57

3.3K 412 95
                                    

Jason menyandarkan dirinya diambang pintu, melipat tangannya didepan dada dengan senyum yang terukir diwajahnya.

" butuh bantuan? " tanya Jason

Ana yang sedang memasukkan barang-barangnya kedalam kardus menoleh. Ditatapnya Jason sekilas lalu tersenyum.

" ga usah. Aku bisa sendiri " jawab Ana
" oke kalo gitu gue bantu beres-beres dibawah ya " pamit Jason

Ana masih asik dengan figura-figura yang akan ia masukkan kedalam kardus, melihat satu per satu gambar yang terpajang. Aktifitasnya terhenti saat ia memegang foto nya bersama mendiang papa.

" papa.. "
" papa bahagia kan disana? "
" papa tenang ya. Disini Ana udah sama mama, mama pasti jagain Ana. Ana udah bahagia kok pa "

Air mata mengalir membasahi pipinya. Tak bisa dipungkiri, meski sudah bersama sang mama, rasa butuhnya akan sosok papa tak berkurang sedikitpun. Dirasakannya dekapan dari belakang tubuhnya. Jason.

" ssshhh.. jangan sedih ya " ucap Jason lembut
" aku ga sedih kok. Aku cuma kangen " Ana membalikkan badannya agar menghadap kearah Jason
" senyum dong " Jason menghapus air mata Ana dengan ibu jarinya
" makasih ya kak " ucap Ana sambil tersenyum.
" udah ayo buruan dimasukkin barangnya " ucap Jason lalu membantu Ana memasukkan figura-figura tersebut kedalam kardus.

Tangan Jason terhenti saat memegang figura yang memajang foto Ana dan mamanya saat masih kecil, foto yang saat itu membuat Jason merasa familiar dengan wajah wanita yang ada difoto.

" pantes aja ya dulu gue ngerasa ga asing sama foto mama lo, ternyata gue pernah ketemu. Dan faktanya adalah orang tua kita sahabatan " Jason tersenyum
" kalo aku ga kenal sama kakak, kemungkinan aku belum ketemu mama sampe saat ini " ucap Ana
" pasti bisa ketemu. Caranya aja yang beda, karena Tuhan punya banyak cara buat kita tersenyum " Jason mengelus kepala Ana.
" kakak juga cara Tuhan buat aku tersenyum. Thanks God " Ana memeluk Jason yang ada didepannya.
" nah gini. Senyum. Bahagia. Ga nangis. Kan makin cantik " senyum Jason lalu membalas pelukan Ana.
" udah sana kebawah. Aku lanjutin sendiri " ujar Ana
" iya. Tapi jangan nangis lagi ya " Jason mengacak-acak rambut Ana lalu bangkit.

Jason menghampiri Zara serta Dalvin yang sedang memasukkan barang-barang mereka diruang tamu,

" lo ga bantuin Ana kak? " tanya Dalvin
" tadi dia mau gue bantuin katanya ga usah " jawab Jason
" ya udah bantuin kita aja hehe " canda Zara
" ya ini makanya gue turun " sahut Jason
" gimana perasaannya setelah tau ternyata mama mertua temen mama lo sendiri? " tanya Zara
" hah? " Jason menatap Zara dengan tatapan bingung
" biasanya, kalo orang tua kita deket sama orang tua pacar kita, udah pasti direstui " ujar Dalvin
" siapa yang pacaran? " tanya Jason
" ya berhubung lo berdua belum pacaran, berarti kalian bakal dijodohin. Hahaha " sahut Zara
" dijodohin terus nerima dengan senang hati " ujar Dalvin
" nih ya gue kasih tau. Dari pada lo berdua ngomongin yang ga jelas, mending ini cepetan dirapiin, biar cepet kelar " sahut Jason
" ah ga asik " gerutu Zara
" susah becanda sama kanebo kering " celetuk Dalvin
" berisik banget lo ah. Buruan ini udah gue bantuin juga " kesal Jason

Awalnya semua menuruti perintah Jason. Zara serta Dalvin khuyusk menata barang-barangnya. Namun itu tak berlangsung lama.

" kak, gimana? " tanya Zara
" apaan? " Jason balik bertanya
" ya elo ke Ana lah " jawab Zara
" ga gimana-gimana " ucap Jason
" jawaban lo tuh ga pasti " cecar Zara
" ga ada yang pasti didunia ini " sahut Jason
" udah Ra, udah. Ga bakal dapet jawaban kamu tuh " ucap Dalvin
" ih Vin, aku tuh penasaran " sungut Zara
" udah tuh, lanjutin lagi berdua. Gue mau ke atas " Jason bangkit lalu kembali ke kamar Ana.

Ana sudah memasukkan semua barang-barangnya kedalam kardus. Sudah tak ada satupun barang milik Ana yang tertinggal. Dipandanginya setiap inchi dari kamar ini. Lalu senyumnya pun mengembang.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang