Hari berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah dua minggu sejak kejadian terror dirumah Jason berlalu. Polisi masih belum memberikan kabar terkait penyelidikkannya. Begitu pun dengan Jason yang diam-diam menyelidiki kasus ini. Karena ia merasa kasus ini mungkin saja ada hubungannya dengan surat yang ia terima.
Selama dua minggu itu pula Jason dan Ana jarang bersama. Ia bersama hanya sekedar berangkat dan pulang kuliah bersama. Terkadang jika jam kuliah mereka memang berbeda, Ana akan menolak untuk diantar.
" lo udah tau kabar terbaru dari kasus teror dirumah Jason An? " tanya Zara
" belum Ra " jawab Ana
" motifnya apa ya kira-kira. Kayak kasus ginian sekarang udah jarang kejadian gitu " timpal Dalvin
" polisi aja belum bisa kasih keputusan. Soalnya Jason bilang dari hasil penyelidikkan sih keluarga Winata itu ga punya masalah sama orang lain " jelas Ana
" nah ini nih, yang bikin makin pusing. Masa iya orang seiseng itu buat lempar batu kerumah orang? " tanya Zara
" huft.. gatau deh. Gue sih berdoa aja semoga keluarga Jason dilindungi, dan masalahnya cepet kelar " ucap AnaDering ponsel Ana membuatnya mengalihkan perhatiannya dari Zara dan Dalvin
" gue ke atas duluan ya " pamit Ana
Ana : halo?
Jason : dimana?
Ana : dirumah. Kenapa?
Jason : gapapa, nanya aja
Ana : oh. Gimana kak? Ada kabar dari polisi?
Jason : belum. Gue udah ga berharap deh sama penyelidikan polisi
Ana : kok gitu?
Jason : buktinya minim banget. Ditambah lagi latar belakang keluarga gue yang ga ada masalah sama orang lain
Ana : ya tapi kita ga boleh nyerah gitu aja
Jason : ya mungkin cuma orang iseng
Ana : isengnya bahaya banget
Jason : ya gitu deh. Oiya, besok gue jemput ya
Ana : oh oke kak
Jason : yaudah istirahat. Night
Ana : night. See ya..Sambungan telepon sudah diputus. Ana merebahkan dirinya dan menatap langit-langit kamarnya.
' ma.. Jason lagi resah.. tapi Ana ga bisa bantu apa-apa. Menurut mama, Ana harus gimana? ' bathin Ana
Keesokan harinya sesuai janji Jason, Ana berangkat kekampus bersamanya.
" nanti pulang tunggu gue " ucap Jason
" tunggu dikelas? " tanya Ana
" di lobby aja deh " ucap JasonLalu mereka berpisah di koridor kampus.
Semenjak kejadian itu, Ana merasa ada yang hilang. Senyum Jason untuknya. Ia bahkan tak pernah melihat Jason tersenyum. Bahkan mereka hanya berbicara seperlunya saja. Ana berusaha memakluminya meski dalam hati ia merasa sedih.
" Ana " panggil Regan
" eh iya kenapa? " kaget Ana
" ngelamun aja lo. Kenapa sih? " tanya Regan
" hm nothing. Gue lagi banyak pikiran aja " jawab Ana
" mikirin apaan? " tanya Regan
" banyak. Apalagi minggu depan UAS kan " jawab Ana
" iya sih. Ya gausah dipikirin kali. Tar juga lewat masanya " sahut Regan ringanWaktu pulang pun tiba. Seperti biasa, Ana akan selalu keluar paling akhir.
Sesampainya dilobby, Ana belum melihat adanya Jason. Ia meraih ponselnya.
Ana : aku udah dilobby
Jason : bentar. Gue lagi ambil mobilSambungan telpon terputus. Ana mengecek ponselnya. Sudah hampir jam tiga sore.
Jason membunyikan klaksonnya, memberi tanda pada Ana bahwa ia sudah siap.
" mau ke rooftop ga? " ajak Jason saat Ana sudah dimobil
" hm.. boleh " angguk Ana
" biar ga kena macet, nungguin senjanya kita ke cafetaria kantor aja ya " ucap Jason
" siap kak " Ana mengangguk.Jason melajukan mobilnya dengan kecepatan normal.
Hening..
Ana dan Jason sama-sama diam. Ana merasa canggung dan bingung untuk berkata apa. Sedangkan Jason, tiap kali ia bersama Ana, perasaannya tidak tenang.
" mau makan apa? " tanya Jason
" aku lagi ga pengin makan. Minum aja deh " jawab Ana
" gue pesenin lemon tea ya " ucap Jason. Ana hanya menganggukJason memperhatikan cafetaria kantor. Mengamati seluruh bagian dengan teliti. Mungkin saja ada mata-mata yang sedang mengikuti Ana dan Jason bukan?
Sepi. Hanya ada Ana, Jason dan beberapa staff disana
" kenapa ga makan? Tadi udah makan dikampus? " tanya Jason
" belum sih. Cuma lagi ga nafsu " jawab Ana
" jaga kesehatan. Kita mau UAS. Lo juga masuk sini karna beasiswa kan? " tanya Jason
" iya kak " jawab Ana
" belajar yang giat. Sayang kalo lo gugur " saran JasonMereka kembali diam. Asik dengan pikiran masing-masing.
" lo liburan nanti mau pulang ke jakarta? " tanya Jason
" mungkin " jawab Ana
" mungkin? " tanya Jason
" iya. Kalo disuruh pulang ya aku pulang. Aku juga gamau habisin liburan aku dijakarta " jelas Ana
" kenapa? " tanya Jason
" gapapa. Aku nyaman disini " jawab Ana
" lo nyaman disini karna ada gue kan " ledek Jason
" ih apa sih " Ana menundukkan kepalanya
" udah ayo naik ke rooftop " Jason meraih tangan AnaAna dan Jason berjalan sambil bergandengan tangan. Tak biasanya Jason begini
" lewat tangga yuk " ajak Jason
" hah? Kita mau ke lantai dua puluh tujuh ya. Kakak gila? " kaget Ana
" udah ayo. Kalo capek lanjut naik lift " ajak Jason
" apa banget ya ampun " Ana pasrah mengikuti langkah Jason
" kalo capek bilang ya " ucap Jason
" kak capek " sahut Ana
" heh baru dilantai dua " Jason menarik hidung Ana
" eh aduh. Beneran capek woy " kesal Ana
" yaudah ayo naik lift " Jason memperhatikan sekitar lagi. Hanya ada staff kantor.Mereka sampai dilantai dua puluh tujuh. Angin sore mulai menyapa lembut tubuh mereka.
" ah kangen banget kesini " ucap Ana
Jason memperhatikan Ana. Ana memejamkan matanya. Menikmati angin yang menerpa wajahnya. Rambutnya yang tertiup angin membuatnya semakin nampak manis.
" Alana " panggil Jason
" iya kak? " Ana masih tetap setia memejamkan matanyaJason meraih tangan Ana. Menariknya lembut agar Ana ada dihadapannya.
Ana sontak membuka matanya dan mendapati Jason yang sedang menatapnya." miss me? " tanya Jason
" of course " jawab AnaJason memeluk Ana. Ana membalas pelukannya
" forgive me " ucap Jason
" aku ngerti kok. Gapapa " sahut AnaJason melepaskan pelukannya. Mengelus pipi Ana.
" maaf akhir-akhir ini gue jarang nemenin lo " ucap Jason
" gapapa kok " Ana tersenyum
" setelah ini, gue bakal berusaha buat selalu temenin lo kayak biasa " ucap Jason
" kalo belum bisa gapapa kok kak, ada hal yang lebih penting lagi dari sekedar kita luangin waktu bareng " sahut Ana
" polisi udah kasih keputusan bahwa keadaan rumah gue udah aman. Dan CCTV jalan udah diperbaiki. Jadi kalo ada masalah lagi, harusnya udah cukup buat bukti " jelas Jason
" terus sekarang keadaan cici gimana? " tanya Ana
" dia udah gapapa kok. Udah ngelakuin aktivitas kayak biasa " ucap Jason" kak " Ana menatap dalam mata Jason
" kenapa? " Jason sedikit gugup. Karma Ana tak pernah begini
" aku kangen senyum kakak. Aku juga kangen bercanda sama kakak " ucap Ana
" maaf Alana " sahut JasonJason kembali memeluk Ana untuk waktu yang lama.
" kita pulang yuk " ajak Jason
" okey " Ana menganggukJason langsung mengantarkan Ana pulang. Tanpa mengajaknya makan malam terlebih dahulu.
Sesampainya dirumah Ana, Jason langsung pamit dan melajukan mobilnya saat Ana sudah masuk ke dalam rumah.
Jason menghela napasnya.
* oke Je, kita lihat apa yang akan terjadi kedepannya setelah lo ajak Alana jalan lagi " Jason mengusap wajahnya. Frustasi.
Holllaaaaa.. selamat malam kaliaannn.. sudah makan kah? Selamat beristirahat yaa..
Terimakasih kepada kalian yang masih setia dengan cerita ini. Vote dan komen kalian semangatku. Eaaaa...
(( mohon maaf jika terjadi ke typoan dan ketidak jelasan dalam crita. Enjoy the story amd see you ))
KAMU SEDANG MEMBACA
Savior ( END )
FanfictionCerita ini dimulai ketika Alana memutuskan untuk berkuliah diluar jakarta dan memulai kehidupan barunya. berharp mampu memperbaiki hidupnya yang kelam semenjak ibunya pergi. fix udah ini cerita ada karna aku kekenyangan ngehalu jadi bubunya Jason 😂