bahagia, seperti mereka.

Sore hari ini Ana, Jason, Evan, Bryan dan Helen sedang berkumpul bersama dibalkon kamar Helen, menikmati sisa hari dengan bermain monopoli.

" 1..2..3..4..5.. mantep, gue beli nih kanada " ucap Bryan saat bidak-bidaknya berhenti
" hotel atau rumah? " tanya Evan
" hotel dong. Kan anak sultan " jawab Bryan

Helen memberikan kartu hak milik pada Bryan

" Je giliran lo " ucap Helen
" kocok biar asik " sahut Jason
" ngocok dadu aja berisik lo ah " ujar Evan
" 1...2...3.. lah woy. Kok gue masuk penjara? " kesal Jason
" hahaha rasakan " tawa Bryan
" ini penjara bisa gue beli? Gue kan sultan muda " ucap Jason
" mana ada beli penjara. Ga waras lo " ucap Helen
" yaudah si. Gue betah-betahin dipenjara. Gue bikin kayak hotel " kesal Jason
" yelah ribut. Je kasih itu dadu ke Alana " Evan memotong perdebatan
" eh iya sorry gue lupa " Jason memberikan dadu pada Ana
" 1..2.. " hitungan Ana terhenti saat ponselnya berdering.

Incoming call from Regan...

Jason dan saudara-saudaranya saling bertukar pandang.

" angkat aja dulu " ucap Helen

Ana : halo?
...
Ana : hehe iya
...
Ana : makasih ya Re
...
Ana : gue udah disemarang lagi
...
Ana : iya serius.
...
Ana : ngga. Gue tinggal sama kak Jason
...
Ana : biasa aja woy!
...
Ana : ngh.. gue izin dulu ya
...
Ana : oke. Bye

Ana menutup teleponnya lalu mendapati dirinya sedang diperhatikan oleh Jason, Bryan, Evan dan Helen, seolah menunggu penjelasan.

" ngh.. boleh ga, aku share location rumah ini ke Regan? " tanya Ana ragu
" buat apa? " tanya Jason cepat
" katanya dia mau bawain kita snack " jawab Ana

Tak ada satupun yang menjawab. Mereka hanya saling tatap satu sama lain.

" boleh " ucap Evan setelah menimbang-nimbang
" ko.. " Jason berniat untuk memperotes
" udah gapapa " sahut Evan
" yaudah kalo gitu aku kasih ya " Ana meraih ponselnya kembali

Mereka kembali melanjutkan permainannya, membiarkan Ana memainkan gilirannya.

" tadi aku udah itung sampe berapa si? " tanya Ana
" hah? Gatau " jawab Bryan
" masih muda, udah pelupa. Ck " timpal Evan
" ya maaf hehe " Ana menggaruk keningnya
" dua. Ah sama lo juga ko. Gitu aja ga inget " akhirnya Jason angkat bicara
" emang orang kalo otaknya pinter tuh gitu. Semua diinget " ucap Helen
" iya. Harusnya dia jawab dari awal ya. Kan dia tau " sambung Bryan
" ih udah. Kalo ribut terus aku ga main-main " Ana menengahi
" buruan woy " suruh Evan
" 3..4..5..6..7.. Australia.. " Ana menghentikan bidak-bidaknya
" beli ga? " tanya Helen
" ngga ah. Lanjut " Ana memberikan dadu pada Evan
" ini gue mainnya kapan? " tanya Jason
" ntar, kalo kita semua udah bosen! " seru Bryan

Senda gurau mereka menghiasi sore hari ini. Tawa, canda, kekesalan yang membuat permainan menjadi lebih berkesan. Hanya permainan sederhana, namun kebersamaan merekalah yang membuat ini menjadi seru dan menyenangkan.

Klakson mobil mengalihkan fokus mereka dari permainan. Regan

" aku turun dulu ya " pamit Ana
" okey " sahut Helen.

Selepas kepergian Ana, Evan, Bryan dan Helen menatap Jason dengan tatapan seolah menagih penjelasan.

Regan keluar dari mobilnya dan membawa beberapa papperbag dan kotak yang berisi makanan dan minuman. Saat matanya menangkap sosok Ana menghampiriñya, senyum ramah mengembang diwajahnya.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang