39

3.4K 402 89
                                    

Angin sejuk berhembus lembut menyapa Ana dan Jason, entah sudah berapa lama mereka tak singgah ketempat ini. Tempat dimana Jason pertama kali membawa Ana untuk sedikit menghiburnya.
Ana dan Jason duduk dipinggir danau, membiarkan sebagian kakinya terendam air yang jernih. Sesekali Ana mengayunkan kakinya, menciptakan percikan air yang mengudara.

" aku seneng bisa diterima dengan baik dikeluarga kakak " ucap Ana.
" semoga Zara sama Dalvin ga buru-buru balik semarang " sahut Jason
" heh! Kok gitu? " kesal Ana
" ya biar lo bisa tinggal dirumah gue lebih lama " Jason mengacak rambut Ana gemas
" yeee.. modus " Ana terkekeh
" seneng kan lo tinggal dirumah gue? " tanya Jason
" hehe iya. Abis, mama papa kakak baik, sodara-sodara kakak juga baik dan menyenangkan " jelas Ana
" ditambah gue ganteng " ucap Jason.

Pyar...

Ana menyipratkan air ke arah Jason dengan tangannya. Sontak itu membuat Jason kaget dan menatapnya kesal

" hahaha "tawa Ana
" gue bales lo! " ucap Jason penuh dendam

Ana segera bangkit dari duduknya dan berlari menjauhi Jason

" heh " Jason bangkit dah mengejar Ana
" haha aduh.. aduh.. haha ampun " Ana mengaduh sakit ketika kakinya menginjak batu-batuan disekitar sana
" nah kan kena haha " ucap Jason yang berhasil menangkap Ana dari belakang.

Jason masih setia melingkarkan tangannya diperut Ana. Tangkapannya berubah menjadi pelukan.
Jason menahan badan Ana yang berniat berbalik untuk menghadapnya.

" udah gini aja. Enak juga kan peluk dari belakang " ujar Jason

Ana membeku. Suasana ini menggelitik hatinya. Langit dengan warna jingga, angin sejuk yang berhembus, suara air. Dan pelukan Jason.
Jason mengarahkan tubuh Ana agar kembali menatap kearah danau.
Ana berusaha melepaskan dirinya, berniat untuk kembali duduk ditepi danau.

" ga boleh " tahan Jason
" ke..napa? " tanya Ana gugup. Ana benar-benar tak sanggup menahan kegugupannya.
" main air mulu, nanti masuk angin " jelas Jason.

Ana menghembuskan napasnya pelan. Berusaha menetralkan degup jantungnya.

" aku mau nyanyi nih.. hehe " ucap Ana
" nyanyi apa? Emang suara lo bagus? " ledek Jason
" bagus. Kan mau ikut Indonesian Idol " kekeh Ana
" aku sih no " ucap Jason
" ih belum denger woy! " Ana mencubit tangan Jason yang masih melingkar diperutnya
" adadaw. Gausah nyubit woy. Yaudah buruan " suruh Jason
" hehe maaf.. oke.. ekhem.. ekhem.. tes.. tes.. " Ana mengatur napas sejenak

Cause you make the darkness less dark
You make the edges less sharp
You make the winter feel warmer
You make my weakness less weak
You make the bottom less deep
You make the waiting feel shorter
You make my crazy feel normal, every time

Ana menghentikan nyanyiannya saat Jason memutar tubuhnya, lalu meletakkan tangannya di pinggang Ana. Perlahan Jason mendekatkan dahinya ke dahi Ana hingga tak ada lagi jarak yang tersisa diantara mereka

You are the who, love is the what and this is the why

Jason menyambung lirik dan menatap mata Ana dalam.

There are too many problems and no one who cares
There are so many roads and they all need repairs

Ana kembali melanjutkan bait lagu. Dengan keberanian yang tersisa, ia menatap mata Jason yang sedari tadi menatapnya.

This is why I need you

Ana dan Jason menyelesaikan bait tersebut bersama. Kecupan lembut mendarat dibibir Ana. Ana menutup matanya. Rasa gugup berubah menjadi rasa kaget. Bahkan ia bisa merasakan jantungnya berdegup sangat kencang seolah ingin keluar dari rongganya.

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang