5

5K 391 32
                                    

Keesokan harinya dikampus.

" nah gini dong, dateng pagi kaka ketua. " ucap Val menyapa Jason.
" hm " balas Jason
" jadi Kakak-kakak manis dong lo. Banyak maba yang cangtip-cangtip tao. Siapa tau ada yang nyantol. Ga capek lo ngejomblo mulu? " ledek Val pada Jason.
Namun Jason tak menghiraukannya.

Ini tahun kedua Jason berkuliah disini, dan sampai sekarang belum ada satupun mahasiswi yang mampu menaklukan hati Jason. Sekeras apapun perjuangan cewek-cewek kampus, pada akhirnya akan menyerah. Ntah terbuat dari apa hati Jason. Dingin, cuek, dan apatis.

Saat pembagian kelompok mahasiswa baru, ternyata Ana, Zara dan Dalvin beda kelompok.
" An. Kalo lo gakuat ikut ospek bilang aja. Jangan dipaksain. " perhatian Zara
" iya An. Jangan nyusahin diri sendiri. " timpal Dalvin
Ana hanya mengangguk, lalu mereka berpencar untuk mencari kelompok mereka masing-masing.

Ternyata panitia yang memimpin kelompok Ana adalah Jason, Val dan Rasya.
Saat melihat Val yang selalu berada dekat dengan Jason, Ana berpikir bahwa Val sudah pasti kekasih Jason. Bagaimana tidak? Mereka bagai tak terpisahkan.

" baik semuanya, komando saya ambil alih. Silahkan berbaris dengan rapi, dan saya akan mengabsen kalian satu persatu. Tolong dengarkan baik-baik karena saya tidak akan mengulang. " ucap Jason tegas

Ana memperhatikan Jason yang mulai mengabsen nama para peserta ospek.

" Alana Joseline. " absen Jason
" saya kak " Ana mengangkat tangannya.

Jason memperhatikan Ana dengan seksama, karna Jason curiga bahwa Ana sedang sakit. Bagaimana tidak? Muka pucatnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Bukan karena Jason perhatian. Tapi karna Jason tidak ingin menyusahkan dirinya dengan mengurusi pesertanya yang kalau saja tiba-tiba pingsan.

" kamu, Alana. Sakit? " selidik Jason
" tidak kak " bohong Ana. Karena sejak pagi tadi ia merasa pusing
" kalo sakit keluar barisan aja " cuek Jason

' apa sih ni orang? Gue kira perhatian. Taunya ngusir. ' bathin Ana kesal.

" hei Alana. Nama yang bagus. Regan" ucap pria yang berdiri disamping Ana sambil mengulurkan tangannya.
" oh hai. Panggil Ana aja. " jawab Ana sambil menanggapi uluran tangan Regan.
" eh kok tangan lo dingin banget? Lo sakit? " tanya Regan
" hm ngga kok " jawab Ana
Lalu...
" itu yang dibelakang. Jangan berisik. Jangan mengganggu perhatian yang lain!" Bentak Jason pada Ana dan Regan.

Ana dan Regan yang langsung menjadi pusat perhatian para anggota kelompok pun terdiam. Ana mulai menundukkan kepalanya karena kaget dan malu. Regan yang memperhatikan Ana pun menepuk bahu Ana dua kali. Seolah mengisyaratkan gapapa kali.

Setelah acara pertama telah usai, Ana langsung mencari dua sahabatnya itu. Tetapi tidak dapat menemukannya disekitaran lapangan kampus

" hei An, cari siapa? " tanya Regan
" gue lagi nyari temen gue. Kok ga ada ya? " sahut Ana sambil tengok kanan kiri.
" yaudah kalo gitu lo sama gue aja dulu. Oiya, lo asal mana? Kayaknya lo bukan anak sini deh? " tanya Regan mulai kepo.
" iya. Gue dari jakarta. Lo juga bukan asli sini kan? Gaya bicara lo beda. " jawab Ana
" gue juga asli jakarta kok. Tapi dari SMA gue ikut nenek gue disemarang. " jelas Regan.
" oh.. " Ana menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Setelah basa basi singkat. Mereka memutuskan untuk kekantin.
Saat dikantin Ana melihat Jason yang duduk dimeja pojok bersama dengan para panitia lain.
Selama Ana memperhatikan para panitia yang sedang bercengkrama, hanya Jason lah yang tidak ikut tertawa. Ia hanya duduk dan memperhatikan teman-temannya dan sesekali mengalihkan pandangannya ke sekitar kantin.

Dan tiba-tiba mata Ana dan Jason bertemu. Ana yang kaget langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Namun tidak dengan Jason. Jason masih tetap memperhatikan Ana. Ana yang tau sedang jadi perhatian Jason pun mulai salah tingkah.

" Regan, gue ketoilet dulu. " pamit Ana dan pergi meninggalkan Regan.

Saat berjalan menuju toilet, Ana bertemu dengan Zara.

" Zara! Lo kok ga nungguin gue sih!?" Omel Ana yang kesal
Zara hanya menatap Ana dengan tatapan bingung. Karna tidak biasanya Ana bertingkah seperti ini.
" kenapa lo An? " Zara bingung
" lo tau ga sih, tadi gue dibentak sama panitia gara-gara gue tuh kenalan sama temen satu kelompok gue. Dan lo tau ga siapa yang bentak gue? Jason!!. Ya lord Raa.. dan dia ngeliatin gue waktu dikantin. Sumpah merinding gue. Gila ya. Tu orang serem banget! " jelas Ana
" hah? Beneran? Haha. Gila juga. Kok dia galak banget sih? Eh tapi lo yakin dia liatin lo? " Zara menahan tawanya
" yakin Ra. Makanya gue cabut kesini. " jawab Ana mulai ngegas
" ngapain ya dia liatin lo? Apa jangan-jangan... " ledek Zara
" ah gatau ah Ra. Bete gue. " Ana meninggalkan Zara dan masuk ke toilet

Hari pertama ospek pun sudah berakhir. Ana dan Zara menunggu Dalvin di lobby. Seperti kemarin, Ana dan Zara melihat Jason jalan berdua dengan Val.
Val nampak antusias menceritakan sesuatu, namun Jason hanya diam dan memandang lurus kedepan.

" kayaknya dia berdua taken " ucap Zara tiba-tiba membuat Ana mengikuti arah mata Zara
" ye bodo amat " sahut Ana tidak peduli
" aneh ga sih? Jason cuek banget? Apa jangan-jangan cinta bertepuk sebelah tangan? " tebak Zara
" atau mungkin aja emang Jason kayak batu " sahut Ana seadanya, lalu menarik Zara untuk segera kemobil Dalvin.

" gimana? Udah dapet dedek gemesh belum Jas? " tanya Val kepo
" ga ada yang menarik perhatian gue satupun  " jawab Jason dingin.

Val yang sudah berteman selama satu tahun dengan Jason mulai merasa heran. Setahun berteman dengan Jason, ia tidak pernah melihat Jason merasa tertarik dengan lawan jenisnya dikampus.

" lo tuh suka manusia jenis apa sih? Yang cantik udah ngedeketin, yang manis juga udah. Yang populer, sampe yang kutu buku juga udah " bingung Val
" ya intinya gue emang belum dapet yang pas aja. " jawab Jason
" btw, tadi lo galak banget sama anak yang namanya Alana. Kemarin gue kenalan lho sama dia dan temennya. Tapi kayaknya temannya itu ga satu kelompok deh sama Alana. " jelas Val
" gue udah peringatin buat merhatiin gue, kenapa dia malah ngobrol? " cuek Jason
" ya wajar kali. Namanya maba. Mau kenalan. Kayak gapernah jadi maba aja lo." Ucap Val yang membuat ia teringat dengan bagaimana ia mengenal Jason saat ospek.

-- flashback on --

" hei. Nama kamu siapa? Namaku Valeria Nathalie. Aku bisa diapnggil Val. " ucap Val sambil mengulurkan tangannya pada pria yang berbaris disampingnya. Namun pria itu hanya menatap kearahnya sekilas tanpa menanggapi uluran tangan Val.
" Jason. " jawab Jason singkat.
" oh. Salam kenal ya " ucap Val sambil menurunkan tangannya.
" kamu asal mana? " tanya Val lagi
Belum sempat Jason menjawab, panitia sudah menegur mereka berdua yang dianggap mengganggu konsentrasi peserta ospek lain.
Sejak hari itu, Val selalu berada didekat Jason. Meski Jason hanya berubah sedikit dari awal perkenalan mereka, Val tetap senang berada disekitar Jason.
Meski Jason sangat cuek, Val meyakini bahwa sesungguhnya Jason adalah pria baik. Hanya butuh waktu untuk membuatnya lebih terbuka dan meninggalkan sikap cueknya.

-- flashback off --

" berarti Alana sama temen ngobrolnya tadi satu spesies sama lo, spesies berisik. Spesies pengganggu " sarkas Jason
" apa sih, galak banget lo. " jawab Val mulai kesal
" jangan lupa kabarin Rasya buat dateng lebih awal besok. Gue cabut duluan. Bye " ucap Jason lalu berjalan meninggalkan Val.
" Jason! Kok gue ditinggal sih? Jason!! Gue pulang sama siapa woy!? JASON!!!! " teriak Val namun Jason tetap berlalu.







Gilaaaaaaa... Jason nya dingin banget kayak kulkas dua pintu :(((
Untung ganteng. Untung sayang.. ehhhh

(( typo?? Maapkhan yhaaa ))

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang