61

2.9K 401 106
                                    

Alunan lagu dari radio menemani perjalanan Jason menuju apartemen Ana. Jason meraih ponselnya dan mencoba untuk menghubungi Ana untuk yang kesekian kalinya.

" kemana sih? " kesal Jason

Jason menekan bel unit apartemen Ana berkali-kali, namun tak ada tanda-tamda pintu akan terbuka. Jason membalikkan tubuhmya dan menekan bel di pintu unit Zara. Berharap mendapatkan jawaban.

" lho, kak? " tanya Zara saat pintu terbuka
" Alana kemana ya? " tanya Jason to the point
" ada kayaknya didalem. Tadi dia abis kesini kok " jawab Zara
" oh? Gue telepon ga diangkat. Gue tekan bel berkali-kali juga dia ga buka pintunya " jelas Jason
" kemana ya dia? ... eh iya ma. Bentar ada Jason. Kak, tau kan pin pintunya? Masuk aja. Aku lagi telepon mama nih. Bentar ya. Apa minta bantuan Dalvin " ucap Zara sambil kembali meletakkan ponsel ditelinganya
" sorry. Lanjut. Thanks Ra " Jason mempersilahkan Zara untuk kembali masuk ke apartemennya.

Jason mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan saat pintu berhasil ia buka. Kosong. Tak ada siapapun.

" Alana? " panggil Jason saat ia melangkahkan kakinya.

Fokus Jason teralihkan saat ia mendengar suara kloset yang di flush. Dengan cepat ia langkahkan kakinya menuju toilet.

Tok.. tok.. tok..

" Alana? Are u there? Alana! " panggil Jason.

Tok..tok..tok..

" Alana, lo demger gue ga sih? " panggil Jason lagi.

Pintu toilet dibuka perlahan,

" hei.. " sapa Ana sambil menyeka sisa air disudut bibirnya
" kenapa? " tanya Jason
" ga apa-apa. Ayo pergi. Aku udah siap nih " jawab Ana
" jangan bohong. Pipi lo dingin banget " ucap Jason saat memegang pipi Ana
" iya ga apa-apa. Udah ayo " ajak Ana
" ngga. Duduk disofa sana. Gue buatin teh " suruh Jason

Jason menghampiri Ana dengan secangkir teh hangat ditangannya. Ia duduk disamping Ana dan mengelus pipi Ana lembut.

" kenapa? " tanya Jason dengan suara lembut
" telat makan " jawab Ana dengan mata yang terpejam dan kepala bersandar di sofa
" kok bisa? " tanya Jason
" lupa " jawab Ana
" lo manusia jenis apa sih sampe makan aja lupa. Minum dulu nih " kesal Jason sambil memberikan gelas berisi teh.

Usai meminum teh buatan Jason, Ana menyandarkan kepalanya di pundak Jason dan kembali memejamkan matamya. Jason pun mulai mengelus lembut kepala Ana.

" ga usah pergi ya " ucap Jason
" pergi" sahut Ana
" lo kan sakit. Gimana ceritanya mau main badminton? " tanya Jason
" ya kakak yang main. Aku nonton. Kita udah rencanain dari lama lho " jawab Ana
" kayak ga ada wakth lain aja " ujar Jason
" sepuluh menit lagi kita berangkat ya " ucap Ana
" mama pulang jam berapa? " tanya Jason
" bilangmya paling telat jam 9 malam " jawab Ana
" yaudah kalo gitu. Lo nonton gue main. Bentar aja tapi " Jason menyetujui keinginan Ana
" oke " angguk Ana

Sudah satu babak Ana duduk di bangku tribun. Sesekali bersorak untuk menyemangati Jason dan dibalas dengan lambaian tangan serta senyum manis dari Jason.

" semangaaattt. Kalo menang dapet aku! Hahaha " teriak Ana
" kalo gue yang menang, Alana buat gue ya Jas. Hahaha " sahut lawan Jason
" lo belum pernah ngerasain di tabok raket ya? Mau nyobain? " tanya Jason sambil mengacungkan raketnya ke arah lawan
" canda buset. Galak banget " ucap sang lawan.

Ana bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lapangan dimana Jason bermain badminton. Jason menatap Ana dengan alis yang terangkat satu.

" ngapain? " tanya Jason
" ayo sama aku " ajak Ana
" ga " tolak Jason cepat
" lho kok gitu sih? " kesal Ana
" lo kan sakit " sahut Jason
" ngga ih ayo bentar aja " paksa Ana

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang