14

3.9K 374 22
                                    

Setelah membersihkan badannya, Jason merebahkan badannya dikasur. Melihat-lihat ponselnya. Dan baru menyadari ada tiga panggilan tak terjawab dari Val. Serta beberapa pesan yang baru saja ia baca.

Valeria

Jas, lo dimana?

Jas gue kerumah lo ya?

Jas, gue udah kerumah lo. Tapi mama lo bilang lo belum pulang. Lo kemana?

Kabarin gue kalo lo udah dirumah ya..

Jason hanya membaca pesan dari Val dan tak ada niat juga untuk membalasnya.

Tok.. tok.. suara pintu kamar Jason diketuk dari luar.

" masuk " ucap Jason
" Nyo, tadi Val kesini nyariin kamu " ucap mama Jason
" mama bilang apa? " tanya Jason
" ya mama bilang kalo kamu belum pulang " jawab mama nya
" yaudah biarin aja " ucap Jason
" inget ya Nyo. Mama gamau kamu pacar-pacaran. Kamu harus tetap fokus kuliah. Jaga prestasi kamu. Pertahankan apa yang kamu miliki sekarang " ucap mama Jason mengingatkan
" yes mom " jawab Jason singkat
" prestasi kamu tahun ini harus lebih baik lagi. Mama gamau kalo sampe beasiswa kamu dicabut. Mama bukannya gamau biayain kamu. Tapi mama mau kamu punya pencapaian dan record bagus selama kuliah " jelas mama nya
" iya ma. Aku paham " ucap Jason
" oiya. Kemana kamu tadi? Habis Val pulang, mama telpon Evan sama Bryan nanyain kamu. Tapi mereka berdua gatau " ucap mama nya

Jason setengah kaget dan tegang. Gimana kalo dua saudaranya bilang kalau tadi Jaaon ke showroom sama cewek?

" biasa ma. Pengin main. Ko Evan sam Bryan bilang apa? " tanya Jason memastikan
" ya mereka bilang mereka ga sama kamu. Dan ga liat kamu juga " jawab mamanya

Jason merasa lega. Saudaranya memang sangat bisa diandalkan.

" yaudah. Kamu istirahat. Mama keluar dulu " ucap mamanya lalu menutup pintu kamar Jason

Jason kembali merebahkan badannya. Pikirannya langsung tertuju pada Ana. Ingin rasanya bertanya apa yang membuat Ana sedih. Namun juga ada rasa gengsi untuk bertanya. Pasalnya Jason bukan tipe manusia yang mau tau dan ikut campur urusan orang lain. Ya mungkin lain waktu ia akan mengerti.

Keesokan harinya saat dikampus, Rasya langsung menyeret Val untuk mengikutinya. Rasya membawa Val ke taman kampus yang bila masih pagi tempat itu sepi.

" aduh Sya. Kenapa sih? Gue lagi nungguin Jason " ucap Val karena memang ia sedang berdiri di lobby saat Rasya menariknya untuk ketaman.
" nih liat. Gue ga maksud apa-apa. Cuma gue rasa lo harus lakuin sesuatu " Rasya memberikan ponselnya pada Val.
Val meraih serta melihat apa yang ada dalam ponsel Rasya. Potret Jason dengan Ana. Val hanya terdiam.

" gue liat Jason pergi sama dia kemarin " ucap Val tanpa ekspresi
" gue juga samperin Jason kerumahnya kemarin " lanjutnya
" tapi ternyata kemarin Jason bukan cuma nganterin cewek ini pulang? Jason pergi sama cewek ini? " air mata mulai membasahi pipi Val
" gue tau. Selama ini usaha gue deketin Jason emang ga segila cewek-cewek lain. Tapi kenapa? Kenapa rasanya gue dikalahin sama cewek yang gue ga liat usahanya sama sekali. Bahkan gue ga pernah liat cewek ini berusaha buat deketin Jason "  Val menyudahi kalimatnya.

Rasya yang tau betul perasaan Val terhadap Jason hanya mampu memeluk Val.

" gue rasa lo harus ngobrol sama Jason. Lo harus confess ke dia. Meski mungkin nanti perasaan lo gabisa Jason bales. Seenggaknya lo udah kasih tau apa yang lo rasain ke Jason. Mumgkin sakit. Tapi itu bakal ngurangin beban lo Val. Selama ini lo simpen rasa itu sendiri. Lo bebanin semua rasa dan harap lo dihati lo sendiri. Just say what you wanna say. Mungkin akan ngurangin beban dihati lo " saran Rasya

Pagi ini Ana tidak ada kelas, alias libur. Hari ini ia berniat untuk me time dirumah. Karena Zara dan Dalvin kuliah dari pagi hingga sore nanti.

07.45 WIB

Ìncoming call Jason William...

Ana : halo?
Jason : lo baru bangun? Suara lo parau banget
Ana : hehe iya
Jason : gada kelas lo hari ini?
Ana : ngga kak, libur
Jason : oh okey. Have a nice day
Ana : thank u. And u too

Telepon terputus. Saat Jason menelepon Ana, mobil Jason terparkir tepat disamping rumah Ana. Ia berniat mengajak Ana untuk berangkat bersama pagi ini. Namun nyatanya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya. Jason lanjut melajukan mobilnya menuju kampus.

' tumben ga ada Val di lobby '  bathin Jason

Jason memasuki kelasnya dan melihat Val dengan mata merah dan masih sedikit berair. Jason hanya menaikkan dagunya pada Rasya, memberi isyarat bahwa Jason bertanya ada apa dengan Val? Dan Rasya pun hanya menaikkan bahunya seolah tidak tahu apa-apa.

Usai mata kuliah jam pertama, Val memberanikan diri untuk berbicara pada Jason.

" Jas temenin gue ke rooftop yuk " ajak Val
" ngapain? " tanya Jason
" udah ayok ikut aja " Val berusaha tersenyum. Lalu Jason mengikutinya

Sampailah mereka di rooftop kampus. Angin langsung berhembus menyapa tubuh mereka lembut.

" Jas. Gue perlu bialng ini ke lo " ucap Val lalu menghela napas yang cukup panjang
" oke " jawab Jason yang masih tetap memandang lurus pada pemandangan yang tersedia dari atas kampus.

" gue suka sama lo. Sejak lo jadi temen satu kelas gue.. " ucap Val
Jason hanya terdiam.
" mungkin bukan cuma sekedar suka " Val melanjutkan ucapannya
" gue juga berharap lo bisa bales perasaan gue Jas "
" tapi kayaknya gue udah gapunya harapan lagi "
" lo tau ga? Setiap kali lo cuekkin gue. Lo bersikap dingin ke gue. Itu bikin gue ngerasa sedih. Tapi gue berusaha memahami kalo pembawaan sikap lo emang kayak gini "
" kasih tau gue Jas. Gimana caranya biar lo berubah. Ga dingin sama gue. Ga cuek sama gue. Sekali aja " air mata Val mulai membasahi pipinya
" Jason. Gue gatau siapa yang ada dalam hati lo sekarang. Gue juga gatau apa yang lagi lo rasain sekarang. Tapi lo harus tau. Kalo yang udah jadi bagian dari hati gue selama ini itu lo. "

Jason mengalihkan pandangannya pada Val sekilas. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Karena Jason merasa takut untuk merespon. Ia takut respon yang ia berikan semakin membuat Val terluka. Atau mungkin membuat Val menyalah artikannya, dan memberi harapan kepada Val. Sebenarnya Jason tau apa yang Val rasakan selama ini. Tapi Jason memilih diam. Karena salah bertindak sudah pasti membuat Jason tidak nyaman berada dalam satu kelas bersama Val.

" selama ini gue emang ga pernah berusaha kayak cewek-cewek lain buat dapetin hati lo. Tapi bukan berarti gue ga sungguh-sungguh sama perasaan gue Jas. Gue gamau lo ngerasa risih saat gue bersikap kayak gitu. " Val meneruskan pembicaraan ini

" gapapa kok kalo lo gamau respon gue Jas. Tapi lo harus jawab pertanyan gue " ucap Val menatap Jason. Dan Jason pun menatap Val

" siapa cewek yang kemarin pergi sama lo? Lo suka sama dia?  Jujur. Gue ngerasa kalah dan iri sama dia. Gue iri sama dia yang gue ga liat usahanya buat deketin lo, tapi dia bisa deket sama lo " ucap Val

Jason menghela napasnya.

" dia bukan siapa-siapa gue " jawab Jason jujur
" sorry kalo selama ini sikap gue bikin lo terluka. Tapi gue ga bermaksud. Forgive me, gue gabisa rasain apa yang lo rasa Val. " ucap Jason

" okey, nevermind. Semoga kedepannya gue bisa buat berhenti suka sama lo. Dan tenang aja. Lo jangan canggung sama gue. Karna gue masih jadi temen lo kok " ucap Val sambil memaksakan senyumnya.

Jason masih terdiam

" yaudah ayok turun. Kayaknya bentar lagi dosen masuk kelas " ajak Val. Suara Val yang biasa Jason dengar. Suara ceria seolah barusan tidak terjadi apa-apa.

Val berjalan lebih dulu. Meninggalkan Jason yang masih berdiri ditempatnya. Jason menatap punggung Val dengan perasaan yang ia sendiri tidak tahu perasaan apa ini.

Part sedih-sedihan tanpa Ana guys... gimana gimana? Asik ga? Suka ga?
Maaf ya kalo cerita aku tu slow banget buat deketin Jason sama Ana. Soalnya aku tu mau ini relate sama kehidupan kita gitu lho. Yang kalo deket sama orang tuh ga langsung deket. Kayak ada tahapan pendekatannya gitu lhoo. So enjoy the story ya..

(( typo? Maafkan yhaa ))

Savior ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang