23

3.7K 429 40
                                    

Sudah empat hari Ana tak melihat Jason. Dan selama empat hari itu pula Ana tetap terus menghubungi Jason meski tak ada hasil yang ia dapat dari usahanya.
Ana tak tau harus berbuat apa, sempat terpikir olehnya untuk bertanya pada Val, namun ia urungkan niatnya karena ia tau perasaan Val pada Jason.

Pagi ini seperti beberapa hari terakhir, Ana berjalan kaki menuju kampusnya. Merasa tak semangat untuk menjalani hari, dan bertanya-tanya kemana Jason? Ada apa dengan Jason?

" kenapa sih? Manyun mulu lo " tanya Regan
" gue lagi suntuk " jawab Ana
" kenapa? " tanya Regan lagi, namun Ana tak menjawab
" nonton yuk " ajak Regan
" no thanks " tolak Ana
" ayolah. Biar ga suntuk " Regan berusaha untuk menghibur Ana.
Ana menarik napas panjang.
" sorry Re, I can't " tolak Ana sekali lagi
" hm okey. But u can call me whenever u want " Regan tersenyum
" thanks a lot " Ana memaksakan senyumnya

Ana tak memperhatikan dosen yang sedang menerangkan materi didepan kelas. Ia hanya ingin cepat pulang, merebahkan tubuhnya dikasur, dan menghabiskan waktunya disana.

Kelas pun akhirnya berakhir, Ana masih tetap diam.

" Ana? " panggil Regan
Ana hanya menatap Regan tanpa menjawab
" ayo pulang " ajak Regan
" iya " jawab Ana
" pulang sama siapa? " tanya Regan lagi
" sendiri " jawab Ana
" ayo gue anter " ajak Regan
" gausah Re. Lo pulangnya hati-hati ya " ucap Ana
Mendengar ucapan Ana, Regan hanya menganggukan kepalanya dan berlalu. Ia tau, sekeras apapun usahanya membujuk Ana, saat Ana berkata tidak, semua akan sia-sia.

Kelas sudah kosong. Ana mulai merapikan buku-bukunya. Dan beranjak dari kursinya untuk pulang. Ana melangkahkan kakinya menyusuri lorong kampus yang sudah sepi.

" aaa oh gosh. I miss u haha "

Ana menghentikan langkahnya. Ana mengenali pria itu. Pria yang ada dalam dekapan wanta lain. Pria yang ia cari beberapa hari ini. Pria yang membuatnya menunggu. Jason.

Val memeluk Jason dengan erat di lobby. Sudah pasti hal itu menjadi perhatian mahasiswa yang berada disekitar sana.

Ana hanya terdiam. Berusaha mencerna apa yang ia lihat.

' apa ini? '

Perasaan sesak mulai menghinggapi dada Ana. Ana berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangisnya.

' jangan nangis Alana '

Ana melanjutkan langkahnya. Berusaha tak menghiraukan apa yang baru saja ia lihat. Berusaha tetap tenang agar tak ada satupun yang memperhatikannya.

Ana berlari saat sudah diluar area kampus. Ia membiarkan air matanya mengalir membasahi pipinya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan tatapan orang yang Ia lewati dijalan. Ia hanya ingin cepat sampai rumah.

Tangis Ana pecah setibanya dirumah, Ia membanting pintu kamarnya kuat-kuat. Berusaha meluapkan emosinya agar dadanya tak terasa sesak. Namun semua sia-sia.
Ana terduduk dipojok kamarmya. Memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana.
Ana membiarkan isakannya terdengar. Ana tak menahannya lagi.

" harusnya gue ga gini "
" gue bukan siapa-siapa Jason "
" harusnya gue sadar diri "
" perasaan ini ga pantes lo rasain Alana "

" lepasin Val, lo ga malu diliatin orang? " tanya Jason lalu Val melepaskan pelukannya.
" hehe biarin. Abis gue kangen banget sama lo " Val tersenyum
" btw thanks udah mau nyerahin tugas gue tempo hari " ucap Jason
" senang bisa membantu " sahut Val
" yaudah gue duluan " pamit Jason
" lo kesini ngapain? " tanya Val. Ya, memang Jason datang kekampus saat jam kuliahnya sudah selesai
" gue mau jemput Alana " ucap Jason
" oh? Yaudah kalo gitu. Bye " Val memaksakan senyumnya.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang