54

4.3K 485 144
                                    

Ana mengerjap-ngerjapkan matanya sesaat hingga akhirnya ia yakin ia tak salah lihat. Tubuhnya terasa lemas. Lidahnya terasa kelu. Air matanya keluar begitu saja membasahi pipinya.
Ferinda berjalan pelan menghampiri Ana yang sedang terduduk diatas ranjangnya.

" sayang.. " air mata pun mulai membasahi pipi Ferinda.

Ferinda memberanikan diri untuk membawa Ana dalam dekapannya. Saat Ana sudah berada dalam dekapannya, Ama pun membalas dekapannya dan isak tangis Ana mulai terdengar jelas.

" maafin mama sayang " ucap Ferinda sambil mengecup puncak kepala Ana.

Ana tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Ia masih larut dalam tangisannya. Ia luapkan segala rasa sesak dan sedih yang selama ini ia pendam dalam hatinya.

" maafin mama, mama ga akan tinggalin Ana lagi. Mama janji " ucap Ferinda disela isaknya.

Ana melepaskan dekapannya dan menatap mata Ferinda dengan tatapan memohon.

" janji ya ma. Ana ga mau mama tinggal lagi " Ana kembali memeluk Ferinda dengan erat.

Tindakkan serta ucapan Ana sudah cukup untuk mematahkan rasa takut Ferinda. Rasa takut bila Ana tak ingin bersamanya lagi. Rasa takut bila Ana membencinya. Saat ini yang ia rasakan hanya rasa senang serta lega. Dan saat ini ia memiliki tekat yang besar untuk membahagiakan putri semata wayangnya dengan cara apapun itu.
Jason beserta keluarga yang melihat hal tersebut ikut terbawa suasana, bahkan Evan dan Bryan pun sempat menitikkan air mata. Senyum manis terlukis indah diwajah Jason. Rasa senang karena akhirnya gadis yang selama ini ia temani dalam keadaan suka maupun dukanya bisa berjumpa kembali dengan sosok mama yang selama ini pergi dari hidupnya. Jason harap Ana takkan sedih lagi, dan hanya ada kebahagiaan didepan sana.

" maafin mama sayang. Mama harus lakuin ini karna.... "
' ssssttt.. Ana ga butuh penjelasan mama. Yang Ana butuh itu cuma mama disisi Ana " Ana memotong cepat ucapan Ferinda
" kamu yakin, ga butuh penjelasan mama? " tanya Ferinda melepas pelukannya
" yakin ma. Karma bagi Ana, apapun yang mama lakuin itu semua demi kebaikan Ana " Ana tersenyum.

Senyum itu membuat air mata Ferinda kembali mengalir. Bagaimana bisa ia tinggalkan putri kecilnya yang memiliki hati sebaik ini? Bahkan ia tak marah saat sang mama meninggalkannya tanpa alasan. Tanpa pamit.

" sayang. Maafin mama " Ferinda kembali memeluk Ana.
" mama ga perlu minta maaf " ucap Ana
" mama pergi dulu ya bentar " pamit Ferinda
" mau kemana ma? " Ana menahan tangan sang mama
" ke bagian administrasi " jawab Ferinda
" mau ngapain? " tanya Ana lagi
" mama mau pindahin kamu ke suite room " jawab Ferinda
" ih ga usah mama. Aku disini aja. Sama kak Jason " Ana melirik kearah Jason. Dengan cepat Jason menyeka air matanya yang tersisa.
" ya udah kalo gitu Jason juga mama pindah ke suite room " ujar Ferinda
" eh, ga usah Rin. Suite room itu cuma buat satu pasien. Biar Jason disini aja" cegah Maria
" ah gampang itu. Bisa dibicarakan " uçap Ferinda sambil mengibaskan tangannya.
" udah ga usah repot-repot. Bentar lagi juga Jason pulang " tolak Maria
" Jason. Kamu mau kan temenin Ana? " tanya Ferinda
" udah mama ga apa-apa aku disini aja " ucap Ana
" ssshhhh. Sayang, mama ini mau kasih kamu yang terbaik yang mama bisa " Ferinda mengelus kepala Ana
" no ma.. dengan mama ada disini, itu udah hal paling baik buat aku " Ana tersenyum
" hmm.. ga ngaruh omongan kamu sayang. Jason, jawab tante " Ferinda menatap Jason meminta jawaban
" ah.. itu. Aku.. aku ikut tante aja deh " Jason tak tau harus menjawab apa
" yaudah kalo gitu. Tunggu sini biar mama urus. Maria, titip anak-anak ya " Ferinda berjalan keluar dari ruangan.

Jason, Bryan, Helen dan Evan saling tatap. Senyum mulai mengembang diwajah mereka. Evan menghampiri sang mama yang sedang berada diranjang Ana.

" ma, hati-hati banget nih. Jason bakal 24jam bareng Ana " ucap Evan
" yaelah ko. Emang kemaren di jakarta gue ga bareng Ana 24jam? " sahut Jason
" syahdu nih. Bisa-bisa kalo malam seranjang berdua " ledek Bryan
" huussshhh. Kamu ini senemg banget ngeledek adiknya " Maria mencoba menyudahi celoteh anak-anaknya
" ih ma.. kayak ga tau aja " timpal Helen
" apa si lo pada. Gue tuh sakit. Malah mikir yang ngga -ngga " kesal Jason
" lo sakit aja masih bisa kan bikin kita dimarahin? Apalagi cuma sekedar pindah ranjang? " ucap Evan

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang